Makna dan Sifat Ideal Imam dalam Alqur'an


Oleh: Libasut Taqwa*

Manusia merupakan mahluk sosial, atau mahluk yang harus hidup berdampingan dengan mahluk lainnya. Hal ini disebabkan karena setiap manusia tentu memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. 

Untuk itu, dengan keberadaan prinsip mahluk sosial, diharapkan manusia dengan manusia lainnya dapat saling membantu. Juga melengkapi kekurangan yang dimiliki orang lain dengan kelebihan yang dimilikinya.

Pada isu mahluk sosial, kepemimpinan merupakan salah satu contoh interaksi antara seorang manusia dengan kelompok manusia yang dipimpinnya. 

Melihat isu tersebut, penulis tertarik untuk mengulas topik pemimpin dalam Alqur’an baik terkait makna, maupun sifatnya. Tujuannya agar lebih mengetahui bagaimana sebenarnya makna dan kriteria pemimpin ideal yang diharapkan dalam Islam.

Ragam Makna Imam dalam Alqur’an

Kata Imam, dalam Kamus Bahasa Indonesia memiliki arti kepala, ketua, ataupun pemimpin. Adapun dalam bahasa Arab, merujuk pada Mukhtar al-Qamus karya al-Thahir Ahmad al-Zawi. 

Kata imam berasal dari kata المئم yang berarti keterangan yang berisi petunjuk. Selain itu, menurut al-Zawi kata imam juga sering dipahami sebagai orang yang berada di depan dalam suatu kelompok menjadi teladan.

Adapun dalam al-Qâmûs al-Islâmî li al-Nâsyi‘în wa al-Syabâb dijelaskan. Secara bahasa imam adalah seorang pemimpin yang mampu bertanggungjawab dan menjamin atas segala urusan dunia maupun akhirat dari masyarakat yang dipimpinnya. 

Terdapat pula dalam Mu’jam al-Mustalahât wa al-Alfaz al-Fiqhîyyah yang menjelaskan bahwa yang dimaksud imam dapat berasal dari golongan perempuan maupun laki-laki yang dapat menjadi pemimpin bagi masyarakat dalam urusan dunia dan agama sekaligus. 

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat diketahui kesimpulannya bahwa imam merupakan orang yang dijadikan panutan oleh suatu masyarakat yang dipimpinnya. 

Setelah mengetahui makna kata imam secara bahasa. Pembahasan selanjutnya beralih kepada ragam makna imam dalam Alqur’an yang tentu memiliki makna yang berbeda-beda menyesuaikan dengan konteks ayatnya, diantaranya:

Manusia yang dijadikan sebagai Suri Tauladan

Kata imam memiliki beberapa makna salah satunya yakni suri tauladan, seperti yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah: 124 yang berbunyi sebagai berikut:

وَإِذِ ٱبْتَلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ رَبُّهُۥ بِكَلِمَٰتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّى جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى ٱلظَّٰلِمِينَ

Artinya: 

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim.”

Penafsiran ayat di atas, merujuk pada Tafsir al-Muyassar berisi tentang alasan mengapa Allah SWT menguji Ibrahim AS dengan berbagai perintah. Adapun Ibrahim AS sendiri selalu berusaha untuk menunaikan segala perintah Allah SWT. 

Hingga akhirnya, Allah SWT memberi tahu bahwa alasan-Nya menguji ibrahim adalah karena Ia ingin menjadikan Ibrahim sebagai suri tauladan bagi manusia lainnya.

Singkatnya, untuk menciptakan pemimpin yang baik dan berkualitas, Allah SWT memiliki cara-Nya sendiri yakni dengan menguji orang tersebut untuk melihat apakah ia berhasil melewatinya atau tidak.

Pegangan atau Panduan

Makna lainnya dari kata Imam adalah panduan baik berupa kitab maupun manusia yang dapat dijadikan sebagai acuan atau contoh dalam menjalani kehidupan. Seperti yang terdapat dalam QS. Hud: 17 yang berbunyi sebagai berikut:

أَفَمَن كَانَ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّهِۦ وَيَتْلُوهُ شَاهِدٌ مِّنْهُ وَمِن قَبْلِهِۦ كِتَٰبُ مُوسَىٰٓ إِمَامًا وَرَحْمَةً ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِۦ ۚ وَمَن يَكْفُرْ بِهِۦ مِنَ ٱلْأَحْزَابِ فَٱلنَّارُ مَوْعِدُهُۥ ۚ فَلَا تَكُ فِى مِرْيَةٍ مِّنْهُ ۚ إِنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكَ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ

Artinya: 

“Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Alqur’an) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Alqur’an itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Alqur’an. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Alqur’an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Alqur’an itu. Sesungguhnya (Alqur’an) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.”

Mengutip dari Tafsir as-Saghir, kata Imam pada ayat di atas memiliki makna kitab-kitab Allah SWT yang telah diturunkan kepada para Nabi-Nya. Berfungsi sebagai pedoman hidup bagi manusia. 

Hanya saja, meski kitab tersebut telah ada, dan terdapat saksi yang membenarkan bahwa kitab-kitab itu (Alqur’an, Injil, dan lainnya) berasal dari Allah SWT. Orang-orang kufur tetap saja tidak mau beriman apalagi mentaati perintah-perintah Allah SWT.

Sifat Ideal Imam Menurut Alqur’an

Setelah mengetahui makna dari kata Imam, pembahasan beralih kepada bagaimana sebenarnya kriteria Imam yang sesuai dengan pedoman di dalam Alqur’an. Beberapa sifat tersebut yakni:

Bersikap sabar dalam menjalankan ketaatan, menjauhi segala bentuk kemaksiatan, serta bersabar dalam mendakwahkan kebaikan dan kebenaran kepada manusia lainnya. 

Sebagaimana yang terdapat dalam QS. As-Sajadah: 24, “Dan Kami jadikan diantara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.”

Bersikap adil dalam menunaikan syariat Allah maupun menjauhi semua larangan-Nya. Sebagaimana yang terdapat dalam QS. Al-Anbiya’: 73, “Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada. Mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah.”

Berusaha menepati janji. Sebab pemimpin yang ingkar janji merupakan salah satu ciri dari pemimpin orang kafir. Sebagaimana yang terdapat dalam QS. at-Taubah: 12: “Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu. Maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu. Karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti.”

Kesimpulan

Kata Imam memiliki berbagai makna, diantaranya yakni berarti sebagai seorang pemimpin ataupun orang yang dapat dijadikan sebagai suri tauladan. Adapun penyebutan kata imam di dalam Alqur’an akan memiliki makna yang berbeda sesuai dengan konteks ayatnya. Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam penjelasan di atas.

Selain mengetahui maknanya, hal penting lainnya adalah terkait sifat atau kriteria ideal seorang Imam menurut Alqur’an. Seperti penyabar, dapat bersikap adil, dan mampu menepati janji yang dibuatnya.

*) Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Editor: Adis Setiawan

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال