Pendidikan Al-Quran Pada Generasi Milenial


Oleh: Chamdah Chanina Salwa Shodiq*

Dalam kehidupan seseorang, terdapat dua (2) aspek yang sangat penting, yaitu pendidikan dan generasi muda. Kedua aspek tersebut memiliki keterkaitan yang erat. Pendidikan menjadi prasyarat dalam membentuk generasi mendatang. 

Selanjutnya, tanggung jawab maju atau mundur suatu bangsa dan negara terletak di tangan generasi muda. Dalam konteks ini, Islam beranggapannbahwa menyiapkan generasi muda berkualitas sebagai penerus merupakan suatu tuntutan dannkeharusan.

Menurut Al-Qur’an, akhlak mulia menjadi tiang utama dalam pendidikan Islam. Apabila para pemuda, sebagai generasi penerus masa depan, telah menginternalisasikan karakter-karakter positif dalam diri mereka, mereka memiliki potensi dan peluang besar untuk menjadi pelopor perubahan sosial yang lebih baik (agent of change).

Generasi Muda Perspektif Al-Qur’an

Dalam kaidah bahasa Al-Qur’an, terdapat definisi yang berbeda. Seorang pemuda juga dikenal sebagai “asy-syabab”, merujuk kepada individu yang memiliki sifat dan sikap yang digambarkan dalam beberapa petunjuk pada QS. Al-Kahfi ayat 13. Yang artinya, “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS. Al-Kahfi: 3)

Dalam konteks ayat-ayat yang mengandung term “pemuda” sebagaimana disebutkan diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai profil pemuda menurut perspektif Al-Qur’an, diantaranya sebagai berikut:

a. Memiliki fisik yang bersih dan bermental kuat (tidak mudah terpedaya), sebagaimana terdapat pada sosok Nabi Yusuf.

b. Cerdas dan bertanggung jawab, sebagaimana terdapat pada sosok Nabi Ibrahim.

c. Gigih dan ulet dalam berusaha (tidak mudah menyerah), sebagaimana terdapat pada sosk Nabi Musa dan muridnya.

d. Memiliki integritas dan kreatifitas, sebagaimana ditunjukkan oleh para pegawai Nabi Yusuf.

e. Visioner dan rela berjuang demi mempertahankan idealisme yang diyakininya, sebagaimana ditunjukkan oleh para pemuda Ashabul Kahfi.

Demikianlah gambaran profil pemuda dalam perspektif al-Qur’an.selain itu, jelas bahwa terdapat berbagai profil pemuda lainnya yang menunjukkan seberapa banyak pemuda adalah generasi yang dititipkan harapan besar untuk memberikan perbaikan dalam kehidupan masyarakat.

Metode Pendidikan Dalam Al-Qur’an

Metode pendidikan yang efisien dan efektif yang diterapkan oleh seorang pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan tingkat keberhasilan dalam proses pendidikan. 

Secara prinsip, Al-Qur’an tidak menyebutkan metode pendidikan secara khusus dan rinci. Tetapi para ulama’ pendidikan yang menganalisis, lalu menyimpulkan beberapa metode yang dapat disebut sebagai metode pendidikan dalam al-Qur’an.

Menurut al-Nahlawi (1995; 22), terdapat beberapa metode pendidikan yang secara implisit disebutkan dalam al-Qur’an,yaitu:

a. Metode Hiwar, metode dengan konsep percakapan secara bergantian antara dua pihak atau lebih.

b. Metode Kisah, salah satu caranya ialah dengan menceritakan kisah-kisah Nabi, shahabat, dan orang-orag shalih.

c. Metode Amtsal (perumpamaan), digunakan untuk merangsang makna tersirat di dalamnya dan harus logis agar mudah dipahami.

d. Metode Teladan, dengan menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan.

e. Metode Pembiasaan, untuk membentuk sikap yang akan mempengaruhi kehidupan mereka.

f. Metode Ibrah atau Nasihat, mengambil pelajaran dari peristiwa yang telah terjadi.

g. Metode Targhib dan Tarhib, Targhib merupakan janji yang menggiurkan dengan kesenangan dan kenikmatan, sementara Tarhib adalah ancaman atas dosa yang telah dilakukan, seperti yang dilakukan oleh Nabi Nuh kepada anaknya, Kan’an.

Pendekatan Serta Implementasi Pendidikan Al-Qur’an Pada Generasi Milenial

Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam Pendidikan al-Qur’an untuk generasi milenial di lingkungan non formal. Berbeda dengan pendekatan yang digunakan pada lembaga formal. Berikut beberapa pendekatan tersebut, yakni:

a. Pendekatan Personal

Dalam konteks pendidikan Al-Qur’an kepada remaja atau milenial, diperlukan pemahaman terhadap situasi dan kondisi psikologis individu yang mendasarinya. Pendekatan ini melibatkan pemahaman terhadap faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi mereka, termasuk konteks pendidikan, lingkungan keluarga, lingkungan sosial, serta persoalan-persoalan yang mereka hadapi. Untuk itu, diperlukan kemampuan mendengarkan dan memahami kepribadian pemuda. Penting juga untuk mengetahui harapan dan keinginan mereka serta memberikan saran yang positif.

b. Pendekatan Kelompok

Dalam upaya pendekatan kelompok generasi milenial, kekuatan kelompok ini perlu dimanfaatkan sebagai sarana untuk mempromosikan aktivitas positif seperti pendidikan Al-Qur’an. Mereka cenderung lebih suka berkumpul dengan teman-teman yang memiliki minat dan kecenderungan serupa dalam beraktivitas. Oleh karena itu, pendekatan pada kelompok dengan kenyamanan ini dapat digunakan sebagai cara untuk mengajak mereka belajar bersama tentang Al-Qur’an.

Pendidikan karakter merupakan sebuah kunci utama dalam meningkatkan perbaikan sosialdan kemajuan peradaban suatu bangsa, dengan menyerap integritas nilai-nilai dan kemanusiaan. Pendidikan yang fokus pada karakter bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara pengetahuan dan moralitas agama akan menghasilkan kemajuan ilmu pengetahuan yang terpuji berlandaskan moralitas yang luhur.

Adapun proses dalam penerapan pendidikan karakter antara lain sebagai berikut:

a. Menjadikan Rasulullah saw. sebagai teladan

b. Bimbingan secara bertahap yang diberikan oleh orang tua serta guru

c. Memiliki dorongan motivasi yang kuat

d. Takziyah (pensucian diri) melalui keikhlasan serta keridhoan

Generasi muda akan menjadi generasi yang membanggakan apabila tujuan akhir dari karakter pendidikan adalah membentuk pribadi yang memiliki akhlak mulia sebagaimana akhlak Rasulullah SAW. jika karakter pendidikan yang berorientasi pada akhlak Rasul dapat diemplementasikan, maka demikianlah.

Dengan konsep ini, Al-Qur’an benar-benar milik seluruh alam. Al-Qur’an memberikan petunjuk dalam kehidupan dan merangkum berbagai konsep serta teori tentang alam yang memiliki landasan dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu, penting bagi semua Muslim untuk mempelajari dan memahami Al-Qur’an sebagai dasar dalam mengamalkan ajaran Islam.

*) Mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya

Editor: Adis Setiawan

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال