Kulminasi Peran Instruktur di Tengah Matinya Pengaderan IMM

Kulminasi peran instruktur di tengah matinya pengaderan

KULIAHALISLAM.COM - Baru-baru ini Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sukoharjo mengadakan acara Pelantikan Instruktur Dasar di Aula Double Degre Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Pelatihan itu diadakan pada tanggal 17/11/21 sampai 21/11/21. Pengaderan tersebut mengangkat sebuah tema "Kulminasi Peran Instruktur di Tengah Matinya Pengaderan"

Kulminasi merupakan titik puncak atau maksimum sebuah keadaan yang sudah tidak bisa lagi dikesampingkan. Maka Kulminasi Peran Instruktur di Tengah Matinya Pengaderan dapat diartikan sebagai sebuah realitas pengaderan ikatan yang sedang berada diujung tanduk. 

Hal itu berawal sejak pandemi Covid-19 yang telah berlangsung dari tahun lalu. Sehingga mengakibatkan adanya stagnasisasi gerakan dan matinya pengaderan. Kondisi ini masih terus berlangsung hingga hari ini.

Pengaderan di setiap daerah sempat mengalami kemandekan yang lumayan lama. Mulai dari kondisi kader yang kebanyakan berada di kampung halaman, hingga vakumnya kepemimpinan dan minimnya pergerakan Ikatan. 

Kemandekan inovasi pengaderan di era pandemi, hingga minimnya instruktur yang menangani pengaderan dikarenakan beberapa hal, seperti : kondisi instruktur yang sudah lulus kuliah S1, dan tidak aktifnya instruktur karena telah berkeluarga.

Urgensi Pengaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Dari realitas tersebut, dapat kita simpulkan bahwa pengaderan merupakan suatu elemen penting bagi keberlangsungan gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Pengaderan di dalam internal IMM bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kapasitas akademik yang memadai sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman yang berakhlakul karimah dengan proyeksi sikap individual yang mandiri, bertanggungjawab dan memiliki komitmen serta kompetisi perjuangan dakwah amar ma’ruf nahi munkar.

Sebagai sebuah proses organisasi, pengaderan IMM diarahkan pada upaya transformasi ideologis dalam bentuk pembinaan dan pengembangan kader, baik kerangka ideologis maupun teknis manajerial. Dalam tahapan yang lebih praktis, akumulasi proses pengaderan diarahkan dalam rangka transformasi dan regenerasi kepemimpinan IMM di setiap level kepemimpinan.

Pengaderan Rasulullah SAW

Pengaderan ikatan merupakan proses pembelajaran yang dilakukan oleh kader dalam kehidupan baik bersama ikatan ataupun ketika sudah berada di luar struktur ikatan. Sistem pengaderan di IMM haruslah mengedepankan uswah dari para instruktur kepada peserta. 

Semangat amar ma'ruf nahi mungkar menjadi penting sebagai bentuk nasihat-menasihati jika ada sebuh kesalahan. Harapannya dari proses kaderisasi tersebut akan tercipta kader-kader militan yang siap berjuang dengan ikhlas kapanpun dan di manapun. 

Selain itu pengaderan Rasulullah SAW adalah pengaderan yang kontinu, yang dalam istilah agamanya disebut istiqamah. Bukan pengaderan yang prematur apa lagi hanya mengugurkan formalitas.

Maka dari itu sistem pengaderan ikatan secara filosofis merupakan penerjemahan pengaderan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Hal tersebut dapat dilihat dari nama pengaderan, yaitu Darul Arqam. 

Darul Arqam merupakan nama tempat sahabat Nabi Arqam Ibn Abil Arqam. Pengaderan oleh Rasulullah SAW di rumah Arqam ini melahirkan generasi awal Islam seperti Abu Bakar, Ali bin Thalib, Siti Khodijah dan yang lain.

Oleh : Naufal Abdul Afif (Peserta Latihan Instruktur Dasar PC IMM Sukoharjo 2021)

Naufal Afif

Editor Kuliah Al-Islam, Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun Bogor, Ketua Umum IMM UIKA 2018-2020

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال