Memberikan Dukungan Kepada Palestina Berarti Menyelamatkan Umat Manusia

Penulis: Sintia Puji Rahayu*

KULIAHALISLAM.COM - Tujuan penulisan ini adalah untuk menyerukan kepada seluruh elemen umat manusia di muka bumi untuk terus mendukung kemerdekaan Palestina melawan penjajah Zionis Israel yang biadab. Tugas membela Palestina bukan hanya menjadi tanggung jawab umat Islam, namun juga seluruh umat manusia yang cerdas dan manusiawi yang harus memberantas penjajahan di dunia ini. 

Setidaknya hingga tulisan ini dibuat, 15.000 orang telah tewas dalam kekejaman Israel di Gaza, 36.000 lainnya terluka, sekitar 75% di antaranya adalah anak-anak dan wanita, dan 6.000 lainnya dilaporkan hilang. Di sana, nyawa manusia tidak ada nilainya dan warga sipil yang seharusnya dilindungi justru dibom oleh Israel. 

Anak-anak dan perempuan, yang merupakan aset terpenting penduduk dunia, dimusnahkan secara brutal seolah-olah mereka tidak berperikemanusiaan. Orang dewasa, orang lanjut usia, staf medis, dan sukarelawan semuanya dibunuh oleh Israel. Tempat-tempat umum yang menjadi fasilitas bagi penduduk setempat, termasuk rumah sakit, pusat pemerintahan, sekolah, dan universitas, kemudian dihancurkan dengan kejam oleh militer Israel. 

Tapi bukan itu saja Zionis di Israel dengan cerdik membatasi aktivitas seperti pemasok makanan ke warga Palestina. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa tindakan komprehensif yang diambil selama invasi Israel terhadap rakyat Palestina telah menimbulkan berbagai krisis, termasuk krisis pangan, obat-obatan, dan air bersih. Ditemukan setidaknya 33.500 kasus diare telah dilaporkan sejak pertengahan Oktober. Yang lebih menyedihkan lagi, sebagian besar penyakit ini menimpa anak-anak.

Invasi Israel pada periode ini merupakan kejahatan luar biasa. Negara-negara yang berada di bawah mandat PBB harus mengakhiri konflik ini dan melakukan rekonsiliasi atas dasar kemanusiaan. 

Faktanya, negara-negara yang mendukung agresi Israel, termasuk Amerika Serikat yang lebih berkuasa di PBB, justru mendukung Zionis melakukan kekejaman di Palestina. Ini adalah pembelaan terhadap kebrutalan dan barbarisme. Agresi semacam ini tidak pantas dilakukan di zaman modern.

Israel Menganggap Tanah Palestina Adalah Miliknya

Salah satu alasan mengapa Israel sangat ingin memiliki Palestina. Mereka percaya bahwa Palestina adalah tempat di mana Tuhan berjanji untuk tinggal. Jika dicermati, sebenarnya tanah di Palestina adalah milik orang Palestina, dan mereka sebenarnya adalah orang Arab dari suku Kaniya. 

Bukan bangsa Israel atau Yahudi. Padahal Allah memerintahkan kita untuk masuk ke Baitul Maqdis sebagaimana tercantum dalam QS. Al-Baqarah ayat 58. Namun, mereka baru menjadi imigran setelah selamat dari penganiayaan raja firaun. 

Entah kenapa Yahudi dan Bani Israel kadang selalu jadi masalah. Orang-orang Yahudi dibenci jauh sebelum mereka mengambil alih tanah Palestina. Misalnya, pada masa Aldolf Hitler, banyak orang Yahudi dibunuh dalam Holocaust. Peristiwa ini menyebabkan tersebarnya umat Yahudi ke berbagai negara di Eropa. Di setiap negara yang dijajah Yahudi, mereka menciptakan masalah baru. Itu sebabnya dia ingin bersatu dan memiliki negaranya sendiri.

Setelah Perang Dunia I, Inggris dan sekutunya memberinya sebuah negara, dan Palestina pun dipilih. Dan mereka mengandalkan Perjanjian Lama untuk mencari alasan keagamaan atas fakta bahwa Tuhan menjanjikan tanah Palestina kepada orang-orang Yahudi, tanah nenek moyang mereka. 

Quraisy Shihab mengatakan, dalam perjanjian kuno juga disebutkan bahwa Muqaddah akan diberikan kepada keturunan Nabi Ibrahim al-Al-Dril. Oleh karena itu, bangsa Arab juga berhak menduduki tanah suci yaitu Palestina. dengan latar belakang ini, klaim Yahudi hanya didasarkan pada kesenangan, bukan pada perintah Allah SWT. Jika kita melihat sejarah alasan agama di semua buku, maka hal ini akan terbantahkan. 

Tafsir QS. Al-Maidah

Mereka yang memaafkan agresi Israel berarti menormalisasi hilangnya nyawa orang tak berdosa. Hal ini tidak dibenarkan oleh agama, norma sosial, kemanusiaan, atau keadilan apa pun. Akibatnya, kehidupan manusia di muka bumi tidak ada lagi nilainya, pembunuhan menjadi hal yang lumrah, dan diskriminasi dianggap sebagai hal yang lumrah.

Alquran menegaskan dalam QS. Al-Maidah [5]: 32: Ini berarti: “Oleh karena itu Kami tetapkan suatu hukum bagi bani Israel: Barangsiapa membunuh orang lain, bukan karena dia membunuh orang lain atau karena dia mencelakakan orang lain.” Seolah-olah manusia di muka bumi telah membunuh seluruh umat. Seseorang yang menyelamatkan satu nyawa, seolah-olah dia menyelamatkan nyawa semua orang. Faktanya, utusan kami datang kepada mereka dengan informasi yang jelas. Namun kemudian banyak dari mereka melintasi perbatasan bumi.”

Berdasarkan ayat di atas jelaslah bahwa jika seseorang membunuh orang yang tidak bersalah (tanpa alasan yang dapat dibenarkan menurut syariat), maka seolah-olah dia membunuh semua orang. Sebaliknya, siapa pun yang menjaga dan mempertahankan elektabilitas umat manusia di muka bumi, seolah-olah dialah yang menopang kehidupan seluruh umat manusia. Ibnu Katsir dengan gamblang menerangkan dalam tafsirnya bahwa yang ada tidak ada rasa takut bagi yang membunuh, melainkan hidup dengan kehidupan yang lain. Hingga pembunuhan menjadi hal yang lumrah di muka bumi.

Ibn Katsir, menjelaskan bahwa melestarikan umat manusia dengan melarang pembunuhan di muka bumi seolah-olah merevitalisasi umat manusia secara keseluruhan (Tafsir ibn Katsir, Volume 2, halaman 92). 

Sementara itu, Al-Maturidi menjelaskan dalam tafsirnya bahwa mereka yang melegitimasi pembunuhan terhadap orang tanpa alasan yang dapat dibenarkan menurut syariat, seolah-olah mereka membenarkan pembunuhan terhadap semua orang. (Abu Nashr al-Maturidi, Tafsir al-Maturidi, Juz 3, halaman 501). 

Merujuk pada pandangan al-Maturidi, dapat disimpulkan bahwa siapa pun yang mendukung pembunuhan terhadap orang yang tidak bersalah dengan cara membenarkan, melegalkan, menormalisasi, dan memaafkan, itu seperti memaafkan pembunuhan.

Membantu Palestina Sama Dengan Membantu Seluruh Umat 

Di sisi lain, melindungi dan menunjang kehidupan satu umat manusia sama dengan melindungi seluruh manusia di muka bumi. Salah satu dosa terbesar dalam Islam adalah membunuh orang lain yang tidak diperbolehkan oleh hukum. Oleh karena itu, merujuk pada pendapat al-Maturidi dalam konteks agresi Israel, siapapun yang mendukung genosida bersalah atas kejahatan yang sama dengan pelaku genosida. kelompok, individu, negara, organisasi, dll. 

Sebaliknya, siapa pun yang mengkritik tindakan Israel terhadap Palestina, ia akan membantu bahkan mendukungnya dengan doa sehingga ikut serta dalam perlindungan umat manusia di muka bumi. 

Berdasarkan uraian di atas, umat manusia dunia pasti perlu mengetahui dimana letaknya. Yang terpenting, walaupun kami umat Islam Indonesia tidak bisa sepenuhnya mendukung Palestina, namun negara kami setidaknya telah berkontribusi dalam bentuk rumah sakit, bantuan pangan, air bersih, dan lain-lain. 

Andai saja ada lebih banyak makanan sebagai bagian dari bantuan Palestina. Kita perlu mencari badan amal terdekat yang bersedia membantu kita. Kemudian, sebagai bentuk kecaman atas agresi Israel, MUI memutuskan untuk memboikot produk-produk berlabel Israel atau negara pendukungnya, sehingga sedapat mungkin dapat dilakukan. 

Semuanya adalah bentuk kemanusiaan dan kolonialisme di muka bumi ini tidak selaras dengan kemanusiaan dan keadilan sehingga harus dihilangkan. Wallahuaalam.

*) Mahasiswa S-1 Psikologi Islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.

Editor: Adis Setiawan

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال