Kritik Edward Said Terhadap Sarjana Barat


Penulis: Ita Nurfadillah*

Apa itu Orientalisme? Orientalisme mempunyai beberapa pengertian yang secara bahasa berasal dari kata “Oriental” dan “isme”. Oriental itu sendiri mempunyai arti keilmuan, sedangkan isme sendiri mempunyai arti paham. 

Sedangkan menurut istilah orientalisme merupakan sebuah paham yang diciptakan oleh orang barat, bagaimana orang barat memahami orang timur dengan pemahamannya dan mempunyai motif-motif tertentu. 

Atau disebut juga orientalisme merupakan suatu paham atau aliran yang menjadikan timur sebagai objek penelitiannya. Ditambahkan lagi bahwa prinsip orientalis menganut bahwa ketimuran merupakan objek dari interpretasi dalam kajian barat. 

Sesuai dengan perkembangan zaman orientalisme mempunyai beberapa tujuan diantaranya yaitu untuk memperkuat barisan militer. 

Kemudian tujuannya adalah pengetahuan, kemudian ditemukannya dari beberapa rujukan menyatakan bahwa tujuan orientalisme sebagai motivasi awal muncul atau bisa disebut dengan hadir untuk mencari kelemahan Islam (timur) yang digunakan untuk mendiskriminasikan Islam. 

Jadi dalam pandangan barat, jika telah mempelajari dunia ketimuran maka dengan sangat mudah untuk mengkristenkan umat Islam. 

Berangkat dari spekulasi barat terhadap timur, satu hal yang tidak bisa dilakukan oleh timur yaitu menerjemahkan dirinya sendiri. Bukti adanya timur hanya bisa dipercaya melalui proses pemurnian dari karya orientalis. 

Sebelum masuk jauh kepenjelasan kita harus mengetahui terlebih dahulu “siapakah Edward Said itu?”

Jadi beliau adalah seorang yang sangat begitu berjasa terhadap dunia pemikiran pascakolonialisme. Beliau juga merupakan seorang palistinian yang lahir pada tahun 1935. 

Kemudian beliau menghabiskan masa kecilnya di Yerussalem dan Kairo pada masa pendudukan Inggris. Kemudian beliau pindah ke Amerika dan melanjutkan pendidikannya disana sampai akhirnya memperoleh gelar akademik dari Princton dan Harvard University. 

Sejak tahun 1963, beliau mulai aktif mengajar dan juga dianggap sebagai pakar perbandingaan sastra di Columbia University. Nama Edward Said mulai dikenal melalui salah satu karyanya yaitu “Orientalism” sebuah karya yang terbit pada tahun 1978, yang mana hingga saat ini karya tersebut masih terus menerus dibaca. 

Luar biasanya dari buku ini adalah telah diterjemahkan hampir kedalam 30 bahasa di seluruh dunia. Dalam karya buku ini Edward Said menganalisis aspek-aspek budaya yang menjadi batu tumpuan pemikiran orientalis. 

Edward Said mencoba menginterpretasikan ulang suatu konsep sebagai cara pandang dunia Barat terhadap dunia Timur. Jadi Edward said disini seakan mengakhiri penggunaan kata Orientalisme. 

Bahkan orang-orang dan teman-temannya Edward Said sendiri di barat setelah terbitnya buku ini seakan tidak mau lagi disebut sebagai seorang orientalis. Jadi dalam hal ini Edward said mendefinisakan orientalis itu menjadi tiga definisi yaitu : 

Definisi yang bersifat akademik, maksudnya yaitu orientalis merupakan suatu kajian khusus yang mempelajari suatu wilayah tertentu dalam konteks ini adalah wilayah Timur (sarjana, penelitian, karya yang diterbitkan, dan juga perpustakaan). Jadi hal ini merupakan definisi yang begitu erat kaitannya dengan akademik. 

Definisi yang sifatnya politis atau epistemology politis. Jadi orientalis merupakan cara berfikir yang dicirikan oleh oposisi biner. Jadi bisa dijelaskan bahwa ada dua hal yang saling bertentangan dengan cara frontal yaitu timur dan barat. Jadi orang-orang bisa dilihat dari dua sisi itu (Barat dan Timur). 

Dari dua hal ini maka menjustifikasi bahwa ada hal-hal tertentu yang hanya dimiliki oleh Barat. Contohnya orang-orang barat itu lebih rasional, efisien, dan lain sebagainya. Sedangkan orang Timur itu dicirikan sebagai kelompok yang eksotis, tidak efisien, malas, tidak rasional, dan yang lainnya. 

Orientalisme sebagai suatu hubungan ekonomi dan politik. Yang dimaksud disini adalah diawali dari definisi kedua diatas yang mana cara berfikir yang dicirikan oleh oposisi biner tersebut digunakan untuk menundukkan Timur. 

Jadi dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa orang-orang timur itu berfikirnya tidak kritis, tidak rasional, tidak efisien, malas dan lainnya. Maka dari hal inilah mereka memperoleh justifikasi bahwa barat dapat melakukan dominasi atasnya. 

Jadi ini merupakan proyek Edward Said yang disebut dengan proyek kolonialisasi. Dari hal inilah kemudian disebut dengan tujuan mulia yaitu diwilayah tertentu ada mereka (manusia) yang tidak beradab, barat memiliki kewajiban untuk mengajarkan mereka agar menjadi orang-orang yang beradab. 

Bisa disimpulkan bahwa definisi orientalisme ini bisa disebut sebagai suatu hubungan ekonomi dan politik. Edward Said kemudian memperlihatkan dalam bukunya, banyak karya-karya (buku) barat yang menjelaskan sama seperti apa yang dijelaskan oleh Edward Said tersebut mengenai hubungan orientalisme dan imperialisme. 

Bahkan Edward Said juga menulis sebuah buku khusus yaitu dengan judul “Culture and Imperialism”. Di dalam buku ini Edward said menjelaskan bahwasanya ada hubungan antara orientalisme dan imperialism. 

Jadi yang menarik dalam hal ini adalah Edward Said bukan merupakan seorang muslim, beliau merupakan seorang Kristen Palestina dan beliau juga aktif sebagai pegiat hak asasi Palestina, hal ini beliau lakukan bukan atas dasar agama, melainkan atas dasar kemanusiaan. 

*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Prodi Akidah dan Filsafat Islam.

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال