Manfaat Mengetahui Apa Makkiyah dan Madaniyah dalam Al-Qur'an


Oleh: Sabiqa Balqis*

Al-Qur'an merupakan wahyu atau kalam Allah SWT yang diturunkan oleh Nabi Muhammad dengan perantara malaikat Jibril, yang ditulis dalam mushaf-mushaf dan disampaikan kepada kita secara mutawatir. 

Al-Qur'an menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat muslim sebagai petujuk kepada jalan yang benar. Proses pewahyuan Al-Qur'an melalui Nabi Muhammad terjadi secara berangsur-angsur atau bertahap bertujuan untuk memudahkan umat Islam dalam proses mempelajari dan memahami wahyu-wahyu tesebut. 

Hal ini telah dijelaskan dalam QS. Al-Isra: 106

وَقُراٰنًا فَرَقْنٰهُ لِتَقْرَاَهٗ عَلَى النَّاسِ عَلٰى مُكْثٍ وَّنَزَّلْنٰهُ تَنْزِيْلًا

Artinya: 

"Dan Al-Qur'an (Kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami menurunkannya secara bertahap."

Adanya proses penurunan Al-Qur'an secara berangsur-angsur inilah yang menjadikan ayat Al-Qur'an dibagi menjadi 2 ayat, yaitu Makkiyah dan Madaniyah.

Lalu apa itu Makkiyah dan madaniyah? Makkiyah yaitu ayat yang turun sebelum hijrah dan turun di daerah Makkah dan sekitarnya (Mina, Arafah, Hudaibiyah), sedangkan Madaniyah yaitu ayat yang turun sesudah hijrah dan turun di daerah Madinah dan sekitarnya (Uhud, Quba, dan Sil').

Menurut Abdul Jalal, untuk mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah ditentukan oleh empat kategori.

Empat Kategori Menentukan Makkiyah dan Madaniyah

Teori Geografis, yaitu teori yang berorientasi pada tempat turunnya Al-Qur’an. Kelebihan dari teori ini adalah jelas dan tegas, sedangkan kelemahan teori ini adalah tidak bisa dijadikan pedoman atau patokan karena tidak semua ayat turun di Makkah dan sekitarnya atau Madinah dan sekitarnya.

Teori Subyektif yaitu jika subyeknya orang-orang Makkah maka dinamakan Makkiyah. Sedangkan jika subyeknya orang-orang Madinah maka disebut Madaniyyah. Kelebihan teori ini adalah mudah dimengerti. Adapun kelemahannya yaitu tidak dapat dijadikan batasan karena tidak bisa mencakup seluruh ayat Al-Qur’an. Oleh karena itu, teori ini tidak dapat dipertanggung jawabkan.

Teori Historis yaitu teori sejarah turunnya Al-Qur’an yang didasarkan pada hijrah Nabi Muhammad SAW. Ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Makkah maka dinamakan Makkiyah. Sedangkan yang turun di Madinah dinamakan Madaniyyah. 

Kelebihan dari teori ini adalah mencakup keseluruhan ayat Al-Qur’an sehingga dapat dijadikan definisi. Kelemahannya adalah terjadi kejanggalan dalam menetapkan ayat-ayat yang diturunkan apakah itu Makkiyah atau Madaniyyah.

Teori Konten Analisis yaitu teori yang berdasarkan kriteria dalam membedakan Makkiyah dan Madaniyyah. Yang dinamakan Makkiyah menurut teori ini adalah ayat-ayat yang berisi cerita umat dan para nabi terdahulu. 

Sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang berisi hukum hudud, faroid dan sebagainya. Kelebihan teori ini adalah jelas dan mudah dipahami namun kekurangannya adalah tidak praktis sebab orang harus mempelajari isi kandungan ayat terlebih dahulu baru mengetahui kriterianya dan kategorinya.

Dasar Penetapan Adanya Makkiyah dan Madaniyah

Dasar penetapan dari adanya Makkiyah dan Madaniyah yaitu dengan menggunakan metode Sima'i dan Qiyasi. Sima'i adalah mengenali ayat atau surah berdasarkan riwayat shahih dari sahabat nabi, sedangkan Qiyasi artinya mengenali ayat atau surah berdasarkan kriteria yang menonjol (ciri khitab, kandungan, redaksi, uslub, dll).

Karakteristik dari surah Makkiyah yaitu terdapat ayat sajdah, terdapat lafaz "kalla", Terdapat يا ايها الناس kecuali pada surah Al-Hajj, terdapat kisah nabi dan umat terdahulu kecuali pada surah al-Baqarah, terdapat kisah Nabi Adam dan iblis kecuali dalam surah Al-Baqarah, dan diawali dengan huruf tahajji kecuali pada surah al-Baqarah dan surah ali imran. 

Sedangkan ciri-ciri yang ada pada surah Madaniyah yaitu berisi tentang kewajiban dan sanksi (had), di dalamnya menyebut orang-orang munafik kecuali surah Al-Ankabut, dan di dalamnya terdapat dialog dengan ahlul kitab.

Dari penjelasan serta ciri-ciri tentang Makkiyah dan Madaniyah yang telah disebutkan, peran Makkiyah dan Madaniyah sangat penting dalam mempelajari Al-Qur'an, kajian tentang hal tersebut dibutuhkan dalam proses menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an.

Selain itu juga manfaat adanya Makkiyah dan Madaniyah sebagai salah satu alat bantu dalam menentukan posisi ayat nasikh dan mansukh, serta dapat mempelajari tentang pentahapan dakwah beserta metodenya dan mengetahui sejarah hidup dan dakwah Nabi Muhammad SAW.

Jadi, selain membaca Al-Qur'an suatu kebutuhan dan kewajiban kita sebagai umat muslim, kita juga harus memahami tentang isi dan ilmu yang terdapat dalam Al-Qur'an seperti tentang ilmu Makkiyah dan Madaniyah, sehingga kita bisa menerapkan dan mengamalkan ilmu yang telah kita pelajari kepada masyarakat di lingkungan sekitar.

*) Mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Editor: Adis Setiawan


Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال