Refleksi Kini: Gerakan Hamas Dalam Membela Kemerdekaan Negara Palestina

(Sumber Gambar: Redaksi Kuliah Al-Islam)


KULIAHALISLAM.COM - Pergerakan Islam di kawasan Timur Tengah sangat mempengaruhi konstelasi politik, ekonomi, sosial dan budaya di negara-negara kawasan Timur Tengah. Dalam kaitannya dengan kewenangan resmi pemerintahan di daerah-daerah tersebut, keberadaannya seringkali menimbulkan relasi yang kontradiktif.

Perang Enam Hari yang terjadi pada tahun 1967 memberikan dampak yang besar bagi bangsa Palestina, dengan menguasai Tepi Barat Palestina dan Jalur Gaza. Konflik antara Israel dan Palestina merupakan permasalahan pendudukan wilayah tersebut. Permasalahan sebenarnya adalah masalah pendudukan yang dilakukan oleh Israel yang melanggar batas wilayah-wilayah pengungsian masyarakat Israel yang menyebar dari seluruh dunia pada tahun 1936-1939, masyarakat Yahudi mencoba membuat proyek pemukiman ilegal. Kebrutalan yang terus dilakukan Israel berujung pada munculnya perlawanan, yakni dengan melakukan gerakan intifadah.

Gerakan ini nantinya akan melahirkan gerakan perlawanan yang lebih terorganisir yang disebut Hamas. Sebuah gerakan yang lahir dari gerakan intifadah sebagai upaya perlawanan terhadap Zionis Israel.(Gerakan Intifadah dan Kebangkitan Hamas (1987-1993). Oleh: Mahlil Idatul Humairah, Abdul Fadhil. PERIODE: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah 1 (1), 1-14, 2019).

Sejarah Munculnya Gerakan Hamas

Hamas (Charokatu 'l-Muqāwamati 'l-Islāmiyyah) salah satu gerakan politik Islam di Palestina. Lahirnya gerakan Hamas tidak lepas dari gerakan serupa, seperti Ikhwanul Muslimin (IM) yang berpusat di Mesir. Latar belakang terbentuknya Hamas dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan sebagian masyarakat Palestina terhadap perjuangan diplomatis terhadap organisasi perlawanan Palestina.

Sebagai organisasi yang berada di bawah bayang-bayang IM, ideologi Hamas merupakan penjelmaan ideologi IM yang mempunyai keinginan besar untuk berdirinya Negara Islam (ad-Daulatu 'l-Islāmiyyah) Palestina merdeka dan negara kekuasaan yang memperjuangkannya, kebebasan dan kemerdekaan Palestina. Kemerdekaan Palestina saat ini ditentukan oleh gerakan Hamas. Gerakan ini dituntut mampu membangun sinergi antar gerakan lain di Palestina untuk mewujudkan kemerdekaan rakyat Palestina.(GERAKAN PERTAHANAN ISLAM IDEOLOGI HAMAS. Oleh: Muhammad Muzammil BasyuniPusat Studi Timur Tengah (CMES): Jurnal Studi Timur Tengah 8 (1), 101-107).


Hamas dalam Kontestasi Politik


Kemenangan Hamas pada pemilu legislatif tahun 2006 mengejutkan banyak pihak, terutama Amerika Serikat dan Israel. Pemilu legislatif tahun 2006 merupakan pemilu pertama yang diikuti oleh Hamas setelah pemilu sebelumnya Hamas menolak ikut serta karena pemilu Palestina merupakan produk Perjanjian Oslo (1993). Amerika Serikat dan Israel ibarat api janggut menghadapi kemenangan Hamas. Pasalnya, sejak lama Amerika Serikat memasukkan Hamas ke dalam kelompok organisasi teroris, reaksi serupa juga ditunjukkan Israel.


Bahkan setelah Hamas memenangkan pemilu, Perdana Menteri Israel Ehud Olmert menyatakan keengganannya untuk bekerja sama dengan pemerintah Hamas. Situasi menjadi lebih sulit ketika Fatah, saingan politik utama Hamas, menolak bergabung dengan pemerintahan Hamas. Berangkat dari itu semua, semakin banyak konflik yang muncul, termasuk konfrontasi militer langsung dengan Israel yang saat ini sedang terjadi di Jalur Gaza.(Hamas, Ikon Perlawanan Islam Melawan Zionisme Israel. Oleh: Bawono Kumoro. Mizan Pustaka, 2009).


Hamas menjadi gerakan yang menjadi pusat perhatian dunia Internasional kerena sepak terjangnya di Palestina. Di Barat gerakan ini dikenal sebagai gerakan teroris yang menjadi sponsor istishadi (bom bunuh diri). Namun oleh dunia Islam, Hamas dianggap sebagai gerakan heroik melawan penjajahan. Ketika Hamas memutuskan untuk mengikuti Pemilu, dalam lingkup internasional timbul pro-kontra. Pihak Barat khawatir jika Hamas menang, maka proses perundingan damai akan berhenti. Paska pemilu dan Hamas keluar sebagai pemenang mereka menunjukkan reaksi yang keras dengan melakukan boikot. Kesuksesan hamas menimbulkan tanda tanya mengenai latar belakang dan strategi Hamas untuk memenangkan Pemilu Legislatif Palestina 2006.


Hasilnya, strategi Hamas sangat terkait dengan investasi sosial yang telah lama dia tanam di Palestina. Citranya yang bersih dan kadernya yang setia menjadi kunci kemenangannya. Startegi kampanye hanya menjadi alat untuk memobilisasi dukungan dan simpati yang sudah terbentuk cukup lama.


Gerakan pertahanan Islam Palestina (Hamas) didirikan pada tahun 1980-an, Hamas membangun ide politiknya melalui dokumen politik baru dengan visi untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel dengan merubah paradigma konflik ini dari semula sebagai konflik agama menjadi konflik politik. Selain itu, gerakan ini juga memperjuangkan batas-batas negara Palestina yang dibentuk pada tahun 1967 sebagai landasan gerakan. Selain itu, gerakan bersenjata juga tetap menjadi bagian dari perjuangan Hamas.


Dengan demikian, bahwa gerakan Hamas di Palestina telah mampu menemukan alternatif untuk memecahkan konflik di Palestina dan disaat yang bersamaan, menjaga kepentingan nasional Palestina. Artikel ini menyimpulkan bahwa Hamas berkembang sesuai dengan perkembangan nasional dan internasional, meskipun gerakan politiknya hanya diterima oleh dunia internasional secara parsial. Oleh karena itu, Hamas perlu melakukan upaya lebih untuk menyeimbangkan perkembangan politiknya dengan kepentingan Palestina.(Dokumen Hamas baru: Interpretasi analitik tentang perkembangan dan aplikasi. Oleh: Ahmed Al-Madani. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik 30 (4), 406-417, 2017).


Tokoh Pendiri Gerakan Hamas


Syekh Ahmad Yasin selaku pendiri Hamas pada tahun 1987, di antara para pemimpin Hamas, beliau termasuk sosok yang istimewa di antara tokoh-tokoh syuhada Palestina. Syekh Ahmad Yasin semasa menjabat sebagai ketua Hamas mempunyai peran besar dalam pendirian beberapa lembaga, yaitu: lembaga pengumpulan zakat, lembaga rekonsiliasi untuk menyelesaikan perselisihan antar warga, pesantren, lembaga kemasyarakatan dan lain sebagainya.


Hamas berperan dalam masyarakat untuk bersosialisasi, berinteraksi, memobilisasi dan membebaskan masyarakat Palestina dari segala konflik dan pendudukan Israel. Gerakan Syekh Ahmad Yasin sangat berpengaruh dan bermanfaat bagi masyarakat Palestina, karena gerakan tersebut memberikan pelayanan kesehatan, pendidikan dan bimbingan agama kepada warga jalur Gaza, wilayah yang dikuasai Palestina. Jadi dapat disimpulkan bahwa gerakan Syekh Ahmad Yasin dan misi pembebasan Palestina sangat berperan penting dalam masyarakat untuk bersosialisasi dan berinteraksi serta mewujudkan perjuangan mencapai kemerdekaan melalui gerakan Hamas.(Gerakan Syekh Ahmad Yasin dan Misi Pembebasan Palestina. Oleh: Dian Erawati, Fakultas Seni dan Humaniora, 2022).


Berdasarkan tinjauan di atas, bahwa dari segi ideologi, Hamas mempunyai jaringan yang kuat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Sedangkan model dukungan umat Islam Indonesia terhadap krisis Gaza, setidaknya terjadi dalam tiga bentuk: pan-Islamisme, dukungan diplomasi, dan dukungan kemanusiaan.(Respon Umat Islam Indonesia Terhadap Gerakan Islamisme di Timur Tengah: Kasus Hamas dan Konflik Palestina. Oleh: Mulawarman Hannase. Rausyan Fikr: Jurnal Kajian Ushuluddin dan Filsafat 12 (2), 161-180, 2016).


Palestina merupakan wilayah yang identik dengan perlawanan, baik perlawanan bersenjata, perlawanan politik, sosial, budaya, bahkan perlawanan intelektual. Salah satu gerakan Palestina yang dapat dikategorikan sebagai gerakan intelektual adalah Hamas. Hamas merupakan gerakan berbasis Islam yang didirikan oleh Syekh Ahmad Yassin pada tahun 1987.


Peran Hamas Dalam Gerakan Intelektual Perlawanan


Peran Hamas sebagai gerakan intelektual dalam perubahan politik Palestina melalui berbagai cara, seperti perlawanan fisik, senjata, mobilisasi massa, dan menyebarkan dakwah, melaksanakan program pelayanan sosial, budaya, pendidikan, agama, dan medis.


Selain itu, sebagai gerakan intelektual Palestina, Hamas juga berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat internasional terkait gerakannya yang selalu identik dengan jihad. Sebab, sejak peristiwa 11 September, persepsi jihad sulit diterima masyarakat, sehingga Hamas mengganti konsep jihad dengan muqawama, dengan tujuan menciptakan dominasi moral dan politik di wilayah Palestina. Muqawama saat ini menjadi landasan wacana politik Hamas untuk melakukan tindakan strategis baru, yakni melawan wacana Barat terkait terorisme.


Dalam hal ini, Hamas mengadaptasi resonansi mobilisasi muqawama untuk membingkai bentuk-bentuk aksi sipil non-militan. Wacana Hamas menjadi transformasi kontingen. Singkatnya, wacana kerangka utama muqawama tidak bersifat tetap melainkan tunduk pada transformasi dan potensi penggantian. Tindakan represif yang dilakukan Israel dapat dikategorikan sebagai terorisme negara karena beberapa hal, seperti melakukan berbagai serangan fisik yang menimbulkan kematian, penculikan dan penyanderaan masyarakat Palestina, serta pendudukan yang banyak menimbulkan kerusakan.(HAMAS: RESISTENSI INTELEKTUAL DAN POLITIK TERHADAP TERORISME ISRAEL. Oleh: Anna Zakiah Derajat, S Hum. UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA, 2022).


Hegemoni Amerika Serikat di Timur Tengah


Timur Tengah merupakan salah satu kawasan yang memiliki dampak besar dari manifestasi hegemoni Amerika Serikat. Hegemoni Negara adidaya tersebut di kawasan Timur Tengah mulai tumbuh dengan besar sejak tahun 1990an ketika Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara superpower di dunia. Beberapa aktor di Timur Tengah sejatinya telah banyak mencoba melepaskan diri dari hegemoni Amerika, embargo minyak oleh raja Faisal misalnya, namun beberapa usaha yang telah dilakukan sampai saat ini belum dapat dikatakan berhasil. Ditambah lagi, invasi Amerika ke Afganistan dan Irak pasca serangan 11 September 2001 dengan dalih perang melawan terorisme semakin menegaskan hegemoni negara adi daya tersebut.


Hegemoni Amerika juga berdampak pada proses perjuangan Palestina untuk mendapat pengakuan kedaulatan. Saat ini perjuangan Palestina terpecah menjadi dua kubu yaitu Hamas selaku otoritas yang menguasai Jalur Gaza dan Fatah yang mendominasi Palestinian Liberation Organization (PLO) di Tepi Barat. Fatah/PLO lebih menurut pada intervensi AS sedangkan Hamas anti AS dan sekutunya sehingga keduanya memiliki jurang perbedaan yang besar. Perbedaan ini tentu saja menghambat proses perjuangan Palestina untuk mendapat pengakuan internasional.(Pengaruh Hegemoni Amerika Serikat di Timur Tengah Terhadap Proses Rekonsiliasi Hamas dan Fatah1, Oleh: Muhammad Khairil Zaki Al-Asyura).


Intervensi Amerika Serikat pada Konflik Palestina - Israel


Konflik Israel-Palestina telah berlangsung sangat lama, merupakan kelanjutan dari konflik Arab-Israel membuat AS negara penegak demokrasi di seluruh dunia ikut membantu menyelesaikan konflik tersebut. Pada era Obama saat ini, menggunakan proses negosiasi atau pendekatan terhadap Israel-Palestina untuk menyelesaikan konflik.


Namun kenyataannya AS menunjukan sikap inkonsisten terhadap Israel-Palestina. AS yang awalnya meminta Israel untuk menghentikan Pembangunan pemukiman di wilayah Tepi Barat yang merupakan wilayah Palestina, ternyata saat ini mendukung Israel untuk melanjutkan pembangunan tersebut meskipun AS telah mengetahui hal tersebut melanggar hukum internasional. Sedangkan terhadap Palestina, AS yang berjanji akan mengupayakan segala cara untuk membantu Palestina untuk berdamai dengan Israel, ternyata AS menolak permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB. AS memiliki kepentingan terhadap Israel-Palestina yang mempengaruhi inkonsistensi AS terhadap kedua negara.


Kepentingan AS yaitu Politik dan Ekonomi. Dalam bidang Ekonomi terhadap Israel, AS menjual berbagai senjata canggih kepada Israel untuk melawan negara-negara Arab yang memusuhi Israel sedangkan terhadap Palestina,. AS hanya sekedar memberikan bantuan dana untuk pembangunan negara Palestina. Sedangkan kepentingan Politik terhadap Israel, AS mendukung eksistensi Israel dengan membendung gerakan-gerakan radikal (HAMAS) yang menghambat Israel dan AS dalam perluasan kepentingan di Timur Tengah Dan Terhadap Palestina, AS ingin menjatuhkan gerakan radikal yang terkenal di Timur Tengah khususnya Palestina yaitu Hamas, dengan mendekatkan diri dengan gerakan otoritas Palestina yaitu Fatah yang diketuai oleh Mahmoud Abass untuk menjatuhkan gerakan Hamas yang dianggap mengancam bargaining position AS di Timur Tengah. Adanya perbedaan kepentingan terhadap kedua negara, mempengaruhi sikap AS dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina.


Kesimpulan


Konflik Palestina merupakan masalah utama di kawasan Timur Tengah. Konflik ini menimbulkan berbagai gerakan perlawanan rakyat Palestina dalam menentang pendudukan bangsa Israel di tanah airnya, salah satunya adalah HAMAS.


HAMAS adalah hasil metamorfosis dari sebuah gerakan yang telah dilakukan rakyat Palestina yang tergabung dalam Ikhwanul Muslimin pada tahun 1930. HAMAS adalah pelopor perlawanan sipil besar-besaran di seluruh wilayah pendudukan, yang terkenal dengan nama Intifadhah. HAMAS didirikan sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap organisasi-organisasi yang lebih dulu pernah ada.


Dari penelitian ini, dapat kesimpulan bahwa HAMAS didirikan karena penolakan rakyat Palestina terhadap adanya negara Israel di atas wilayah Palestina. HAMAS memiliki keinginan untuk menghancurkan eksistensi negara Israel dan mendirikan sebuah tatanan sosial dan politik Islam di Palestina. Pengaruh gerakan HAMAS menimbulkan reaksi besar bagi rakyat Palestina, Israel, dan luar negeri. Pengaruh ini membawa HAMAS dalam kemenangan pemilu 2006 yang merupakan bukti bahwa mereka memiliki pijakan kuat di tengah masyarakat Palestina.


Referensi


Gerakan Syekh Ahmad Yasin dan Misi Pembebasan Palestina. Oleh: Dian Erawati, Fakultas Seni dan Humaniora, 2022


Gerakan Intifadah dan Kebangkitan Hamas (1987-1993). Oleh: Mahlil Idatul Humairah, Abdul Fadhil. PERIODE: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah 1 (1), 1-14, 2019


GERAKAN PERTAHANAN ISLAM IDEOLOGI HAMAS. Oleh: Muhammad Muzammil Basyuni. Pusat Studi Timur Tengah (CMES): Jurnal Studi Timur Tengah 8 (1), 101-107


Hamas, Ikon Perlawanan Islam Melawan Zionisme Israel. Oleh: Bawono Kumoro. Mizan Pustaka, 2009)


HAMAS: RESISTENSI INTELEKTUAL DAN POLITIK TERHADAP TERORISME ISRAEL. Oleh: Anna Zakiah Derajat, S Hum. UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA, 2022


INKONSISTENSI AS TERHADAP PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA MASA PEMERINTAHAN BARRACK OBAMA. Oleh: SARLOTHA MARSILLA F. UPN" Veteran" Yogyakarta, 2013.


PERAN HAMAS DALAM MELAWAN ZIONIS ISRAEL DAN PENGARUHNYA BAGI RAKYAT PALESTINA, ISRAEL. KEMENTRIAN LUAR NEGERI, REPUBLIK INDONESIA.


Pengaruh Hegemoni Amerika Serikat di Timur Tengah Terhadap Proses Rekonsiliasi Hamas dan Fatah1, Oleh: Muhammad Khairil Zaki Al-Asyura


Respon Umat Islam Indonesia Terhadap Gerakan Islamisme di Timur Tengah: Kasus Hamas dan Konflik Palestina. Oleh: Mulawarman Hannase. Rausyan Fikr: Jurnal Kajian Ushuluddin dan Filsafat 12 (2), 161-180, 2016

STRATEGI HAMAS DALAM KEMENANGAN PEMILU LEGELATIF PALESTINA 2006. Oleh: Ismanto Yuwono. UNIVERSITAS AIRLANGGA, 2007


The New Hamas Document: An analytical reading of its development and application (Dokumen Hamas Baru: Interpretasi Analitik tentang Perkembangan dan Aplikasi). Oleh: Ahmed ALMadani. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik 30 (4), 406-417, 2017

Fitratul Akbar

Penulis adalah Alumni Prodi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال