Alqur’an Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan



Penulis: Nizhar Khasyiya Rahman Al-Haris*

Pendahuluan

Alquran dalam ilmu pengetahuan bahasa berasal dari kata qaraa yaqrau quranan berarti “bacaan atau membaca." Umumnya Untuk Alqur'an didefinisikan sebagai sebuah kitab yang berisi kumpulan kalam Tuhan, keajaiban yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, ditulis dalam bahasa Mushafi serta kemurnian selalu terjaga, dan membacanya adalah sedekah pelayanan ibadah Alquran pun demikian pedoman hidup bagi masyarakat dunia kemudian. 

Ilmu pengetahuan adalah upaya sadar sepenuhnya mengeksplorasi, menemukan dan menyerupai pemahaman manusia dari berbagai sisi realitas sifat manusia aspek-aspek ini terbatas menarik kesimpulan tanpa keraguan sains memberi membatasi ruang lingkup regulasi penglihatannya dan kepastian ilmu pengetahuan yang diperoleh dari keterbatasannya.

Ilmu pengetahuan bukan sekadar informasi (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati serta dapat diuji secara sistematis dengan menggunakan metode-metode yang diakui dalam suatu metode ilmu tertentu. Berdasarkan filsafat, ilmu berkembang karena orang berusaha merefleksikan pengetahuannya. Ilmu adalah produk epistemologi. 

Pembahasan tentang hubungan antara Alqur'an dan ilmu pengetahuan tidak dinilai dari banyaknya cabang ilmu yang dikandungnya, tetapi yang lebih penting adalah apakah Alqur'an atau ruh ayat-ayatnya menghalangi atau mendorongnya atas nama ilmu. 

Karena kemajuan ilmu itu diukur tidak hanya oleh kontribusi yang diberikan kepada masyarakat atau serangkaian ide dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga oleh kondisi psikologis dan sosial yang diwujudkan sedemikian rupa sehingga memiliki efek (positif atau negatif) pada perkembangan ilmu pengetahuan.

Pembahasan 

Alquran merupakan sumber primer tamadun Islam serta evolusi pembentukan sains Islam, di sekitar seratus tahun pertama hijrah yang mana mempunyai hubungan erat dengan epistemologi pengajian Islam. Alquran dan Sunnah adalah yang sarat dan padat sebagai sumber rujukan. Ia menganjur serta mendorong umat Islam agar menuntut ilmu, mempelajari, menganalisis dan menggunakan akal semaksimum mungkin untuk manfaatnya (Ziauddin Sardar 1989). 

Alquran juga merupakan sumber intelektual dan spiritual Islam. Ia merupakan asas bukan hanya bagi agama dan pengetahuan spiritual tetapi bagi semua ilmu pengetahuan. Ia merupakan sumber utama inspirasi pandangan muslim tentang kesepaduan sains dan pengetahuan intelektual (Al Attas 1978; Osman Bakar 2008). 

Alquran merupakan kitab yang perlu dipercayai, diyakini dan diimani sepenuhnya sebagaimana yang diturunkan oleh Allah SWT (Mohd. Yusof 2013). Kepentingan Alquran dari sudut sains ialah dalam memberi panduan asas, khususnya dalam konteks kaidah. 

Sewajarnya sains dan Alquran tidak dapat dipisahkan. Walau bagaimanapun Alquran bukannya sebuah buku sains. Ia adalah wahyu Allah SWT (Danial Zainal Abidin 2011; Osman Bakar 2008). Alquran mengajak manusia supaya berpikir, mengkaji dan meneliti setiap ciptaan-Nya (Ahmad Bazli Shafie 2012; Mohd. Shadid 1994; Ramli Awang et al. 2012). Sebagaimana dalam firman-Nya dalam Surah Al Imran, 3:191 yang berikut maksudnya:

(Yaitu) orang-orang yang menyebut dan mengingati Allah SWT semasa mereka berdiri dan duduk dan semasa mereka berbaring mengiring, dan mereka pula memikirkan tentang kejadian langit dan bumi (sambil berkata): Wahai Tuhan kami! Tidaklah Engkau menjadikan benda-benda ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari azab neraka. (Abdullah Basmeih 2001)

Alquran terus mengajak manusia menggunakan akal pikiran dan mata hati. Alquran juga menggesa manusia berpikir, merenung dan mengambil iktibar daripada semua kejadian alam. Renungan yang mendalam akan membawa insan ke arah kesimpulan bahawa alam semesta ini dicipta oleh Allah SWT. 

Orang-orang yang berfikir itu dikenali sebagai Ulul Albab di dalam Alquran merupakan manusia yang berjaya mengambil pengajaran daripada Alquran serta dapat mengambil pengajaran dari alam semesta dan segala penciptaan Allah SWT dengan akal dan hati yang bijaksana (Esa Khalid 2001; Mat Rofa 2006; Mohd Shadid 1994; Shaikh Mohd Saifuddeen 2010; Zaini Ujang 2009). 

Dalam Alquran menggunakan perkataan, “Apakah kamu tidak berpikir”? “Apakah kamu tidak melihat”? “Apakah kamu tidak mendengar”? Sebagaimana dalam firman-Nya dalam Surah Al-Ghasyiyah, 88:17-20 yang berikut maksudnya: 

Mengapa mereka yang kafir masih mengingkari akhirat? Tidakkah mereka memperhatikan keadaan unta, bagaimana ia diciptakan? Dan keadaan langit, bagaimana ia ditinggikan binaannya? Dan keadaan gunung-ganang bagaimana ia ditegakkan? Dan keadaan bumi, bagaimana ia dihamparkan?  (Abdullah Basmeih 2001).

Alqur’an memberikan dalil yang berisi khikmah dan kekuasaanNya bahwa Allah Maha Bijaksana dalam menciptakannya. Segala sesuatu yang diciptakan oleh allah tidak akan sia-sia, bahkan semua itu menjadi bukti dan bukti tanda-tanda kebesaran Allah SWT, bahwa Allah ada dan Allah yang maha menciptakan atas segala sesuatu yang ada di dalam alam semesta ini. Jika kita menelaah ayat-ayat di dalam Alqur’an maka bukti-bukti ciptaan dan hikmah-Nya jelas nyata.

Ia adalah buku induk ilmu pengetahuan, di mana tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan, semuanya telah tercover di dalamnya yang mengatur kehidupan berbagai manusia, baik aspek yang berhubungan dengan Allah (Hablum minAllah); sesama manusia (Hablum minannas); alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu emperis, ilmu agama, umum dan sebgaianya.(QS. Al-An’am: 38). Lebih lanjut Achmad Baiquni mengatakan, “sebenarnya segala ilmu yang diperlukan manusia itu tersedia di dalam Alqur’an.”

Islam merupakan satu-satunya agama di dunia yang sangat berempatik dalam mendorong umatnya untuk menuntut ilmu, bahkan Alqur’an itu sendiri merupakan sumber ilmu dan sumber inspirasi berbagai disiplin ilmu pengetahuan sains dan teknologi. 

Alqur’an mengandung banyak konsep-konsep sains, ilmu pengetahuan dan teknologi serta pujian terhadap orang-orang yang berilmu. Dalam Islam, setiap orang diwajibkan untuk menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi. Hal ini sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah SAW : “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap orang Islam,” (HR. Ibnu Majah).

Dari sini, maka pantaslah kalau di zaman ini banyak ilmuwan (ilmuwan Barat khususnya) yang berusaha mempelajari Alqur’an demi memahami suatu kajian sains. Tapi, sebagai umat Muslim jangan sampai kalah dengan mereka, sehingga peradaban Islam dapat bangkit kembali. 

Ketika peradaban Islam mulai bangkit, maka kemungkinan besar dunia dapat dikuasai oleh Islam, sehingga konsep Islam sebagai agama yang “Rahmatan lil-‘Alamin” (kesejahteraan bagi seluruh dunia) dapat terwujud secara nyata.

Kesimpulan 

Salah satu hal penting sebagai bukti bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yang benar dan cocok dijadikan sebagai pedoman hidup manusia adalah adanya keselarasan antara agama Islam dengan ilmu pengetahuan, sehingga bisa dicapai titik temu antara keduanya. 

Alqur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW merupakan mukjizat paling besar pengaruhnya, isinya selalu relevan dengan kehidupan, serta ilmu-ilmu yang terkandung di dalamnya merupakan anugerah bagi manusia. 

Salah satu kemu’jizatan (keistimewaan) Alqur’an yang paling utama adalah hubungannya dengan sains dan ilmu pengetahuaan, begitu pentingnya sains dan ilmu pengetahuan dalam Alqur’an.

Sebenarnya, bila diamati, antara ajaran Islam dengan pendidikan sains tidak ada pertentangan, bahkan Islam mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu. Penerapan sains Islam akan menciptakan suasana yang menggugah ingatan kita kepada Allah, mendorong perilaku yang sesuai dengan ketentuan syariat, dan mengingatkan nilai-nilai konseptual yang ada dalam Alqur’an. 

Jadi, secara jelas konsep sains Islam akan menghasilkan kesempurnaan pemahaman sains, dan mendatangkan kenikmatan kehidupan duniawi dan ukhrowi, yang tentunya diidam-idamkan oleh semua orang yang beriman. Jika sains dikaitkan dengan fenomena alam, maka dalam Alqur’an lebih dari 750 ayat menjelaskan tentang fenomena alam.

*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال