Pengaruh Orientalisme Terhadap Kolonialisme dan Islam


Penulis: Maqbul Zaman Nain*

Kajian tentang orientalisme tidak pernah lepas dengan kolonialisme, keduanya merupakan kedua hal yang saling berhubungan dalam proses penguasaan suatu wilayah. 

Orientalisme berasal dari dunia Barat yang memiliki tujuan-tujuan tertentu terhadap dunia timur, sehingga menggunakan kolonialisme sebagai alat dalam mewujudkan tujuan-tujuan tersebut. 

Oleh karena itu, Kolonialisme yang berasal dari ideologi orientalisme dapat memiliki dampak yang besar terhadap suatu pihak yang termasuk didalamnya bangsa Timur dan Islam.

Pengertian Orientalisme dan Kolonialisme 

Orientalisme berasal dari kata Orient yang berarti timur, istilah orientalisme mengacu pada hal-hal atau kajian intelektual orang-orang barat yang berhubungan dengan dunia timur. Kajian orientalisme tentang dunia timur meliputi berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, persoalan sosial, budaya, seni, hingga aktivitas beragama.

Orientalisme sering di asumsikan sebagai gerakan untuk menciptakan persepsi baru terhadap bangsa timur dengan tujuan penaklukan. Asumsi ini berlandaskan sisi historis yang dimana muculnya orientalisme bersamaan dengan praktik kolonialisme Barat. 

Dengan demikian, orientalisme dapat disimpulkan sebagai gerakan atau cara pandang orang-orang barat terhadap dunia timur namun diselimuti oleh kepentingan tertentu.

Sedangkan kolonialisme berasal dari kata “colonus” yang berarti menguasai. Secara umum, kolonialisme dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh negara-negara yang memiliki kekuatan atas negara lain dengan tujuan menguasai suatu wilayah atau memperoleh sumber daya.

Dalam definisi lain, kolonialisme merupakan bentuk pengendalian yang dijalankan oleh satu kekuatan atas sebuah wilayah atau bangsa dengan tujuan mengeksploitasi daerah dan penduduk setempat serta diiringi upaya menanamkan nilai-nilai budaya sendiri pada penduduk lokal. 

Kemunculan Orientalisme

Interaksi antara wilayah Timur dan Barat telah terjadi sejak bertahun-tahun yang lalu yang ditandai banyaknya peperangan antara dua kubu tersebut. Sekitar tahun 600-an SM terjadi peristiwa perebutan kekuasaan antara bangsa Yunani Kuno dengan dinasti Achaemendis dari kekaisaran Persia. 

Hal ini mengakibatkan timbulnya interaksi antara kedua belah pihak yang kemudian secara tidak langsung membuat keduanya saling mengenal satu sama lain.

Peristiwa tersebut menciptakan karya yang ditulis oleh Xenophon berjudul Anabasis yang mengisahkan tentang 10.000 pasukan Yunani yang terkepung di daerah Persia. 

Kemudian, bangsa Yunani datang ke mesir untuk menguasai kota Al-Iskandariyah. Setelah berhasil melakukan invasinya, penduduk setempat yang berhasil ditaklukan diwajibkan untuk mengikuti peradaban Yunani.

Seiring berjalannya waktu, banyak terjadi hubungan antara Timur dan Barat yang disebabkan oleh beberapa faktor. 

Diyakini bahwa penyebab langsung munculnya orientalis atau ahli ketimuran adalah karena adanya studi-studi yang dilakukan oleh intelektual Barat tentang ketimuran baik berupa sejarah, politik, budaya, lingkungan, maupun agama di Timur Asia salah satunya Islam.

Tujuan Orientalisme

Umat Islam pernah mencapai masa kejayaan dalam bidang ilmu pengetahuan yakni sekitar abad ke-7 M. Secara historis, kejayaan ini terjadi setelah umat Islam berhasil memenangkan perang salib. Pada perang ini terjadi perselisihan besar antar umat beragama yakni Islam dan Kristen yang berujung pada kemenangan umat Islam.

Peristiwa diatas diyakini sebagai latar belakang timbulnya tujuan dari para orientalis untuk menyaingi umat Islam atas kekalahan perang salib. Akhirnya para orientalis memiliki motif-motif tertentu dalam semangat gerakannya diantaranya seperti motif keagamaan, keilmuan, atau ekonomi.

Motif keagamaan dari para orientalis bertujuan untuk mencegah penyebaran agama Islam dengan mengedepankan argumen logis dan empirisnya. 

Sedangkan dalam bidang keilmuan para orientalis menerjemahkan karya ketimuran agar dapat mengejar kemajuan umat Islam pada saat itu. Di sisi lain, orientalis menjadikan dunia timur sebagai sasaran ekonominya sehingga melahirkan kapitalisme yang kita kenal sekarang ini.

Pengaruh Orientalisme dalam Kolonialisme

Kajian yang didalami dan ditulis oleh para orientalis adalah mengenai segala keadaan didunia Timur. Salah satu cara mereka dalam menyebarluaskan pemikiran adalah dengan karya tulis yang kemudian populer di kalangan bangsa Barat. Dengan cara ini informasi atau interpretasi tentang dunia timur dapat diperoleh dan digunakan untuk kepentingan tertentu.

Contohnya seperti seseorang bernama Harry St. John Philby yang berasal dari Inggris. Philby diakui oleh pemerintahan kolonial Inggris dan sianggap memiliki jasa yang sangat berpengaruh dalam melancarkan kolonialisme inggris. Hal ini karena ia telah menerbitkan majalah berjudul Jaridatu al-Arab dan Arabian Days yang menggambarkan keadaan bangsa Arab.

Di Indonesia sendiri terdapat tokoh orientalis Barat yang bernama Cristian Snouck Hurgronje. Ia melakukan kajian terhadap penduduk Aceh dan menuliskan karya yang berjudul “De Atjehers” yang didalamnya mengusulkan bahwa rakyat Aceh harus diadu domba antara golongan bangsawan dan ulama yang bertujuan melemahkan mereka. Usulan tersebut membuahkan hasil, di mana Kesultanan Aceh menyerah pada Belanda. 

Pengaruh Orientalisme dalam Dunia Islam

Dunia Barat terkenal dengan pemikirannya yang sangat rasional dan dinamis. Sedangkan dunia Timur digambarkan oleh para orientalis memiliki pola pikir yang tradisional dan irasional. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa mayoritas orang-orang timur beragama Islam, maka seacara tidak langsung kajian mereka juga berpengaruh dalam dunia.

Kajian para orientalisme terhadap dunia Islam bisa berdampak negatif dan positif. Dampak negatifnya berkaitan dengan citra agama Islam di mata dunia. Orientalisme klasik menggambarkan Islam sebagai agama yang kontroversial, hal ini disebabkan karena mereka menganggap Islam berupaya menyaingi Kristen.

Di sisi lain, munculnya kajian orientalisme mendorong umat Islam untuk membuat studi tandingan tentang dunia Barat. 

Aktivitas tersebut kemudian menghasilkan pertukaran informasi dan pemahaman terhadap budaya, tradisi dan keilmuan. Adanya dialog antara Timur dan Barat dapat terus dimanfaatkan untuk menciptakan peradaban yang maju serta dunia yang damai.

*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال