Konsep Pendidikan Ibnu Sina Tentang Tujuan Pendidikan, Kurikulum, dan Metode Pembelajaran

Penulis: Ainul Afidah*

Abstrak

Ibnu Sina, atau yang dikenal juga sebagai Avicenna, merupakan tokoh yang memberikan kontribusi besar dalam perkembangan pengetahuan Islam, terutama dalam bidang pendidikan Islam. Pemikiran Ibnu Sina tentang pendidikan yang terstruktur, meliputi tujuan pendidikan, kurikulum dan metode pembelajaran, dianggap sebagai faktor-faktor penting dalam pendidikan. 

Pemikirannya tentang konsep pendidikan Islam terus relevan dan masih dianalisis secara kritis hingga saat ini. Pemikiran ini diharapkan dapat memberikan kontribusi solutif terhadap berbagai masalah pendidikan Islam, termasuk di Indonesia. Dalam jurnal singkat ini, akan dikaji pemikiran pendidikan Ibnu Sina, termasuk tujuan, kurikulum dan metode pembelajaran.

Kata Kunci: Ibnu Sina, Metode Pembelajaran, Kurikulum, Tujuan Pendidikan

Pendahuluan

Di Indonesia, pendidikan terlalu fokus pada temuan, eksperimen, metode, dan alat pembelajaran canggih, sehingga tujuan akhir proses pendidikan sering terabaikan. Mahmud Yunus menyampaikan tiga opsi tujuan pendidikan, yaitu mempermudah pencarian rezeki, memperoleh ilmu pengetahuan, dan mengembangkan perilaku yang baik (Iskandar, 2017). 

Peradaban Islam dalam sejarah telah dikenal di seluruh dunia. Mereka juga melibatkan hasil penyelidikan mereka sendiri dalam ilmu pengetahuan dan filsafat. Salah satu tokoh terkenal adalah Ibnu Sina, yang memiliki banyak keahlian, terutama sebagai seorang filosof dan ahli kedokteran (Rasyid, 2019). 

Pemikiran Ibnu Sina tentang pendidikan Islam terus relevan dan masih dianalisis secara kritis hingga saat ini. Dalam jurnal singkat ini, akan dikaji pemikiran pendidikan Ibnu Sina, termasuk tujuan, kurikulum dan metode pembelajaran.

Biografi Ibnu Sina

Ibnu Sina, juga dikenal sebagai Avicenna, lahir pada bulan Safar 370 H atau Agustus 980 M di Uzbekistan. Ayahnya, Abdullah, pernah menjabat sebagai gubernur di sebuah distrik di Bukhara, Uzbekistan. Ia mendapatkan pendidikan terbaik pada masanya dan menjadi seorang yang sangat berpengaruh (Parlaungan et al., 2021). 

Ibnu Sina terkenal sebagai bapak kedokteran modern karena kontribusinya yang besar terhadap perkembangan ilmu kedokteran. Ia meninggal pada bulan Ramadan tahun 1037 Masehi pada usia 58 tahun di Hamadan, Persia (Parlaungan et al., 2021) (sekarang wilayah Iran).

Tujuan Pendidikan Menurut Ibnu Sina

Menurut Ibnu Sina, tujuan pendidikan mencakup beberapa aspek penting. Pertama, tujuan pendidikan adalah mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki seseorang ke arah yang sempurna (M. I. Rahman & Shofiyah, 2019). 

Kedua, pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan seseorang agar dapat hidup di masyarakat secara bersama-sama (Rohman, 2013). 

Ketiga, tujuan pendidikan menurut Ibnu Sina adalah menciptakan individu yang memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah. (Rohman, 2013). 

Dari tujuan pendidikan menurut Ibnu Sina tersebut, terlihat bahwa pendidikan tidak hanya menekankan pada pengembangan akademik siswa, tetapi juga pada pengembangan moralitas dan keterampilan sosial.

Kurikulum Menurut Ibnu Sina

Menurut kurikulum menurut Ibnu Sina didasarkan pada pandangannya tentang ilmu pengetahuan yang menekankan pengembangan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah. 

Ibnu Sina menekankan bahwa kurikulum harus memperhatikan kemampuan siswa (Rofiq et al., 2022). Serta kemampuan menghafal dan membaca (Rasyid, 2019). Dan pentingnya praktik atas ilmu yang telah dipelajari (Rofiq et al., 2022). 

Dengan demikian, kurikulum ini mendorong penggunaan metode pembelajaran yang aktif dan partisipatif untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih efektif dan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Metode Pembelajaran Menurut Ibnu Sina

Metode pembelajaran menurut Ibnu Sina didasarkan pada pendekatan induktif, di mana proses pembelajaran dimulai dengan pengamatan dan pengalaman konkret siswa sebelum memperkenalkan konsep-konsep yang lebih abstrak. 

Selain itu, Ibnu Sina juga menggunakan beberapa metode pembelajaran lainnya, seperti metode talqin (pengajaran), demonstration (pembuktian), exemplary (contoh), habituation (pembiasaan), assignments (tugas), tarhib (pemberian hukuman), dan targhib (pemberian memotivasi) (F. Rahman & Wahyuningtyas, 2023). Metode pembelajaran ini bertujuan untuk mendukung pengembangan pemahaman, keterampilan, dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. 

Penutup

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Ibnu Sina adalah bahwa ia merupakan seorang tokoh penting dalam sejarah ilmu pengetahuan dan pendidikan. 

Ibnu Sina memiliki kontribusi yang besar dalam pengembangan kedokteran modern serta memiliki pemikiran brilian dalam bidang pendidikan Islam dalam pendidikan, Ibnu Sina mengemukakan tujuan pendidikan yang mencakup pengembangan potensi fisik, intelektual, dan budi pekerti individu. 

Ia juga menekankan pentingnya persiapan siswa untuk hidup di masyarakat dengan mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan potensi dan bakat mereka. Ibnu Sina juga mementingkan pengembangan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, dan empati.

Disamping itu, Ibnu Sina memiliki pandangan yang mendalam juga tentang kurikulum. Ia menekankan bahwa kurikulum harus didasarkan pada pengembangan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah siswa. 

Kurikulum yang disusun juga harus memperhatikan kemampuan siswa dan memungkinkan mereka mengembangkan potensi yang dimiliki. Metode pembelajaran yang aktif dan partisipatif, seperti diskusi dan tanya jawab, serta penggunaan metode magang juga ditekankan oleh Ibnu Sina. 

Maka dari itu, Ibnu Sina merupakan tokoh yang berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan, kedokteran, dan pendidikan. Pemikirannya tentang tujuan pendidikan, kurikulum, dan metode pembelajaran tetap relevan hingga saat ini, dan pengaruhnya dapat dirasakan dalam konteks pendidikan modern.

Daftar Pustaka

  1. Iskandar, E. (2017). MENGENAL SOSOK MAHMUD YUNUS DAN PEMIKIRANNYA TENTANG PENDIDIKAN ISLAM. POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam, 3(1), 29. https://doi.org/10.24014/potensia.v3i1.3492
  2. Parlaungan, P., Daulay, H. P., & Dahlan, Z. (2021). PEMIKIRAN IBNU SINA DALAM BIDANG FILSAFAT. Jurnal Bilqolam Pendidikan Islam, 2(1), 79–93. https://doi.org/10.51672/jbpi.v2i1.51
  3. Rahman, F., & Wahyuningtyas, A. (2023). Konsep dan Tujuan Pendidikan Islam Menurut Ibnu Sina dalam Membangun Karakter Siswa di Era Digitalisasi. 05(02).
  4. Rahman, M. I., & Shofiyah, N. (2019). RELEVANSI PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU SINA PADA PENDIDIKAN MASA KINI. TARBAWY : Indonesian Journal of Islamic Education, 6(2), 142–156. https://doi.org/10.17509/t.v6i2.20640
  5. Rasyid, I. (2019). Konsep Pendidikan Ibnu Sina tentang Tujuan Pendidikan, Kurikulum, Metode Pembelajaran, dan Guru. Ekspose: Jurnal Penelitian Hukum dan Pendidikan, 18(1), 779–790. https://doi.org/10.30863/ekspose.v18i1.368
  6. Rofiq, N., Sutomo, I., & Rodliyatun, M. (2022). Perbandingan Pemikiran Kurikulum Al-Farabi dengan Ibnu Sina dan Relevansinya dengan Pendidikan Masa Kontemporer. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(12), 5765–5774. https://doi.org/10.54371/jiip.v5i12.1274
  7. Rohman, M. (2013). KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT IBN SINA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN MODERN. Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, 8(2), 279–300. https://doi.org/10.21274/epis.2013.8.2.279-300

*) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال