Makna Kemuliaan Manusia dalam Perspektif Islam (3)

(Sumber Gambar: Redaksi Kuliah Al-Islam)


KULIAHALISLAM.COM - Allah SWT dimulai dari alam roh, manusia telah mempunyai komitmen bahwa Allah adalah Tuhannya. Fitrah yang telah ada tersebut tentunya setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk menerima ajaran agama dengan baik, sehingga tugas pembentukan fitrah tersebut menjadi sebuah karakter yang baik tergantung seberapa pengarahan dan bimbingan yang diterimanya melalui pendidikan dan lingkungannya. Karena agama mempunyai peranan penting untuk memuliakan dan meninggikan derajatnya. Adanya satu kesatuan dalam diri manusia itu yaitu jasad dan jiwa maka manusia itu memiliki suatu keinginan untuk beragama sebagaimana fitrah (naluri) yang telah tertanam pada dirinya. Fitrah agama bagi manusia itu adalah suatu naluri dan ketauhidan seseorang yang telah tertanam pada diri seseorang sejak ditiupkan roh oleh Allah swt.

Agama merupakan keyakinan manusia terhadap sesuatu yang bersifat adikodrati ternyata seakan menyertai manusia dalam ruang lingkup yang luas. Elisabeth K. Nottingham. Berpendapat bahwa “Agama adalah gejala yang bersifat universal”, dan agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur kedalaman makna dari keberadaan diri sendiri dan keberadaan alam semesta.

Masalah yang menyangkut sikap keagamaan ini pada umumnya bergantung pada persepsi seseorang mengenai kepercayaan dan keyakinan. Kepercayaan adalah proses berpikir yang dapat membebaskan manusia dari segala unsur-unsur yang terdapat di luar pikirannya. Sedangkan keyakinan adalah proses berfikir manusia yang telah menggunakan kepercayaan ajaran agama sebagai penyempurnaan proses dari pencapaian kebenaran dan keyakinan yang terdapat diluar jangkauan berfikir manusia.3 Seseorang yang masih percaya dengan sesuatu yang mistis akan membuat dirinya sangat yakin dengan suatu benda yang memiliki kekuatan gaib yang sulit untuk dipercayai oleh orang yang memahami ajaran agama Islam.

Makna Agama Islam

Agama Islam adalah satu-satunya agama yang diakui dan di terima oleh Allah Swt. Allah Swt tidak akan menerima agama selainnya, dari siapapun, dimanapun dan sampai kapanpun juga. Sebagaimana Firman Allah Swt dalam QS. Ali-Imran: 19: 3Terjemahnya: "...Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam...".

Agama Islam sebagai ajaran sistem nilai dan moral yang menuntut manusia secara lahir maupun batin menuju kebahagiaan dunia dan akhirat telah tercantum dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah SAW. dengan perantara malaikat Jibril merupakan pedoman utama dalam kehidupan manusia yang kemudian dicerminkan oleh nabi Muhammad SAW. dalam kehidupannya. Ajaran yang terkandung Al-Qur’an mengandung perintah-perintah dan larangan-larangan Allah swt. yang sempurna dan berlaku sepanjang zaman sampai hari kiamat.

Islam mempunyai konsep keseimbangan dalam segala hal. Ia tidak melupakan dunia untuk meraih akherat dan tidak melupakan akherat untuk meraih dunia. Islam memandang kehidupan manusia sebagai unit integral yang mencakup berbagai hal. Islam adalah syari’at individu, keluarga, masyarakat, Negara dan dunia.

Ajaran Agama Islam

Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah agama sering digunakan seperti agama Islam, agama Kristen, umat beragama, toleransi antar umat beragama dan sebagainya. Istilah agama ini tampak menyatu dengan kehidupan masyarakat, bahkan menjadi suatu bentuk ciri khas dan karakter. Hal ini menjadi salah satu identitas kehidupan bagi masyarakat.

Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi oleh manusia. Ikatan ini mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Ikatan itu berasal dari satu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia. Satu kekuatan gaib yang tidak dapat ditanggkap oleh panca indera.

Istilah Islam berasal dari bahasa Arab dengan beberapa bentuk kata jadian dari kata kerja, antara lain aslama, yang berarti menyerahkan diri dengan tulus hati atau mengikhlaskan; kemudian kata salima atau salam dapat berarti selamat, sejahtera, tempat sejahtera, kesejahteraan, keselamatan. Hal ini dapat dilihat dalam firman Allah Swt QS. AlJin [72] ayat 14, sebagai berikut: Terjemahnya: “Dan Sesungguhnya di antara Kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orangorang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, Maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.”

Ayat tersebut diatas menggambarkan bahwa Islam merupakan bentuk penyerahan dan ketulusan akan kepatuhan dan ketaatan kepada Allah Swt. Penyerahan diri adalah suatu bentuk pengakuan diri untuk tunduk dan patuh kepada Allah, dan di dalamnya kamu mendapat ganjaran yang besar, yaitu keselamatan kedamaian dan kesejahteraan. Dengan penyerahan diri yang sesungguhnya akan memberikan kebebasan berkreasi dalam mencari sumber-sumber yang dapat menghantarkan kepada tujuan yang hakiki.

Konsep utama ajaran Islam ialah Aqidah, Ibadah dan Akhlaq ketiga konsep utama ini merupakan kunci pembuka dalam mengamalkan ajaran Islam. Islam di bangun atas dasar aqidah yang baik dan benar, kemudian ibadah menjadi isi ajaran dan akhlaq merupakan penampilan atau aksi dari ajaran Islam.

Iman merupakan potensi rohani yang harus dibuktikan dalam bentuk amal saleh sehingga menghasilkan potensi rohani (iman) yang disebut taqwa. Amal saleh itu menyangkut keserasian dan keselarasan hubungan sesama manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan dirinya yang membentuk kesalehan pribadi; hubungan manusia dengan sesama manusia yang membentuk kesalehan sosial (solidaritas sosial), dan hubungan manusia dengan alam yang membentuk kesalehan terhadap alam.

Kemuliaan Manusia Dalam Islam

Islam mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk Allah yang disiapkan untuk mampu mengemban amanah-Nya, memakmurkan kehidupan di bumi dan diberi kedudukan terhormat sebagai khalifah-Nya di bumi. Kedudukan istimewa manusia di atas bumi berkaitan erat dengan kekuatan pikiran yang diberikan kepadanya untuk menalar dan menganalisa. Terlebih lagi ia menerima pedoman dari Allah melalui misi-misi kerasulan yang menunjukkan jalan yang benar. Manusia selain menjadi khalifah di bumi, pada saat yang sama ia juga sebagai hamba Allah, ia berkuasa di bumi bukan lantaran haknya sendiri, melainkan sebagai wakil Allah yang mengungguli semua makhluk lain, karenanya ia memikul tanggungjawab dihadapan-Nya.

Oleh karena itu kegiatan hidup manusia senantiasa diarahkan supaya mempunyai makna dan bernilai pengabdian (ibadah) kepada-Nya. Untuk bernilai ibadah, manusia dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan hidupnya hendaknya selalu menjunjung tinggi pedoman-pedoman yang diberikan oleh Allah dalam alQuran dan petunjuk-petunjuk pelaksanaannya yang diberikan oleh Rasulullah Saw dalam sunnahnya. Hlm 119,

Hakekat manusia menurut pandangan para filosof adalah sebagai berikut: pertama, manusia sebagai hewan yang berfikir (thinking animal); kedua, bahwa manusia terdapat kesatuan antara ruh dan jasad yang keduanya mesti dipelihara dan di tumbuhkembangkan oleh ilmu melalui pendidikan yang bersumber kepada Alquran dan al-Sunnah. Ia menyebut manusia sebagai makhluk berpotensi ganda pula bahkan multi kebutuhan; dan ketiga, manusia pada asalnya memilki karakter baik, sedangkan perbuatan jahat seperti korupsi itu berasal dari masyarakat atau unsur lain.

Ia lebih lanjut mengatakan bahwa manusia yang baik dengan karakternya karena datang dari pencipta alam semesta, jika disentuh atau bergaul dengan manusia, maka manusia itu menjadi jahat; dan keempat, Para ahli sosiologi berbeda dalam memandang manusia, mereka adalah makhluk yang tidak mampu untuk hidup sendiri. Ia harus mempunyai hubungan interdependensi baik langsung maupun tidak langsung dengan orang lain. Dengan demikian manusia adalah makhluk social.

Manusia dalam al-Quran terdapat 4 lafadz yaitu: pertama, Kata Insan tersebar ditemukan 65 kali dalam Alquran dengan tiga kategori. Pertama, dihubungkan dengan keistimewaan sebagai khalifah atau pemikul amanah. Kedua, insan dihubungkan dengan predisposisi negative diri manusia. Ketiga, insan dihubungkan dengan proses penciptaan manusia. Kedua, Lafadz Al-Basyar disebut dalam al-Quran sebanyak 35 kali. Manusia disebut al-basyar, karena dia cenderung perasa dan emosional sehingga perlu disabarkan dan didamaikan. Manusia sebagai basyar berkaitan dengan unsur material, yang dilambangkan manusia dengan unsur tanah. Ketiga, Lafadz al-Nas yang mengacu pada manusia sebagai makhluk sosial. Inilah manusia yang paling banyak disebut al-Qur'an 240 kali. Dan keempat, Lafadz Bani Adam disebut dalam Alquran sebanyak 7 kali.

Dalam hal ini setidaknya ada tiga aspek yang dikaji, yaitu: Pertama, anjuran untuk berbudaya sesuai dengan ketentuan Allah, di antaranya adalah dengan berpakaian guna menutup auratnya. Kedua, mengingatkan pada keturunan Adam agar jangan terjerumus pada bujuk rayu setan yang mengajak kepada keingkaran. Ketiga, memanfaatkan semua yang ada di alam semesta dalam rangka ibadah dan mentauhidkanNya.

Fitratul Akbar

Penulis adalah Alumni Prodi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال