Perkembangan Filsafat Klasik

Penulis: Eka Bella Reshinta*

KULIAHALISLAM.COM - Filsafat itu muncul pertama kalinya adalah disebuah negeri yang bernama Yunani, semenjak kira-kira abad ke-7 SM. Negeri yang melahirkan begitu banyak ahli filsafat hebat sejak dari era Thales, Sokrates, Plato, Aristoteles. 


Perkembangan filsafat sejak awal kemunculannya pada masa Yunani kuno tersebut hingga zaman kontemporer ini memiliki coraknya sendiri sesuai dengan eranya. Masing-masing era tersebut memiliki karakter tersendiri sesuai dengan pengaruh zamannya. Sehingga ada kekhasan yang dimilikinya sebagai pembeda dengan zaman sebelum dan sesudahnya.

Filsafat bukan hanya sebagai metode untuk berpikir kritis, lebih dari itu filsafat mengantarkan manusia agar dapat membentuk peradaban yang luhur. Dalam perkembangannya filsafat telah mengubah pola pikir manusia dan mitos ke logos, bahkan lebih dari itu filsafat telah merubah manusia dari teologis menuju antropologis. Berpikir filsafat juga menggunakan intuisi indra dan pengalaman hidup yang berkebutuhan dan berkemanusiaan.

Filsafat itu terlahir sesuai dengan corak zamannya dan setiap zamannya memiliki karakter tersendiri. Menurut kontruksi pemikiran Thales dasar pemulaan alam ini adalah air, yang dalam sifatnya yang bergerak merupakan asas kehidupan segala sesuatu. 

Filsafat adalah pikiran manusia yang radikal, yang mengesampingkan pendirian-pendirian dan pendapat ‘yang diterima aja’ dengan memperlihatkan pandangan yang merupakan akar dari lain-lain dari pandangan dan sikap yang praktis. Filsafat merupakan ilmu yang mencari sebab yang sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar persoalannya.

Filsafat berasal dari bahasa Yunani, dari padanan kata filosofia, kata majemuk yang terdiri atas kata filo dan sofia. Filo berarti ‘cinta‘ dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin dan karena ingin itu selalu berusaha mencapai yang diingini itu. Kata sofia artinya kebijaksanaan, yang juga berkonotasi pandai, mengerti secara mendalam. Jadi, ingin mengerti dengan mendalam atau cinta kebijaksanaan.

Berikut beberapa definisi tentang filsafat. Menurut Thomson, filsafat yaitu melihat seluruh masalah tanpa ada batas. Menurut Plato, filsafat adalah pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada, berusaha meraih kebenaran yang murni, penyelidikan tentang sebab-sebab yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada. 

Menurut Aristoteles, filsafat adalah menyelidiki sebab, atas segala benda, mencari prinsip-prinsip dan penyebab dari realitas ada. Menurut Kant, filsafat adalah pokok segala pengetahuan dan pekerjaan. Menurut Al Farabi, filsafat adalah mengetahui semua yang wujud karena ia ujud. 

Menurut Descartes, filsuf Prancis, filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya mengenai Tuhan, alam dan manusia. Menurut Fichte, filsafat adalah sebagai ilmu dari ilmu-ilmu, yaitu ilmu umum yang menjadi dasar segala ilmu.   

Filsafat Ilmu Periode Klasik

Pada zaman Socrates (469-399 SM) ditandai dengan kemunculan kaum sofis yang berarti cendekiawan, atau diartikan dengan orang bayaran. Karena mereka mengajar dengan mengambil upah dan ini merupakan pekerjaan yang hina pada zaman itu.

Tokoh-tokoh filsuf yang terkenal pada masa klasik antara lain:

Socrates, pengetahuan dapat diperoleh dengan melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang beragam corak.

Plato merupakan murid setia Socrates. Titik tolak pemikiran filsafatnya adalah menentukan mana yang paling benar, pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman atau pengetahuan indra yang berubah-ubah atau pengetahuan yang didapatkan dari akan yang tetap.

Dari pemikiran-pemikiran filsuf diatas bisa diambil ciri-ciri filsafat barat zaman klasik antara lain:

  1. Ilmu pengetahuan masih bersifat umum
  2. Kebanyakan masih memikirkan asal usul kehidupan
  3. Masih ada perbedaan pemikiran antara filsuf satu dengan yang lain
  4. Pembagian ilmu pengetahuan masih terbatas

Filsafat Ilmu Periode Pertengahan

Pengaruh tradisi rasional-empirik yang telah dibangun oleh Plato dan kawan-kawannya di Yunani, telah mengubah dunia mitos ke dunia logos. Namun, proses ini tidak bertahan lama, setelah Aristoteles wafat, filsafat Yunani kuno menjadi ajaran praktis, bahkan mistis sebagaimana terlihat dalam ajaran Stoa, Epicuri, dan Plotinus. 

Bersamaan dengan runtuhnya kekuasaan Romawi, mengisyaratkan akan datangnya tahapan baru, yaitu filsafat harus mengabdi kepada agama menjadi semakin nampak. Filsafat Yunani yang sangat sekuler telah dicairkan dari antinominya dengan doktrik Gerejani. 

Filsafat menjadi lebih bercorak teologis, bicara tidak hanya tempat pusat kegiataan keagamaan, tetapi juga menjadi pusat kegiatan intelektual. Sehingga ilmu pengetahuan dihubungkan dengan kitab suci umat Kristiani yang mengakibatkan perkembangan ilmu pengetahuan tidak fleksibel.

Belakangan oleh pengikut agama Muhammad (Islam) menjadi ilham penting, sehingga dalam pengikut ajaran agama terakhir ini, hubungan kitab suci dengan ilmu pengetahuan ditempatkan dalam bentuk psikologi sosial. 

Pengikut Kristus yang fanatik terhadap mitologi menjadi penantang yang sangat kuat terhadap perkembangan rasionalisme yang telah dibangun oleh filsuf awal di Yunani. Satu-satunya perpustakaan Iskandaria dibakar oleh orang-orang yang sangat fanatik terhadap agama mitologis, yaitu kaum Nasrani yang memiliki watak yang tidak ilmiah. 

Seorang wanita bernama Hypatia, harus rela menjadi korban kaum Gerajawan Kristen yang sedang mengkonsolidasikan dirinya di Patikan untuk menolak dan melawan paganism.

Hypatia dibunuh dengan alasan karena menolak lamaran setiap laki-laki bangsawan dan kaum Gerejawan. Hypatia dilatarbelakangi oleh keinginannya untuk mencurahkan segala pikirannya dalam pengembangan ilmu pengetahuan. 

Ia berdiri diatas kuatnya masyarakat yang menolak terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani, hal ini dianggap dan disamakan dengan paganism. Oleh karena itu, setiap orang yang mencari, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dianggap mencari dan mengembangkan paganism. 

Pada suatu perjalanan menuju perpustakaan, Hypatia dicegat oleh segerombolan kaum Gerejawan. Ia diturunkan dari kereta kudanya dan dibunuh, kemudian dikelupasi dagingnya hingga tulang-tulangnya dibakar. 

Semua miliknya dimusnahkan dan karya-karyanya dihancurkan serta namanya dilupakan. Sedangkan uskup agung Iskandaria bernama Cryl yang memerintahkan untuk membunuh Hypatia diberi kehormatan oleh gereja kristen sebagai orang suci.

Sejarah mencatat dimana partistik ini muncul tokoh dan ilmuwan yang konsen terhadap persoalan filsafat meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit. Tokoh filsafat masa pertengahan ini adalah Plitonus (204-269 M) dan Augustine (354-430 M) yang telah berpengaruh cukup signifikan terhadap pemikiran-pemikiran filosofis masyarakan Muslim, khususnya tentang ciri keesaan Tuhan. Pemikiran kedua tokoh ini sangat mempengaruhi terhadap pemikiran filosofis yang dibangun oleh Anslem (1033-2209 M) dan Thomas Aquinas (1225-1274 M)

Referensi

Ahmad Syadali, Mudzakir. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia, 1997.

Hanafi, Ahmad. “Pengantar Filsafat Islam,” 1991.

Juliwansyah, Juliwansyah, dan Ridha Ahida. “Sejarah Filsafat Ilmu pada Periode Klasik dan Pertengahan Sejarah Filsafat Ilmu pada Periode Klasik dan Pertengahan,” 2022.

Sumarna, Prof. Dr. Cecep. Filsafat Ilmu. PT Remaja Rosdakarya Offset. Bandung, 2020.

Zulkarnaini, Zulkarnaini. “Analisis Perkembangan Filsafat Klasik - Modern,” 2017.

*) Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Program Studi Ilmu Hadits, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Editor: Adis Setiawan

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال