BRIDA KOTA BIMA Menghidupkan Diskusi Budaya Filosofi "Maja Labo Dahu" Dalam Masyarakat Bima Masa Kini

(Sumber Gambar: Dok, Brida Kota Bima/Facebook)


KULIAHALISLAM.COM - Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kota Bima, menyelenggarakan acara Diskusi Budaya dengan tema, Reaktualisasi Nilai Budaya Bima "Maja Labo Dahu" Dalam Kehidupan Masyarakat Bima. Pada hari Kamis, tanggal 14 September 2023. Mulai jam 08:00 WITA - Selsai. Di Aula Paruga To'i H. M. Nor A. Latif, Perpustakaan Daerah Kota Bima. Acara dilakukan secara gabungan melalui offline bagi peserta undangan dan Zoom Meeting (online) bagi peserta Umum dari kalangan masyarakat.

Adapun yang menjadi narasumber diskusi budaya ini adalah, Dra. Sr. Rufiah, L. Hasan. (Budayawan Bima), Drs. H. Anwar Hasnun (Pemerhati Pendidikan dan Budayawan Bima), dan (candidate) Dr. Dewi Ratna M M, SE, M. Hum. (Budayawan Bima, Kepala Museum Samparaja Kota Bima). Kehadiran Bapak Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE, akan memberikan semangat lebih pada acara ini. Jangan lewatkan kesempatan untuk ikut serta dan berdiskusi tentang pentingnya melestarikan warisan budaya kita. Namun, Bapak Walikota Bima berhalangan hadir karena kunjungan kerja diluar daerah, maka diwakili oleh Asisten 2, Bidang Perekonomian dan Pembangunan Daerah. Setda Kota Bima. Bapak Abdul Gawis.

Berdasarkan susunan acara. Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Quran. Lalu tarian wura bongi monca, oleh Sanggar Seni STKIP Taman siswa Bima. Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bersama peserta hadirin. Sambutan-sambutan sekaligus laporan dari kepala Brida, sambutan dari perwakilan Setda kota Bima, persembahan lagu-lagu daerah Bima. Dan Tarian Gantao. Kemudian, berlanjut dengan acara inti (stadium generale) diskusi budaya oleh setiap narasumber yang hadir.

(Sumber Gambar: Dok Pribadi, Redaksi Kuliah Al-Islam. Terlihat Ketiga Narasumber acara Diskusi Budaya Di Aula Perpustakaan Daerah Kota Bima)

Sambutan pertama, oleh Bapak Kepala Brida Kota Bima. Beliau menyampaikan bahwa, "Budaya adalah identitas kita. Suatu negeri, atau suatu bangsa dinilai dari kualitas budaya nya. Jadi, Bima sebagai suatu entitas budaya di negeri atau bangsa ini, memiliki budaya yang sebetulnya sangat beragam. Karena itu, banyak menyimpan nilai-nilai moral yang bisa kita gali".

Lanjutnya, "Acara diskusi budaya ini. Kami laksanakan sebetulnya berangkat dari idel awal yang disampaikan oleh bapak walikota Bima. Bagaimana kita bisa mengangkat nilai-nilai luhur budaya Bima, yang seiring waktu dengan perkembangan teknologi informasi dan perkembangan zaman ini, membuat nilai-nilai dan budaya Bima mulai kembali meredup. Kita punya tanggung jawab moral bersama untuk menghidupkan kembali, mereaktualisasi, dan memperbaharui nilai-nilai lama budaya Bima, yang semakin lama semakin menghilang. Kalau kita tidak perhatikan dan mereaktualisasikan dalam kehidupan maka nilai dan budaya Bima akan semakin pudar, tidak berkarakter dan tidak beridentitas". 

Uraian lebih lanjut, beliau mengatakan bahwa. "Untuk itulah, kenapa kemudian Brida Kota Bima mengambil tema mengenai "Mereaktualisasi Nilai-nilai filosofi dan budaya Bima 'Maja Labo Dahu' dalam Kehidupan Masyarakat Bima". Sebagai tema dalam diskusi budaya pagi hari ini. Kami berharap, tentu saja dari kegiatan ini nanti sebagian kita bisa mengumpulkan suatu rekomendasi tentang apa saja tahapan-tahapan yang perlu kita lakukan, baik oleh pemerintah daerah, baik oleh pegiat-pegiat budaya, pendidikan dan masyarakat pada umumnya, yang dapat kita lakukan sebagai gerakan bersama untuk menghidupkan kembali nilai-nilai budaya Maja Labo Dahu, mereaktualisasi dan mengimplementasi dalam kehidupan kita sehari-hari. Mudah-mudahan rekomendasi ini akan bermanfaat, dan kami akan buatkan dalam satu tulisan, dan melaporkan hasil rekomendasi kepada pihak walikota Bima". Tutup sembari berharap nya 

"Mudah-mudahan kegiatan ini akan bermanfaat bagi kita semua peserta yang kami udang secara offline adalah sebanyak 100 orang, terdiri dari OPD, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, siswa-siswi dan ada yang hadir secara online melalui media YouTube, Zoom Meeting dan live Facebook. Kami sebagai penyelenggara acara diskusi budaya ini, memohon maaf kepada seluruh peserta dan tamu undangan bila ada kekhilafan dan kekurangan melalui pelayanan selama acara diskusi berjalan pagi sampai selesai ini". Harapnya

Sambutan kedua, oleh bapak Abdul Gawis, Asisten 2 Bidang Perekonomian dan Pembangunan Daerah Setda Kota Bima. Beliau mengatakan bahwa, "Berbicara mengenai nilai-nilai filosofi dan budaya Bima adalah sesuatu yang menurut memori kita sudah tidak asing lagi karena memang nilai filosofi ini adalah hasil dari interaksi budaya masyarakat Bima. Mereaktualisasi artinya, kita ingin mengembalikkan nilai budaya yang tumbuh subur yang ada di Bima ini, karena telah terjadi degradasi nilai pada masyarakat Bima saat ini. Melalui diskusi budaya oleh Brida Kota Bima ini, adalah ingin mencoba mengembalikkan apa yang hilang, apa yang terkikis, dalam hidup dan kehidupan masyarakat Bima. Yang juga sekaligus menjadi motto pemerintah daerah/masyarakat Bima, yang harus dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat di kota Bima ini, yang dilaksanakan oleh OPD-OPD dan masyarakat Bima pada umumnya".

Lanjutnya, "Saya coba membaca referensi bapak/ibu narasumber, dan bapak/ibu panitia penyelenggara Brida Kota Bima. Bahwa Maja Labo Dahu ini tidak sekedar sebuah istilah yang hidup dalam kehidupan sehari-hari, tetapi ini adalah renungan suci, renungan yang amat mendalam dari para pendahulu, orang-orang tua dahulu pada tahun 1813, oleh para sultan-sultan hingga pemimpin-pemimpin Bima. Sehingga oleh para pemimpin-pemimpin dahulu, mencoba mengejawantahkan nilai filosofi Maja Labo Dahu dalam hidup dan kehidupan masyarakat yang ada di Kota Bima, atau kab. Bima, atau yang dikenal sekarang dengan sebutan yang ada di Bima Raya ini. Selanjutnya, sehingga ada harapan, ada keinginan dari para pemimpin-pemimpin dahulu bahwa dalam hidup dan kehidupan selalu mencerminkan nilai-nilai filosofi Maja Labo Dahu dalam setiap tingkah laku, dalam setiap pekerjaan, sehingga tidak tercela. Bahwa dalam hidup ini ada 2, yang mewarnai dan mengubah kondisi masyarakat. Yang pertama, adalah agama, yang kedua itu budaya. Saya coba mengejawantahkan istilah Maja labo Dahu itu. Maja artinya, kita harus memiliki rasa malu, pada diri kita untuk melakukan, untuk berkata, untuk bertingkah laku, sesuatu yang sesuai dengan norma-norma agama dan moral yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga, dengan rasa malu itu, kita menghargai antar satu sama lain dalam masyarakat. Terus Dahu (takut) kepada siapa?yang pertama, Dahu kepada yang tua-tua. Dahu kepada yang senior-senior. Lebih-lebih kita Dahu kepada Allah SWT. Karena, kita hidup di dunia ini bukan hanya sekedar hari ini, tetapi kita akan menuju sesuatu yang dalam rangka tidak ada (kematian, kehidupan akhirat/surga). Oleh karena itu, sungguh tepat dan luar biasa para pemimpin kita, para raja-raja dan sultan terdahulu. Menciptakan suatu nilai budaya atau motto yang sangat begitu berharga, yang begitu bernilai yang harus diaplikasikan dalam hidup dan kehidupan masyarakat sehari-hari". Tegasnya

(Sumber Gambar: Dok, Redaktur Kuliah Al-Islam)

Acara diskusi budaya Mereaktualisasi Nilai-nilai Filosofi Maja Labo Dahu Dalam Kehidupan Masyarakat Bima ini, sangat luar biasa bagus, bermanfaat dan hanya segelintir yang peduli dengan isu-isu diskusi budaya seperti ini. Acara diskusi berjalan baik, khidmat dan penuh interaksi dialogis antara narasumber dan peserta yang hadir, saling memberi apresiasi, pendapat, koreksi dan harapan terkait untuk kebaikan acara diskusi budaya selanjutnya. Acara tidak hanya berbagi ilmu pengetahuan dan informasi terkait topik yang dibahas, tetapi diterap tampilkan nilai falsafah, Senin budaya diatas panggung sebagai wujud dari budaya Bima yang masih terjaga hingga saat ini. Semua pihak penyelenggara dan peserta diskusi budaya, bersepakat untuk membuat rekomendasi berupa artikel tulisan laporan tentang Menghidupkan nilai-nilai Maja Labo Dahu Dalam Kehidupan Masyarakat Bima. Agar bisa ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah dalam bentuk peraturan daerah, kebijakan dan budaya baku sehingga nilai dan budaya luhur tersebut tetap menjadi nilai kompas moral, pedoman dalam aktivitas berpikir berperilaku yang pada akhirnya dapat mewujudkan masyarakat yang baik, sopan santun, beradab, adil makmur dan sejahtera semuanya.

Reporter: Fitratul Akbar 

Fitratul Akbar

Penulis adalah Alumni Prodi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال