Konstruksi Peradaban Rasulullah SAW


Oleh: Achmad Rowie

Rasulullah Muhammad SAW merupakan guru pelopor pendidik Islam yang bukan hanya mengajarkan teori tanpa aksi, tetapi beliau memberikan sebuah contoh untuk pemahaman matang dalam menyampaikan risalah Al-Qur'an.

Terdapat 2 periode yang dilakukan oleh beliau untuk  membangun dasar peradaban. Sehingga para ulama (warosatul anbiya) dapat mengembangkan dan menemukan simbol keilmuan dalam nash kitab suci Al Quran. 

Pada periode yang pertama saat Rasulullah berada di kota Makkah, beliau memberikan sebuah pengetahuan tentang ketauhidan (memurnikan ajaran keTuhanan) karena penduduk Makkah masih mengikuti kegiatan jahiliah yaitu mempersekutukan Allah dengan patung.

Pada periode kedua yaitu setelah beliau hijrah menuju ke Madinah, lebih menitik beratkan membina kehidupan bersosial. Bahkan beliau berhasil membuat perjanjian Madinah yang disepakati oleh 3 suku terbesar madinah yaitu Aus, Khajraz, dan Yahudi. 

Di masa inilah masjid menjadi titik pusat yang menjiwai dalam melakukan sebuah kegiatan contohnya, mempererat hubungan dengan Allah, membangun sebuah strategi, dan menjadi pusat pendidikan dalam mengajarkan nash yang disampaikan Allah untuk Rasul-Nya.

Arab termasuk negara yang tidak digaungkan untuk memberikan peradaban, dikarenakan geologi Arab yang panas, penuh dengan gunung bebatuan, dipenuhi oleh pasir, dan lain sebagainya. Tetapi Rasulullah mempunyai beberapa cara ampuh yang dapat membuat banyak negeri tidak meremehkan Arab di masa itu. Contoh 2 negara raksasa yaitu Persia serta Romawi. 

Maka ada beberapa cara Rasulullah untuk memberikan sebuah kemajuan pada negeri yang bernotaben tidak memiliki sebuah tujuan untuk kemajuan peradaban dunia.

1. Meningkatkan ketakwaan kepada Allah

Ketakwaan menurut ustaz Adi Hidayat diartikan sebagai meninggalkan sesuatu yang dilarang oleh Allah dan melakukan sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT. 

Banyak hukum yang telah ditetapkan pada Nash Al-Qur'an dan dijelaskan lebih luas oleh perkataan, perbuatan, persetujuan yang nabi lakukan kepada para sahabatnya atau bisa disebut sebagai hadis. 

Peningkatan ketakwaan juga bisa dibiasakan dengan merasa diawasi oleh Allah (muqorobah) sehingga dalam melakukan sebuah pekerjaan lebih tepatnya amanah yang telah ditujukan kepada para pemimpin membuat seseorang akan melakukan sesuatu untuk mendapat rida Allah dan takut dalam bermaksiat kepada-Nya. Sehingga dapat melakukan pekerjaan secara produktif. 

Rasulullah bersabda yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah berbunyi; "Dua golongan besar bila keduanya baik maka akan baik seluruhnya dan bila mereka buruk maka hancurlah umat manusia, yaitu seorang ulama dan Umara."

2. Memberikan tugas kepada ahlinya

Rasulullah disebut sebagai pemimpin yang paling ideal, dikarenakan beliau selalu menempatkan seseorang yang ahli pada tugasnya. Tidak ada kebingungan dalam menjalankan tugas tersebut. 

Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan dan itu adalah fitrah seorang manusia, maka tidak salah bahwa manusia disebut sebagai mahluk sosial yang membutuhkan satu sama lain. 

Sebagai contoh sahabat Khalid bin Walid yang ditunjuk oleh nabi sebagai panglima perang karena kekuatan dalam menghadapi lawan, ketegaran dalam menjemput maut, serta kepandaian membangun strategi perang. 

Disini Rasul sangat mengetahui bahwa Khalid adalah pemuda yang cakap dalam berperang dan pandai mengatur strategi sehingga Rasul tidak menyalahkan para sahabat menunjuk Khalid untuk memimpin perang Yarmuk melawan Romawi. Bukan hanya itu tetapi Rasul selalu meletakkan para sahabat sesuai dengan kecakapannya masing-masing.

3. Mencampurkan aspek kehidupan dengan Al-Qur'an

Pada zaman kontemporer banyak sebuah opini yang mengharuskan Islam harus terpisah dengan kehidupan yang mengatur dunia seperti hukum, sosial, politik, ekonomi, dan lain sebagainya. 

Banyak orang beranggapan bahwa Islam hanyalah sebuah hambatan untuk memajukan sebuah negara. Adanya kejanggalan dari opini yang telah disampaikan, karena saat Rasulullah, para sahabat, para tabiin dan tabiut tabiin, selalu menggunakan Qur'an untuk menyelesaikan problematika kehidupan. 

Karena Al-Qur'an diturunkan rahmatan lilalamin berisi pedoman dalam berkehidupan. Bahkan dizaman Rasulullah sahabat berlomba untuk menghafalkan Al Qur'an serta mengamalkannya. 

Kemudian menjadikan Al Qur'an sebagai penghantar seluruh pelajaran berkehidupan seperti contoh Utsman bin Affan menjadi seorang pedagang kaya sukses tidak lepas dari pedoman berkehidupan Qur'an, kemudian Amr bin Ash menjadi diploma dan tidak melupakan kewajibannya untuk menghafal serta mengamalkan Al-Qur'an, dan sahabat yang lainnya tetap menjadikan Qur'an sebagai tujuan utama sebelum menjalankan ritme kehidupan dunia. 

Alhasil muslim di zaman tersebut mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan kemajuan demi kemajuan digenggam oleh muslim di zaman itu.

4. Memperkuat hubungan antara saudara seiman semanusia

Rasulullah tidak serta merta mengajarkan ilmu pengetahuan tetapi juga memberikan benih kedamaian agar dapat memperkuat sendi sebuah negara. Madinah memiliki 3 suku besar di dalamnya yaitu suku Aus, Khajraz, dan Yahudi. 2 suku terbesar Yastrib (nama sebelum Madinah) Aus dan Khazraj selalu berseteru dan bertempur untuk memperlihatkan eksistensi kekuatan yang dimilikinya dengan provokasi kaum yahudi untuk memperkeruh peperangan 2 suku tersebut. 

Saat Rasulullah Muhammad SAW datang untuk menyebarkan kedamaian melalui risalah Islam dengan Qur'an yang diturunkan oleh Allah, menjadikan suku tersebut tunduk dan patuh apa yang dikatakan oleh Rasulullah. Sehingga tercetuslah nama dari 2 suku terbesar itu dengan sebutan nama Anshar. 

Tidak berhenti dari situ Rasulullah juga menyatukan antara sahabat Muhajirin dan Anshar sehingga memperkuat sendi persaudaraan dan akan semakin kokoh, memperkuat pertahanan Madinah untuk melawan musuh yang akan menyerang Madinah. 

Berbanding terbalik dengan zaman ini, dimana seluruh muslim dibenturkan satu sama lain sehingga menumbuhkan sikap saling tidak percaya bahkan memusuhi saudara seiman seagama. Sehingga timbullah perpecahan antara umat dan melemahkan tali ukhuwah Islamiyah yang  berpengaruh pada jalannya negara secara utuh.

Editor: Adis Setiawan  

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال