Berkeluarga Menurut Pandangan Alqur’an


Oleh: Said Arrosyid*

Keluarga merupakan dasar kehidupan seseorang, dan setiap orang dididik, dibangun, dan dilatih untuk menjadi manusia seutuhnya. Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama (madrasatul ula) yang membentuk karakter setiap orang. Oleh karena itu, keluarga sangat penting untuk melahirkan generasi yang berkualitas. 

Keluarga yang taat menghasilkan banyak kesuksesan dan kebaikan, tetapi ruh keluarga yang hilang menyebabkan banyak masalah sosial. Salah satu rantai kehidupan yang paling penting dalam perjalanan hidup manusia adalah keluarga. 

Sayyid Sabiq juga menyatakan bahwa keluarga membentuk mozaik kehidupan yang memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi manusia, yang menghasilkan kepuasan anggota keluarga dan rahmat Tuhan yang maha pencipta. Tentu saja, spektrum dasar kehidupan, yaitu sakinah, mawaddah.

Keluarga inti, yang terdiri dari pasangan dan anak-anak, adalah bentuk keluarga yang paling sederhana. Namun, menurut Abdu al-Ati, definisi keluarga tidak terbatas pada kerangka tempat tinggal karena anggota keluarga tidak selalu tinggal di tempat yang sama. 

Rasa harap dalam perikatan keluarga lebih penting dari pada tempat tinggal. Ikatan ini menghasilkan rasa aman dan tenang serta kebahagiaan hidup dalam lingkungan di mana orang saling memahami, tolong-menolong, dan saling nasihat-menasihati.

Dalam pandangan Islam, keluarga adalah penggabungan fitrah antara kedua jenis kelamin. Namun, daripada menggabungkan semua pria dan wanita dalam wadah komunisme kehewanan, penggabungan tersebut difokuskan pada pembentukan keluarga. 

Menurut wahyu Allah dalam surah Ar-Rum ayat 21;

وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya: 

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."

Tujuan dan fungsi keluarga terdapat dalam surah Al-A’raf ayat 189;

هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا ۖ فَلَمَّا تَغَشَّىٰهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِۦ ۖ فَلَمَّآ أَثْقَلَت دَّعَوَا ٱللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ ءَاتَيْتَنَا صَٰلِحًا لَّنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّٰكِرِينَ

Artinya: 

"Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, istrinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-istri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur."

Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari jenis yang satu, dan dari jenis yang satu itu diciptakan pasangannya, sehingga mereka hidup berpasangan (suami istri), dan dia tenang dengan istrinya. 

Hidup sebagai pasangan suami istri adalah tuntutan alami bagi manusia, baik secara rohani maupun jasmaniah. Jika seseorang telah mencapai usia dewasa, timbulah keinginan untuk hidup bersama sebagai pasangan, dan jika keinginan itu tidak terwujud, dia akan mengalami keguncangan batin.  Karena pasangan suami istri menciptakan ketentraman. Jika manusia tidak menikah, tidak akan ada ketenangan. 

Oleh karena itu, tujuan utama keluarga adalah untuk mencapai kebahagiaan dan keharmonisan rumah tangga, yang tidak dapat dicapai kecuali suami dan istri melaksanakan fungsi-fungsi keluarga berikut:

1. Fungsi keagamaan

Keluarga harus dibangun di atas dasar yang teguh, dan nilai-nilai keagamaan adalah fondasi terbaik untuk kehidupan bersama. Oleh karena itu, prinsip-prinsip ini harus menjadi landasan dan nutrisi untuk kelangsungan hidup keluarga. Karena peran penting kedua orang tua dalam mendidik anak, nilai-nilai agama mulai diteruskan dari keluarga ke anak-anak mereka.

2. Fungsi cinta kasih

Ini adalah satu-satunya tugas yang harus menumbuhkan cinta kasih dalam sebuah keluarga karena menjamin kelestariannya. Cinta hanya dapat terjadi ketika semua elemennya terpenuhi, yaitu perhatian, tanggung jawab, penghormatan, dan pengetahuan sekurang-kurangnya untuk orang yang dicintai.

3. Fungsi perlindungan

Seorang perempuan yang bersedia menikah dengan seorang laki-laki juga menyatakan bahwa dia bersedia meninggalkan orang tua dan saudara-saudaranya karena dia percaya bahwa perlindungan dan perlindungan yang akan diberikan oleh sang suami akan jauh lebih besar daripada yang akan diberikan oleh orang tua dan saudara-saudaranya. Sebagaimana yang dinyatakan dalam Alqur'an:

هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ

Artinya: 

“Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.”

4. Fungsi reproduksi

Laki-laki harus cermat dalam memilih pasangan dalam peran ini karena perempuan merupakan tempat reproduksi.  Sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Baqārah ayat 223, demikianlah Allah berpesan kepada pasangan;

نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ فَأْتُوا۟ حَرْثَكُمْ أَنَّىٰ شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوا۟ لِأَنفُسِكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّكُم مُّلَٰقُوهُ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُؤْمِنِينَ

Artinya: 

"Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman."

5. Fungsi sosialisasi dan pendidikan

Dalam surah Al-Kahfi ayat 46, Allah SWT berfirman: 

ٱلْمَالُ وَٱلْبَنُونَ زِينَةُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱلْبَٰقِيَٰتُ ٱلصَّٰلِحَٰتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا

Artinya: 

"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan."

Anak yang terdidik akan menjadi hiasan. Ayah dan ibu diberi tanggung jawab oleh Allah untuk membesarkan anak-anaknya dan membantu mereka mengembangkan potensi terbaik mereka.

*) Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya.

Editor: Adis Setiawan

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال