Pentingnya Studi Islam dengan Pendekatan Kebudayaan


Penulis: Abdul Haris*

Kita semua tahu sebelum Islam masuk ke Indonesia mayoritas masyarakat Indonesia masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme, lalu masuklah kerajaan Hindu dan Budha, setelah kerajaan Hindu dan Budha mulai runtuh masuklah Islam dengan pendekatan kepada masyarakat Indonesia salah satunya dengan cara pendekatan kebudayaan.

Studi Islam dalam pendekatan kebudayaan dapat diartikan sebagai cara pandang agama dengan menggunakan kebudayaan sebagai kacamatanya. Oleh karena itu sangat diperlukan studi Islam atau pengetahuan tentang Islam dalam menerapkan atau menciptakan suatu kebudayaan. 

Pendekatan kebudayaan juga sering kali disebut sebagai pendekatan kultural. Pendekatan kebudayaan juga dapat dipahami sebagai cara memahami agama dengan melihat wujud praktik keagamaaan yang berkembang dalam masyarakat.

Kebudayaan tampil secara terus-menerus dipelihara oleh para pembentuknya dan generasi selanjutnya yang diwarisi kebudayaan tersebut. Kebudayaan yang demikian selanjutnya dapat pula digunakan untuk memahami agama yang terdapat pada dataran empirisnya atau agama yang tampil dalam bentuk formal yang menggejala di masyarakat.

Sebagaimana dijelaskan, bahwa pendidikan agama sesungguhnya adalah wahana untuk perubahan bagi terbentuknya pribadi pribadi muslim sehingga nilai-nilai Islam terefleksikan dalam perilaku sehari-hari. 

Melalui internalisasi keIslaman, sesungguhnya pendidikan agama Islam berorientasi pada proses pembentukan moral masyarakat yang Islami. Dalam konteks ini sesungguhnya pendidikan agama Islam mengarah pada pembentukan kebudayaan yang Islami.

Selain itu, Islam juga membiarkan beberapa adat kebiasaan manusia yang tidak bertentangan dengan syariat dan adab-adab Islam atau sejalan dengannya. Oleh karena itu Rasulullah SAW melarang budaya-budaya yang mengandung unsur syirik, seperti pemujaan terhadap leluhur dan nenek moyang dan budaya-budaya yang bertentangan dengan adab-adab Islami. 

Jadi, selama adat dan budaya itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam, silahkan melakukannya. Namun, jika bertentangan dengan ajaran Islam, seperti menanamkan aurat pada sebagaian pakaian adat daerah, atau budaya itu berbau syirik dan pemujaan kepada dewa atau Tuhan-Tuhan selain Allah maka hukumnya haram.

Pendekatan budaya dalam studi Islam sangat diperlukan agar masyarakat memiliki antusias untuk menciptakan suatu karya yang bisa menjadi sejarah kedepannya. 

Apa manfaat menggunakan pendekatan kebudayaan terhadap studi Islam? Yang terutama adalah sebagai alat metodologi untuk memahami corak keagamaan yang dipunyai oleh sebuah masyarakat dan para warganya. 

Kegunaan kedua adalah untuk dapat mengarahkan dan menambah keyakinan agama yang dipunyai oleh masyarakat tersebut sesuai dengan ajaran yang benar sesuai dengan agama Islam. 

Ketiga, seringkali suatu keyakinan yang sama dengan dengan keyakinan yang kita punyai itu dapat berbeda dari berbagai aspeknya. Tetapi, dengan memahami kondisi tersebut, maka kita dapat menjadi toleran.

Ajaran-ajaran Islam yang bersifat komprehensif dan menyeluruh juga dapat disaksikan seperti saat melaksanakan Hari Raya Idul Fitri. Awalnya, hari raya tersebut dirayakan secara bersama-sama dan serentak oleh umat Islam seluruh dunia. 

Tetapi, khususnya di Indonesia kemudian berkembang menjadi suatu keyakinan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia dengan mengadakan syawalan (halal bihalal) dimana selama satu bulan penuh saat bulan syawal. 

Hal ini adalah satu contoh kebudayaan yang berpegang erat dalam Islam yaitu mewujudkan ikatan tali persaudaraan di antara sesama dengan saling silaturahmi.

Berkaitan dengan nilai-nilai Islam dalam kebudayaan di atas, banyak peninggalan Islam yang merupakan perpaduan antara kebudayaan Islam dan kebudayaan masyarakat lokal. 

Hasil kebudayaan yang bercorak Islam dapat di temukan dalam bentuk bangunan maupun karya seni. Contoh peninggalan dalam bentuk bangunan antara lain adalah Masjid. 

Masjid merupakan tempat beribadah umat Islam, ciri khas masjid yaitu ada pada atapnya (kubah). Umumnya masjid di Indonesia beratap susun. Makin keatas makin kecil, bentuk ini mengingatkan pada bentuk atap candi yang semakin tinggi semakin kecil. 

Contoh lain adalah dalam bentuk karya seni seperti seni ukir, pahat, pertunjukan, dan seni lukis. Seni ukir dan pahat ini dapat dijumpai pada masjid-masjid terutama masjid peninggalan para Walisongo. 

Selanjutnya seni pertunjukan seperti berupa rebana, hadroh, bahkan hadroh saat ini dikolaborasikan dengan syair-syair jawa seperti sluku-sluku batok dan lir-ilir dimana itu adalah peninggalan Walisongo dan masih eksis pada saat ini. Dan yang terakhir yaitu seni lukis contohnya yaitu kaligrafi.

Kesimpulannya adalah studi Islam dengan pendekatan kebudayaan ini perannya sangat penting terutama ke masyarakat Indonesia yang dulunya masih menganut agama Hindu Budha. 

Semisal para ulama atau Walisongo dulu menyebarkan ajaran Islam tidak menggunakan pendekatan kebudayaan mungkin saat ini masyarakat Indonesia masih mayoritas non muslim.

*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Editor: Adis Setiawan

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال