Jenderal Hoegeng dan Tantangan Revolusi Mental di Indonesia


Penulis : Arief Dwi Prasetyo, Hoegeng Institute

Revolusi mental telah menjadi panggilan penting dalam membangun bangsa Indonesia yang lebih maju dan beradab. Di tengah tantangan ini, kita tidak bisa melupakan peran inspiratif Jenderal Hoegeng Iman Santoso. seorang polisi jujur yang nilai-nilai dan prinsipnya sejalan dengan semangat revolusi mental.

Integritas Sebagai Dasar Revolusi Mental

Pada dasarnya, revolusi mental adalah tentang perubahan pikiran, perilaku, dan budaya menuju nilai-nilai yang lebih baik. Integritas adalah landasan utama dalam proses ini. Jenderal Hoegeng telah membuktikan dengan tindakan bahwa integritas adalah fondasi penting dalam membangun institusi dan masyarakat yang bermartabat. Sikapnya yang tak kenal kompromi terhadap korupsi dan penyelewengan, berbicara langsung kepada semangat revolusi mental.

Jenderal Hoegeng dikenal sebagai sosok yang berprinsip dan berani melawan korupsi ataupun penyelewengan. Ia juga dihormati karena tindakannya dalam menangani kasus-kasus kriminal besar pada masanya. Kasus-kasus yang melibatkan “orang gede” tak gentar ia tangani. Selama masa kepemimpinannya, ia berupaya membangun citra positif polisi dan memperkuat keberadaan institusi kepolisian di Indonesia.

Kehidupan Hoegeng yang sederhana, jujur, mengayomi dan melindungi masyarakat tanpa pandang pamrih ataupun membeda-bedakan status sosial/ekonomi masih sangat terngiang dan dirindukan. Hoegeng sepenuhnya melayani masyarakat bahkan saat beliau memegang jabatan-jabatan tinggi negara, tidak menjadikannya luluh dalam kemewahan dan memanfaatkan jabatanya untuk kepentingan pribadi. 

Jenderal Hoegeng juga menginspirasi melalui kepemimpinannya yang berfokus pada pelayanan masyarakat. Bahkan dengan posisinya sebagai Kapolri saat itu, beliau tidak sungkan untuk turun langsung mengatur lalu lintas jika mendapati kemacetan. Didit anaknya komplain mendapati kabar tersebut, "Jadi wajib kalau di jalan raya terjadi kemacetan. Papimu harus turun membantu. Jangan menunggu petugas polisinya datang. Mengerti kamu?" tutur Hoegeng ditirukan Didit, dalam buku Suhartono 'Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan' terbitan PT Kompas Media Nusantara.

Dalam konteks revolusi mental, pemimpin harus bertindak sebagai teladan yang mengamalkan nilai-nilai positif dan bertanggung jawab terhadap keamanan dan kesejahteraan rakyat. Hoegeng memberikan teladan penting tentang bagaimana seorang pemimpin seharusnya bersikap dan bertindak, menjadikannya inspirasi bagi generasi pemimpin masa kini dan mendatang.

Revolusi mental juga mengajak kita untuk mengatasi berbagai tantangan dengan etika dan moral yang kuat. Dalam perjalanan kariernya, Jenderal Hoegeng menghadapi berbagai situasi sulit dan tekanan, tetapi ia selalu memilih jalur yang benar dan jujur. Sikapnya ini menunjukkan bagaimana etika dan moral yang kokoh dapat membimbing kita melewati kesulitan dan membuat keputusan yang tepat.

"Selesaikan tugas dengan kejujuran, karena kita masih bisa makan nasi dengan garam." - Jend. (Pol) Hoegeng Iman Santoso

Meskipun telah berpulang, warisan Jenderal Hoegeng masih hidup dan relevan dalam perjalanan Indonesia menuju revolusi mental. Nilai-nilai integritas, kepemimpinan yang inspiratif, dan moral yang kuat adalah kontribusi yang berharga dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu, menjaga dan meneruskan warisannya adalah tanggung jawab bersama.

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال