Siswa Bertanya Jodoh, Ustaz Menjawab dengan Contoh

Guru dan siswa SD Muhammadiyah 03 Cileungsi Kabupaten Bogor

KULIAHALISLAM.COM - Guru memiliki peran yang penting dan strategis dalam membentuk karakteristik serta intelektualitas siswanya. Hal itu harus betul-betul dipahami, sehingga kualitas pendidikan semakin baik dan meningkat setiap harinya.

Dalam perannya mengajar dan mendidik, guru menjadi oase di tengah hausnya dahaga pengetahuan dan wawasan siswa. Siswa penuh harap, sang guru memberikan pencerahan bagi banyaknya pertanyaan yang muncul dibenak mereka. 

Tak jarang, di tengah-tengah pembelajaran, siswa menanyakan hal di luar konteks materi pembelajaran. Maka guru harus mampu mengatasinya dengan jawaban yang tepat, lengkap, dan jelas agar tidak muncul pertanyaan selanjutnya yang semakin meluas.

Pertanyaan yang agak unik saya rasakan kemarin, Rabu 13 Oktober 2021 di tempat saya mengajar SD Muhammadiyah 3 Cileungsi, Kabupaten Bogor. Pada jam pelajaran Al-Islam di kelas 6 putri, saya membahas materi yang diujikan pada Penilaian Tengah Semester (PTS) Ganjil seputar hukum bacaan mim sukun, syirik, munafiq, dan juga beberapa surat dalam Alquran, salah satu siswa bertanya tentang "jodoh".

Awalnya saya kaget dengan pertanyaan "Ustaz, ada gak orang yang gak punya jodoh?".

Saya menanggapi dengan QS. Al-hujurat ayat 13, bahwa setiap manusia diciptakan oleh Allah SWT berpasang-pasangan yaitu dari jenis laki-laki dan perempuan, bersuku-suku, berbangsa-bangsa untuk saling mengenal atau bahasa dalam agama Islam yaitu ta'aruf.

Orang yang tidak berjodoh di dunia bisa jadi karena dia lebih dulu dipanggil oleh Allah SWT (meninggal dunia) sehingga belum sempat dipertemukan dengan jodohnya melalui jalan yang benar dalam Islam yaitu menikah. Jika selama hidupnya sampai akhir hayatnya ia dalam keadaan beriman dan bertakwa, insyaallah kelak disurga Allah siapkan jodoh yang terbaik baginya.

Siswa terdiam sejenak, agaknya mulai masuk penjelasan saya.

Karena saya memahami, bahwa pada usia 10-12 tahun atau pada tingkat 4 sampai 6 SD ini merupakan masa awal pencarian jati diri seorang remaja, akan sangat banyak hal yang ingin mereka ketahui, mereka tanyakan, mereka cari.

Agar tidak terlalu melebar tentang jodoh, lalu saya lanjutkan tentang ta'aruf. Ta'aruf merupakan jalan yang dibenarkan dalam Islam untuk proses menuju pernikahan, bukan dengan pacaran ya..

Caranya ta'aruf gimana?

Ta'aruf artinya saling mengenal antara laki-laki dengan perempuan yang memiliki niat untuk segera menikah, namun harus bersama perantara orang lain yang dianggap lebih dewasa, memahami agama, dan juga sudah menikah. 

Jadi bukan ngobrol dan jalan berdua-duaan sebelum menikah, itu sama saja pacaran, dan termasuk perzinaan. Sedangkan perzinaan termasuk dosa besar.

Sampai poin ini, mereka lumayan masuk dan terbawa dengan pesan yang ingin saya sampaikan.

Lalu ustad, kalau yang bercerai itu apa karena dia tidak berjodoh?.

Wah, pertanyaan mulai melebar nih.

Saya menjawab lebih sederhana saja, bahwa pernikahan merupakan ibadah terlama dalam kehidupan manusia. Menikah bukan hanya 1 hari saat acara pernikahan, tetapi hari-hari selanjutnya setelah acara pernikahan itu yang lebih penting dan harus dijalani bersama-sama antara suami dan istri.

Sedangkan perceraian adalah hal yang dibenci oleh Allah SWT. Jika sudah berumah tangga, jangan sekali-kali berpikiran bahkan berkeinginan untuk mengucapkan dan melakukan perceraian, karena akan berdampak pada banyak hal.

Maka, penting sebelum menikah itu harus siap "mental" berkeluarga atau berumahtangga. Bagaimana kita menerima seseorang dalam hidup kita dari sisi baik dan buruknya. Mencintainya dengan penuh ketulusan dan pengabdian kepada Allah SWT.

"Sudah paham?" Saya tanya siswa yang ada dihadapan saya.

Mereka menjawab, "Pahaam...."

"Alhamdulillah.."

Sebetulnya ada pembahasan lanjutan tentang perceraian, tapi saya sudahi saja tulisan ini. Bisa jadi di lain waktu, ada pertanyaan unik, aneh, menarik lainnya yang akan saya temui. 

Maka, sebagai guru, tetaplah kita berupaya meng-up grade diri, seputar agama, keilmuan sesuai bidang kita, maupun wawasan global, agar kita tidak kebingungan saat ditanya "sesuatu" di luar bidang yang kita pelajari.

Semangat pagi, semoga keberkahan selalu mengiringi kita. Aamiin

Oleh: M. Jatnika Pamungkas, Ketua PDPM Kab. Bogor, Jawa Barat

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال