Keberkahan Hidup Dibawah Naungan Alquran


Oleh: Rahardian Ahmad Nur Mochtar*

KULIAHALISLAM.COM - Peristiwa turunnya Alquran menjadi berkah yang luar biasa yang diberikan Maha Kuasa kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat sehingga dijadikan pedoman hidup. Selain itu, menyatakan keberadaan Alquran sebagai petunjuk bagi seluruh isi semesta alam.

Alquran juga memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapi umat Islam sepanjang zaman. Pemahaman tersebut memberikan konsekuensi bagi umat Islam, untuk dapat mengangkat nilai-nilai Islam dalam realitas kehidupan tanpa melakukan hal yang bertentangan dari ajaran Islam. 

Dalam situasi zaman diturunkan Alquran hingga zaman sekarang, Alquran menjawab tantangan zaman. Oleh karena itu, ia menjadi rujukan permasalahan sampai ilmu pengetahuan karena memuat solusi dan referensi yang valid atas hal tersebut. Maka dari itu, persoalan didunia ini memiliki keterkaitan dalam Alquran. 

Alquran merupakan anugerah yang tidak ada tandingannya, bahkan jin sekalipun mengakui kemukjizatan Alquran. Berbeda dengan mukjizat nabi terdahulu yang hilang seiring dengan wafatnya nabi tersebut. 

Alquran sudah dijamin keaslian serta keutuhan oleh Allah SWT sampai hari kiamat kelak. Melalui para penghafal Alquran yang masih senantiasa mempelajari dan mengamalkan isi dari kitab tersebut.

Alquran sendiri juga memberikan keberkahan tersendiri bagi mereka yang hidup selalu berdampingan serta ikhlas mengamalkannya. Dalam buku karangan KH. Zaimul Haq, M.Ag., yang berjudul hidup dibawah naungan Alquran menjelaskan menghafal Alquran memiliki banyak keistimewaan dan tantangan, sehingga diperlukan motivasi yang dapat meluruskan niat untuk ikhlas kepada Allah SWT. 

Gagasan tersebut merujuk dari yang dikatakan Sayyid Quthb dalam mukaddimah kitabnya fi zhilal Alquran yang memaparkan bahwa hidup dibawah naungan Alquran diartikan sebagai keberkahan yang tiada rasa, kecuali kepada mereka yang benar-benar mendalami serta menjiwainya, sehingga hidup mereka menjadi berkah dan terangkat derajatnya.

Alquran itu diibaratkan sebagai talinya Allah yang dijulurkan dari langit dan kita diperintahkan berpegang erat supaya jika terdapat permasalahan yang rumit dan kita berpegangan atasnya maka keselamatan akan bersama kita.

Seperti halnya cahaya yang menjadi lawan dari gelap, disitu juga peran dari Alquran menjadi penerang atas kegelapan di hati manusia dan alam semesta. Banyak dari mereka yang hidup bersama dibawah naungan Alquran merasakan keajaiban dan keberkahan atas hidupnya.

Dalam kehidupan nyata banyak yang tak terduga seperti halnya bukti nyata suatu pondok pesantren yang menjadi saksi keberkahan Alquran yakni sejarah berdirinya pondok pesantren madrasatul Quran yang didirikan oleh K.H. Yusuf Masyhar. 

Beliau menyelesaikan hafalan Alquran sejak kecil dengan bimbingan guru serta orang tuanya. Ia juga merupakan santri di pondok pesantren Tebuireng yang pada masa mudanya diambil menantu oleh Hadratussyakh Hasyim Asy’ari karena memiliki bacaan Alquran yang baik dan akhlak yang mulia. 

Seiring dengan berjalannya waktu Kiai Hasyim mengidamkan memiliki sebuah pondok yang mewadahi para penghafal Alquran atas dasar amanah dari Kiai Hasyim. Keinginan tersebut menjadi sukses dengan didirikannya oleh mbah yusuf melalui rapat tujuh Kiai. 

Akan tetapi dalam perjuangan mendirikan pondok terdapat banyak tantangan dari segi finansial maupun yang lainnya, sehingga proses tersebut tidak berjalan lancar. Kepercayaan akan usaha tidak menghianati hasil menjadi motivasi bagi Kiai Yusuf dengan bermodal Alquran sebagai kunci keberkahan. 

Tanpa disangka, perjalanan pondok pesantren menemui jalan yang bagus sehingga pada saat ini, pondok tersebut berhasil menjadi pondok pesantren yang besar dan mendapat kepercayaan dari masyarakat luas. 

Keberkahan Alquran akan datang pada mereka yang ikhlas mendedikasikan hidup mereka dengan Alquran dan rela hidup bersama tanpa di dasari hawa nafsu untuk dunia. 

Selain itu, masih banyak yang dapat dipetik dari cerita biografi diatas bahwasanya mereka yang hidup bersama Alquran akan memiliki sikap yang baik dan hidup yang terarah. 

Karena Alquran menolak segala bentuk kemunkaran dan kebatilan, sehingga banyak dari golongan para penghafal Alquran yang memiliki kebiasaan yang buruk dalam dirinya akan sulit menjaga hafalannya. 

Alquran juga dapat mendatangkan syafa’at sebagaimanaa yang dikatakan oleh Rasulullah SAW disaat tak ada pertolongan di hari akhir, ia akan menjadi penolong dan saksi atas amal saleh atas yang kita lakukan.

Keberkahan hidup dibawah naungan Alquran sendiri sangat luas tidak dapat dipahami secara detail. Karena itu merupakan kemuliaan langsung diberikan oleh Allah SWT kepada kekasih dan mereka yang terpilih. 

Oleh karena sebagai umat Islam diperintah untuk terus hidup berdampingan dengan al Quran supaya menjadikan hidup menjadi terarah, terjaga akhlaknya, sebab hidup dibawah naungan Alquran akan menjaga kesuciannya yang membuat kehidupan membawa berkah.

Pesan motivasi dari K.H. Yusuf Masyhar; “tidak ada kefakiran orang-orang yang hidupnya selalu bersama Alquran.”

Daftar Pustaka

Azhar, S. 2017 “Prospek Islam dalam menghadapi tantangan zaman”, Inspiratof pendidikan.

Kurniawan, A. 2021 “Biografi K.H. Yusuf Masyhar”, Dawuh guru.

Zaray, R. “Hidup di bawah naungan al Quran”, Tebuireng online, diakses pada tanggal 23 juni 2021 dari https://tebuireng.online/hidup-dibawah-naungan-al-quran/

*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Editor: Adis Setiawan


Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال