Qasas Alqur’an dalam Lini Kehidupan Zaman Sekarang


Penulis: Nadya Fitri Firdaus*

Alqur’an merupakan wahyu dari Allah ‘Azza wa Jalla yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui perantara malaikat Jibril. Dalam aspek kandungannya, Alqur’an tidak hanya memuat akidah, syari’at dan ibadah saja, melainkan juga memuat kisah-kisah di dalamnya. 

Hal ini terlihat dari jumlah keseluruhan ayat dalam Alqur’an yang berjumlah 6236 ayat, terdapat sekitar 1600 ayat yang berisi kisah atau cerita. Dalam kajian ulumul qur’an, kisah-kisah yang terdapat di dalam Alqur’an disebut dengan istilah Qasas Alqur’an.

Qasas Alqur’an adalah kisah-kisah yang terkandung di dalam Alqur’an. Qasas Alqur’an mutlak berisi kebenaran dan memiliki tujuan-tujuan keagamaan yang mulia. Ditinjau dari segi isi dan kandungannya, qasas Alqur’an dikategorikan menjadi tiga macam. 

Pertama, kisah para nabi dan rasul, yang berisi gambaran proses dakwah para nabi dan rasul kepada umatnya dalam menyebarkan risalah tauhid. Kedua, kisah yang berhubungan dengan umat-umat terdahulu. 

Kisah kategori kedua ini menggambarkan keadaan umat terdahulu yang menentang keras dakwah para nabi dan rasul. Di samping itu, kisah ini juga berisi azab bagi umat yang menentang kebenaran, pahala yang dijanjikan bagi umat yang mau mengikuti dakwah para nabi dan rasulnya, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kisah umat terdahulu. 

Ketiga, kisah yang terjadi pada masa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kisah ini tertulis dalam Alqur’an sebagai jawaban atas persoalan yang terjadi pada masa Rasulullah.

Berdasarkan unsurnya, terdapat tiga aspek yang terkandung dalam qasas Alqur’an. Hal ini meliputi tokoh atau pemeran dalam kisah (al-syahsy), peristiwa (al-haditsah), dan dialog yang terjadi (al-hiwar). Terkait dengan unsur al-syahsy, pemeran/tokoh dalam suatu kisah tidak hanya manusia, tetapi juga malaikat, jin dan bahkan hewan seperti semut dan burung hud-hud. 

Sedangkan dalam unsur al-haditsah merupakan unsur pokok dalam suatu cerita. Unsur al-hiwar berisi dialog yang sedang terjadi selama peristiwa berlangsung. Namun ketiga unsur tersebut saling berkaitan dalam pembahasan qasas Alqur’an.

Dalam kaitannya dengan kehidupan zaman sekarang, qasas Alqur’an dapat dijadikan sebagai ibrah atau pelajaran hidup bagi umat manusia masa kini. Namun, dewasa ini umat zaman sekarang tengah mengalami sebuah problematika besar, yakni maraknya krisis moral. 

Hal ini terjadi karena kurangnya figur yang dapat dijadikan panutan. Berdasarkan realitanya, mayoritas dari mereka mengidolakan para artis atau public figure yang belum tentu memberikan teladan yang baik. 

Problem semacam ini dapat diantisipasi dengan terwujudnya pendidikan moral melalui pemberian edukasi yang disajikan dalam bentuk cerita atau kisah-kisah dalam Alqur’an kepada seluruh kalangan masyarakat.

Dalam konteks penyebarannya, qasas Alqur’an dapat tersampaikan kepada masyarakat melalui jalur pendidikan dan dakwah. Hal ini menuntut pihak yang berkecipung dalam dunia pendidikan untuk turut andil dalam hal ini. 

Sekolah atau madrasah maupun lembaga pendidikan lain perlu memfasilitasi pembelajaran dengan pendidikan keagamaan yang mumpuni. Hal ini dikarenakan pendidikan agama sangat erat kaitannya dengan pendidikan moral. 

Salah satu hal yang perlu difokuskan dalam pendidikan keagamaan ini adalah pembelajaran yang berkaitan dengan Alqur’an, salah satunya dengan penyajian qasas Alqur’an di dalamnya. Setidaknya hal ini dapat memperbaiki karakter serta meminimalisir terjadinya krisis moral di tengah masyarakat saat ini.

Di sisi lain, qasas Alqur’an disebarkan kepada masyarakat melalui jalur dakwah. Salah satu bumbu dakwah yang menjadi daya tarik perhatian audiens adalah dengan tersajinya qasas Alqur’an di dalamnya. 

Dengan terwujudnya dakwah semacam ini, masyarakat dapat mengambil hikmah berupa nilai positif yang dapat diimplementasikan dalam menjalankan kehidupan.

Pada umumnya, qasas Alqur’an disampaikan kepada masyarakat dengan penyajian kisah Alqur’an. Namun, mengingat zaman sekarang teknologi terus berkembang, qasas Alqur’an akan lebih mudah tersampaikan kepada masyarakat melalui media online. 

Berdasarkan konteks ini, para conten creator agaknya turut mengambil peran di dalamnya. Hal ini dapat diaplikasikan dengan pembuatan konten yang berisi kisah umat terdahulu, kisah para rasul, serta kisah-kisah lainnya yang terdapat di dalam Alqur’an melalui situs web, video, atau media online lainnya. 

Dengan demikian, seluruh kalangan masyarakat dapat mengakses konten yang memuat qasas Alqur’an dengan mudah dimanapun dan kapanpun agar umat manusia zaman sekarang dapat mengambil hikmah dari kisah tersebut serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu hikmah yang dapat diambil dari pemahaman mengenai qasas Alqur’an adalah terwujudnya perbaikan moral manusia zaman sekarang. Dengan memahami qasas Alqur’an, manusia zaman sekarang dapat mengambil pembelajaran (ibrah) dari pengalaman umat zaman dahulu. 

Misalnya, umat terdahulu menentang risalah tauhid yang dibawa oleh nabi atau rasul yang datang kepada mereka ternyata mengundang azab dan murka Allah. 

Maka umat manusia zaman sekarang seharusnya merenungi kisah tersebut dengan tidak menentang kebenaran agar azab Allah tidak datang di tengah-tengah mereka. Dengan ini, qasas Alqur’an seolah menggambarkan rambu-rambu kehidupan yang harus dijalani untuk mencapai keselamatan hidup di dunia maupun akhirat. 

*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Editor: Adis Setiawan


Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال