Menghormati Bhineka Manusia (2)

(Sumber Gambar: Fitratul Akbar)
Oleh: Fitratul Akbar*

KULIAHALISLAM.COM - Negara Indonesia adalah negara yang memiliki latar belakang kebudayaan yang beragam. Keberagaman suku bangsa, agama, ras, dan budaya. Keberagaman ini membawa negara bangsa Indonesia ke dalam dua pilihan, yaitu perpecahan atau persatuan. Sebagai manusia yang berpikir, kita tentu menghendaki ada suatu persatuan. Setiap warga negara Indonesia apa pun latar belakang suku, agama, ras, dan budayanya dapat merasakan keadilan.

Hal inilah yang diimpikan para founding father yaitu tercipta masyarakat yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa kuno yang acapkali diartikan berbeda-beda, tetapi satu jua. Semboyan itu sangat relevan untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang beragam latar belakang suku, agama, ras, dan budaya. Bhinneka Tunggal Ika adalah perwujudan dari kesederajatan suku bangsa dan budaya atau yang lebih dikenal dengan istilah multikulturalisme.

Perbedaan ini jadikanlah sebagai khazanah yang akan membentuk mozaik budaya bangsa. Perbedaan bukanlah hambatan untuk mencapai persatuan dan apabila sudah tercapai persatuan, keadilan bukan hal yang tidak mungkin untuk ditegakkan. Dengan perbedaan yang mementingkan kesederajatan, kehidupan berbangsa dan bernegara akan tercapai suatu harmoni. Tuhan menciptakan kita berbeda- beda supaya saling mengenal dan menghilangkan paham yang mengagungkan golongan sendiri (etnosentrisme).

Kita menghormati sesama manusia karena memang jenisnya sebagai manusia. Bukan karena dirinya, sukunya, golongan dan agamanya. Kita menghormati sesama manusia karena memang manusia diciptakan dengan derajat yang sama dan memiliki hak dan kewajiban yang sama. Karena dengan hak dan kewajiban itulah setiap manusia bebas mencari wawasan ilmu pengetahuan dan menjernihkan akhlak/moral, dapat saling tolong menolong, bahu membahu dan gotong royong dalam berbuat amal kebaikan dan mencegah dalam berbuat kezaliman, kebodohan dan kekerasan antar sesama manusia. Seluruh umat manusia mempunyai kehormatannya sendiri yang tidak dapat dilanggar atau dieksploitasi orang lain, setiap manusia dapat mengatur, menjalani dan menata kehidupan jasmani rohani, sosial dan budaya dalam mengembangkan dirinya sendiri maupun kemajuan dan kesejahteraan masyarakat dan negara tempat manusia itu berkembang hidup.

Dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat, memang berawal dari setiap individu, karena setiap individu/manusia itu  telah diberikan potensi akal fikiran dan hati nurani, Maka dengan kedua potensi itulah setiap manusia-manusia dapat meningkatkan wawasan keilmuan, kejernihan akhlak mulia, mengembangkan kreativitas untuk mendukung kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Juga, dalam menjalani kehidupan dimasyarakat setiap manusia punya hak dan kewajiban yang sama. Karena itu, manusia dengan manusia yang lain tidak boleh menggunakan kebebasan yang melampaui batas atau mengganggu kebebasan orang lain.

Setiap manusia diharuskan memelihara kebaikan dalam bermasyarakat karena, setiap manusia itu adalah penjaga keamanan dan kemajuan masyarakat. Kehidupan ini adalah seperti menaiki perahu dalam lautan yang menuju tanjung harapan/pelabuhan, dan para penumpangnya secara keseluruhan bertanggung jawab terhadap keselamatan perahu itu. Dan tiada boleh siapapun di antara mereka untuk melubangi tempat duduknya di perahu itu atas nama kebebasan perorangan. Dari perumpamaan di atas, dapat diartikan bahwa, setiap manusia mulai dari pemimpin-pemimpin negara dan masyarakat /rakyat itu adalah saling kait berkaitan, dimana seorang pemimpin dan pembantunya menggunakan kekuasaannya untuk menjalankan setiap visi, misi dan programnya untuk membantu mensejahterakan masyarakat. pun masyarakat menjaga keamanan dan keharmonisan negara yang damai. Saling timbal balik, bekerjasama dan bertanggung jawab.

Nilai tolong-menolong, kerjasama dan solidaritas dalam lingkungan masyarakat adalah tiang yang kokoh dan solid untuk memperkuat sendi-sendi sebuah negara. Keluarga dan masyarakat adalah batu dasar atau sendi dasar negara. Jika sendi masyarakat kokoh mengakar kedalam tanah, maka akan menciptakan masyarakat yang kokoh dan menghujam ke angkasa-langit. Dengan perumpamaan seperti itu, artinya bahwa. Sebuah negara dinyatakan bereksistensi atau berada saing dengan negara yang lainnya adalah karena kokohan, kesolidan dan berkualitas moralitas setiap individu dalam masyarakat itu. Dengan kata lain, kemajuan, kejayaan dan kesejahteraan sebuah masyarakat dan negara adalah bergantung pada kualitas akhlak/moralitas yang kompak, dinamis yang terus hidup dalam lingkungan masyarakat dan negara itu sendiri.

*)Penulis adalah Pegiat isu-isu Keislaman dan Kebangsaan. Redaksi Pelaksana Kuliah Al-Islam.

Fitratul Akbar

Penulis adalah Alumni Prodi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال