Pentingnya Bermoral Untuk Para Remaja

Penulis: M. Akbar Galeh Maulana*

KULIAHALISLAM.COM - Moral itu berasal dari kata latin mos artinya kebiasaan. Moral adalah sikap atau perbuatan yang dimiliki manusia untuk bersikap kepada manusia yang bernilai positif, sehingga sikap bermoral itu sangat penting bagi manusia agar mereka tahu bagaimana berbicara dengan manusia lain itu ada tata caranya supaya mereka tidak sembarangan asal berbicara seperti orang yang tidak berpendidikan.

Macam-macam moral ada beberapa macam sebagai berikut:

  1. Moral Ketuhanan
  2. Moral Ideologi dan Filsafat
  3. Moral Etika dan Kesusilaan
  4. Moral Disiplin dan Hukum

Di atas ini merupakan macam-macam dari moral, tetapi disini yang akan dibahas oleh penulis yaitu tata cara bermoral pada kehidupan sehari-hari. Moral di atas bisa dicapai dengan melakukan atau bermoral dalam kehidupan sehari-hari terlebih dahulu baru setelah bisa melakukan akan bisa melaksanakan moral-moral yang ada di atas tersebut.  

Dewasa ini, krisis moral saat menimpa dunia pendidikan, mulai dari SD, SMP, SMA atau MA seorang siswa sejatinya mentaati sebuah peraturan dan patuh terhadap guru serta menjadi siswa yang berprestasi, namun pada nyatanya jauh dari harapan para guru-guru. 

Tujuan seseorang di sekolahkan setinggi mungkin itu agar mereka mendapat ilmu yang barokah dan bermoral. Oleh karena itu, hargai orang tua yang sudah menyekolahkan kita sampai menjadi sukses agar berbakti kepada mereka dan juga berperilaku atau bermoral. Jadi, kita sebagai anak harus bisa melaksanakan itu semua dan bisa membanggakan mereka.

Akan tetapi moral ini sangat menipis pada kalangan remaja saat ini, akibat perkembangan zaman yang sangat ekstrem atau budaya barat yang juga sangat mengagetkan. Akibat dari itu mereka berperilaku seperti halnya orang barat seperti hedonisme, hedonisme yaitu berperilaku bermewah-mewahan yang dimana itu hanya untuk mengedepankan gengsi semata. 

Sebab perilaku ini mereka seperti orang yang tidak berpendidikan bahkan mereka kalau berbicara dengan orang yang lebih tua atau dengan guru seakan-akan mereka berbicara dengan teman mereka tidak ada tata bahasa yang sopan dan santun.

Lalu siapakah yang disalahkan? Murid-murid atau para gurunya yang disalahkan? Dalam hal ini tidak ada yang bisa disalahkan karena tidak adanya interaksi antara keduanya karena hal itu seorang siswa akan melakukan pelanggaran-pelanggaran yang tidak diinginkan. Peraturan dibuat bukan untuk dilanggar tetapi peraturan dibuat untuk ditaati dan dilaksanakan.

Degradasi moral saat ini mengalami kemunduran atau penurunan arti degradasi moral sendiri ialah kemerosotan budi pekerti atau sifat baik seseorang. Contoh gejala degradasi moral yang memerlukan perhatian khusus agar bisa mengarah yang lebih baik sebaga berikut. 1) Kekerasan, 2) Pencurian, 3) Tindakan curang, 4) Melanggar peraturan, 5) Tawuran antar siswa, 6) Tidak toleran atau memilih-milih teman, 7) Berbicara menggunakan bahasa yang kurang baik, 8) Pergaulan bebas, 9) Penyalahgunaan Narkotika. 

Dari keterangan di atas terdapat aspek yang melatar belakangi maraknya degradasi moral pada remaja saat ini. Terdapat dua penting yang penting dan dua poin ini memang sudah terbukti memang benar adanya dan bisa mempengaruhi degradasi moral yang sangat drastis, yaitu; keluarga/orang tua dan lingkungan (baik di sekolah maupun di luar sekolah). 

Keluarga dinilai sangat mempengaruhi perkembangan moral/sikap seorang anak, karena orang tua atau keluarga itu sebagai sekolah pertama bagi seorang anak. Para orang tua tidak menyadari bahwa peran tersebut sangat penting bagi anak mereka, mereka menganggap pendidikan anak itu hanya di dalam kelas atau sekolah saja dan berpacu pada nilai raport sang anak, ketika nilai raport baik sang anak dipuji tetapi ketika nilai raport buruk sang anak dimarahi bahkan ada yang sampai dibandingkan dengan anak sebayanya, tanpa menanyakan kendala atau pemahaman pada pelajaran yang dirasa anak itu sulit bagi mereka.

Komunikasi dalam hal ini sangatlah dibutuhkan yang kemudian bisa menjalin silaturrahim dan saling memberi juga bisa tukar pendapat antara orang tua dan anak di dalam menyelesaikan masalah, karena dengan cara komunikasi antara orang tua dan anak itu menjadi saling memahami serta kendala anak tersebut dapat tersampaikan kepada orang tua mereka bahwa sang anak kurang bisa memahami pelajaran tertentu, orang tua pun dapat mengetahui juga bahwa anaknya kurang memahami pelajaran tertentu agar sorang tua bisa menambah waktu belajar anak mungkin bisa dengan ikut bimbingan les agar sang anak bisa paham dan menguasai pelajaran tersebut.

Menyimpulkan dari paragraf diatas perhatian orang tua itu memang sangat dibutuhkan agar anak tidak mengalami degradasi moral dan anak dapat mengikuti alur pendidikan dengan baik dan berprestasi serta menumbuhkan moral pada keluarga dan lingkungan sekitar seperti pada hadits dibawah ini mengenai moral/adab dalam kitab shohih bukhari juz 1 halaman 11 nomor 10 sebagai berikut.

 حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي السَّفَرِ، وَإِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ» قَالَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ: وَقَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ، حَدَّثَنَا دَاوُدُ هُوَ ابْنُ أَبِي هِنْدٍ، عَنْ عَامِرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ عَمْرٍو، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ عَبْدُ الأَعْلَى، عَنْ دَاوُدَ، عَنْ عَامِرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: 

Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abu Iyas] berkata, Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abdullah bin Abu As Safar] dan [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Asy Sya'bi] dari [Abdullah bin 'Amru] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda: "Seorang muslim adalah orang yang Kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah " Abu Abdullah berkata; dan [Abu Mu'awiyyah] berkata; Telah menceritakan kepada kami [Daud], dia adalah anak Ibnu Hind, dari ['Amir] berkata; aku mendengar [Abdullah], maksudnya ibnu 'Amru, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Dan berkata [Abdul A'laa] dari [Daud] dari ['Amir] dari [Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam [H.R Bukhari]

*) Mahasiswa UINSA Prodi Ilmu AlQur'an dan Tafsir.

Editor: Adis Setiawan

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال