Perspektif Alqur’an Tentang Penyakit Rohani Pada Manusia


Oleh: Arizah Qadriyah*

Diketahui dari Alqur’an bahwa manusia itu memiliki unsur yang terlihat dan tidak terlihat. Bagian yang terlihat adalah jasmani dan yang tidak terlihat adalah rohani. Keduanya terjalin erat menjadi satu dan tidak terpisahkan. 

Tentang jasmani Alqur’an menerangkan dalam salah satu ayatnya yang artinya: "yang telah menciptakan segala sesuatu dengan sebaik baiknya yang memulai penciptaan manusia dari tanah." (QS. As-Sajdah: 7). 

Adapun tentang rohani Alqur’an menjelaskan bahwa rohani itu diciptakan oleh Allah SWT lalu ditiupkan ke dalam jasmani setelah sempurna kejadiannya yang dalam salah satu ayatnya diterangkan artinya: "Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagimu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur." (QS. As-Sajdah: 9). 

Adapun tentang ruh Allah juga menjelaskan dalam Alqur’an surah Al-Isra ayat 85, yang artinya “Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.”

Diketahui pula bahwa kondisi manusia tidak tetap. Kadang dalam kondisi sehat, kadang pula dalam kondisi sakit. Hal ini berlaku baik pada jasmani atau rohani. Sikap manusia terhadap jasmani dan rohani jika sakit memiliki perbedaan. Untuk jasmani manusia telah mengerahkan segala daya untuk menanggulanginya. 

Berbeda halnya dengan penyakit rohani yang perhatiannya tidak sebagaimana gangguan jasmani. Bahkan manusia cenderung untuk mengabaikan dan tidak menganggapnya sebagai suatu ancaman yang perlu ditanggulangi dan dicarikan solusinya. 

Diantara unsur rohani manusia adalah akal yaitu pertama, akal yang terdiri dari akal fisik ada di otak dan akal rasa ada di hati. Kedua, nafsu yaitu ammarah, lawwamah, dan mutmainnah, dan ketiga yaitu fitrah yang terpenting adalah fitrah beragama. 

Selain itu pada manusia juga dijumpai sifat-sifat yang baik dan sifat-sifat yang buruk. Maka menjadi suatu kajian yang cukup menarik untuk mengetahui penyakit rohani pada manusia sebagaimana hal itu juga menimpa jasmaninya.

Pengertian penyakit hati dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Sifat buruk dan merusak diri manusia yang mengganggu kebahagiaan.
  2. Sikap mental yang buruk, merusak dan merintangi pribadi memperoleh keridhan Allah SWT.
  3. Sifat dan sikap dalam hati yang tidak diridhai Allah SWT yang mendorong pribadi melakukan perbuatan buruk dan merusak. Imam Al Ghazali menyatakan bahwa perbuatan yang buruk adalah penyakit hati dan penyakit jiwa, penyakit yang menghilangkan hidup abadi. 

Penyakit rohani disebabkan karena faktor antara lain:

1. Nafsu. Karena nafsu itu menumbuhkan sifat dan sikap buruk dalam ruhani manusia serta mendorong untuk berbuat jahat. Alqur’an menjelaskan yang artinya: 

"Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang."(QS. Yusuf: 53). 

Bahkan karena nafsu pula segala sesuatu bisa menjadi rusak. Alqur’an menjelaskan yang artinya: "Dan seandainya kebenaran itu menuruti keinginan mereka, pasti binasalah langit dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya. Bahkan Kami telah memberikan peringatan kepada mereka, tetapi mereka berpaling dari peringatan itu." (QS. Al-Mukminun: 71).

2. Setan. Karena setan ini mendorong manusia berbuat buruk dan menghiasi perbuatan buruk tersebut. Setan telah bersumpah kepada Allah SWT untuk melakukan hal tersebut pada manusia Alqur’an menjelaskan yang artinya: 

"Berkatalah Iblis (setan) Ya Tuhanku lantaran Engkau telah menyesatkan akum maka aku akan menghiaskan kejahatan kepada mereka (manusia) di dunia dan akan menyesatkan mereka semuanya." (QS. Al-Hijr: 39). 

Bahkan setan berkeinginan agar manusia mengerjakan perbuatan keji dan mungkar. Alqur’an menjelaskan yang artinya;

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya dia (setan) menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS. An-Nur: 21).

3. Rohani tidak beri asupan. Menurut fitrahnya, tumbuhan dan hewan serta manusia membutuhkan asupan makanan. Adapun ruhani manusia karena diciptkan secara khusus dari Allah SWT, maka asupan makannya juga khusus. 

Alqur’an telah menjelaskan bahwa makanan ruhani adalah mauizhah hasanah sebagaimana dijelaskan yang artinya: 

"Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman." (QS. Yunus: 57). Jadi agama Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW adalah makanan rohani bagi manusia.

Adapun gejala penyakit ruhani dapat disebutkan antara lain :

1. Gelisah dan berkeluh kesah. Alqur’an menjelaskan yang artinya : "Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha: 124)

2. Pendangkalan rasa yaitu tidak cepat terkesan dengan rahmat Allah SWT Sesungguhnya dia telah banyak mendapatkan rahmat Allah SWT tapi tidak merasakan dan segera bersyukur pada Allah SWT.

3. Lari dari kebenaran. Orang-orang yang sakit rohaninya tidak senang terhadap kebenaran padahal kebenaran itu dari Allah SWT Alqur’an menjelaskan yang artinya kebenaran itu dari Tuhanmu (QS. Ali Imran : 160)

4. Lemah amal. Orang yang sehat rohaninya akan giat beramal karena memegangi keyakinan bahwa manusia diadakan untuk melakukan amal agar amanat dari Allah SWT bisa terlaksana. Berbeda halnya dengan yang sakit rohaninya yang lemah dalam beramal.

Untuk menanggulangi penyakit rohani yang telah menimpa manusia, maka nabi Muhammad SAW telah memberikan petunjuk dalam sabdanya yaitu bagi setiap penyakit itu ada obatnya. HR Muslim. 

Diantara metode untuk menanggulangi penyakit ruhani yaitu:

1. Beragama/beriman. Dalam Alqur’an disebutkan yang artinya adapun orang yang masuk surga adalah orang yang sehat ruhaninya. Penjelasan Alqur’an yang artinya: Pada hari itu tidak ada gunanya harta dan anak, kecuali yang datang kepada Allah SWT dengan hati yang tunduk (rohani yang sehat)." QS’ Asy-Syuara: 88).

2. Taubat yaitu menyesali segala kesalahan, meninggalkan kesalahan itu dan bertekad tidak akan mengulangi kesalahan tersebut. Orang yang telah bertaubat dengan benar maka menjadi bersih atau sehat Kembali ruhaninya. Sabda nabi Muhammad SAW artinya orang yang bertaubat dari dosa sama seperti orang yang tidak berdosa. (HR Baihaqi).

Bahkan Alqur’an menjelaskan yang artinya: "Kecuali orang orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu diganti Allah SWT kejahatannya dengan kebaikan dan Allah Maha Pengampun Maha Penyayang."(QS. Al-Furqan: 70).

3. Mawas diri atau waspada sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW yang artinya "Berbahagialah dengan orang yang sibuk dengan aibnya sendiri dari pada sibuk dengan aibnya orang lain." (HR Al-Bazzar).

4. Memiliki kesadaran dalam arti mengerti dan menghayati. Untuk menuju pada ruhani yang sehat, kesadaran itu perlu diperluas dan diperdalam, sedangkan penghayatan akan kebaikan perlu diperbanyak. 

Alqur’an menjelaskan yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu, apabila mengenai mereka gangguan setan, maka mereka ingat dan sadar," (QS. Al A’raf :201).      

*) Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Editor: Adis Setiawan


Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال