Karakter Kepemimpinan Dalam Islam


(Sumber Gambar: Redaksi Kuliah Al-Islam)


KULIAHALISLAM.COM - "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang di pimpinnya"(H.R Al-Bukhari Muslim). Hadist ini menjelaskan tentang sudah jelas bahwasannya setiap orang itu ialah pemimpin. Tidak memandang dari suku, golongan maupun ras. Bahkan juga di ayat Al-Qur'an dijelaskan bahwa manusia diturunkan di bumi ini memiliki tugas yang salah satunya yaitu menjadi khalifah (pemimpin), oleh karena itu manusia tidak bisa terlepas dari tugas dan perannya sebagai pemimpin yang minimal memimpin dirinya sendiri. Dan semua itu akan di mintai pertanggung jawabannya. Dan ketika menjadi pemimpin hendaklah pula bertanggung jawab atas apa yang di pimpinnya, dan juga menjadi pemimpin itu harus bisa memberikan contoh ataupun tauladan yang baik untuk yang di pimpinnya.

Setiap pemimpin itu hendaklah dia memperhatikan dan mengetahui apa apa saja yang terjadi di lapangan dan tak lupa harus memberikan motivasi kepada para karyawan maupun anggota agar etos semangat bekerjanya tinggi. Peran pemimpin sangatlah penting bagi anggota atau instansi yang dipimpinnya, karena pemimpin yang baik akan mampu membawa perubahan positif terhadap apa yang dipimpinnya, dan sebaliknya juga bisa membawa perubahan yang negatif.

Kepemimpinan seorang pemimpin sangat mempengaruhi terhadap arah dan gerak dari suatu lembaga yang dipimpinnya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Kompri bahwa, Seorang pemimpin yang menginginkan keberhasilan dalam lembaga atau organisasi yang di pimpinnya harus banyak memiliki suatu kelebihan yang dapat diteladani oleh para bawahannya.

Pemimpin yang baik memahami bahwa keteladanan merupakan alat bantu yang ampuh dan efektif dalam menjalankan roda kepemimpinannya, keteladanan yang diberikannya berdaya pengaruh jauh lebih hebat dibandingkan bila ia hanya mengkhotbahkannya (Kompri, 2015). Setiap pemimpin itu memiliki cara dan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda dalam memimpin lembaga maupun perusahaan. Salah satunya ialah dengan gaya kepemimpinan yang Islami. Peran kepemimpinan dalam Islam dapat dilihat dari contoh kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yang dibagi menjadi dua bagian yaitu servant (pelayan) dan guardian (penjaga). Penerapan nilainilai Islam dalam kepemimpinan Islam dapat ditemukan pada praktik bisnis maupun non-bisnis.

Menurut para pakar bahwa kepemimpinan Islam mirip dengan kepemimpinan konvensional kecuali adanya akar agama, moral, dan kemanusiaan yang ada didalamnya. Pemimpin Islam melaksanakan tugasnya karena Allah SWT dan dalam memimpin cenderung melayani pengikutnya, serta tidak haus akan kekuasaan. Segala kegiatan yang ada dalam kepemimpinan Islam dilakukan dengan ikhlas dan mementingkan kepentingan kelompoknya. 

Karakter Pemimpin Islami

Karakteristik manusia yang mempunyai motivasi tinggi untuk menjadi pemimpin tampak dalam tingkah laku yang dilandaskan pada suatu keyakinan yang sangat mendalam bahwa apa yang dilakukannya merupakan bagian dari ibadah kepada Allah.

Pemimpin merupakan suatu panggilan yang sangat mulia dan perintah dari Allah yang menempatkan dirinya sebagai makhluk pilihan sehingga tumbuh dalam dirinya kehati-hatian, menghargai waktu, hemat, produktif, dan memperlebar sifat kasih sayang sesama manusia. Solidaritas kelompok sebagai dasar kehidupan yang dilandasi oleh iman dan akhlak mulia seperti yang dicontohkan Rasulullah Saw, dapat memberikan implikasi terhadap tatanan kerja sama kemanusiaan (ta’âwun al-ihsan). Apabila teori tersebut dihubungkan dengan kegiatan kepemimpinan, maka akan dapat mendorong masyarakat untuk bersatu dan aktif partisipatif dalam proses pembangunan di semua sektor kehidupan.

Motivasi seseorang untuk ambil bagian dalam suatu proses kepemipinan sangat beragam sebagaimana halnya motivasi seseorang untuk melaksanakan ibadah, seperti salat, puasa, dan sebagainya. Keragaman motivasi atau latar belakang niat seseorang dalam bertindak adalah suatu hal yang tidak terelakan dan secara hukum tidak dipersalahkan.

Karakteristik Kepemimpinan Islam

Dalam perjalananya tentu banyak sekali ciri karakteristik yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karakteristik manusia yang mempunyai motivasi tinggi untuk menjadi pemimpin tampak dalam tingkah laku yang dilandaskan pada suatu keyakinan yang sangat mendalam bahwa apa yang dilakukannya merupakan bagian dari ibadah kepada Allah. Pemimpin merupakan suatu panggilan yang sangat mulia dan perintah dari Allah yang menempatkan dirinya sebagai makhluk pilihan sehingga tumbuh dalam dirinya kehati-hatian, menghargai waktu, hemat, produktif, dan memperlebar sifat kasih sayang sesama manusia.

Solidaritas kelompok sebagai dasar kehidupan yang dilandasi oleh iman dan akhlak mulia seperti yang dicontohkan Rasulullah Saw, dapat memberikan implikasi terhadap tatanan kerjasama kemanusiaan (ta’âwun al-ihsan). Apabila teori tersebut dihubungkan dengan kegiatan kepemimpinan, maka akan dapat mendorong masyarakat untuk bersatu dan aktif partisipatif dalam proses pembangunan di semua sektor kehidupan.

Motivasi seseorang untuk ambil bagian dalam suatu proses kepemipinan sangat beragam sebagaimana halnya motivasi seseorang untuk melaksanakan ibadah, seperti salat, puasa, dan sebagainya. Keragaman motivasi atau latar belakang niat seseorang dalam bertindak adalah suatu hal yang tidak terelakan dan secara hukum tidak dipersalahkan. Sejarah menjelaskan kepada kita, ketika Nabi Muhammad Saw berhijrah bersama para pengikutnya, beliau mengatakan bahwa motivasi dan keikutsertaan para pengikutnya itu beragam, ada yang bermotivkan kekayaan, dan ada juga karena dorongan wanita yang ingin dinikahinya. Semuanya itu dibenarkan, hanya saja kualitas partisipasi yang terbaik dan tertinggi dalam pandangan agama Islam adalah karena Allah Swt.

Hadish yang berbunyi: innama al-’amal bi al-niyyât dan seterusnya, membenarkan keragamaan motivasi tindakan. Oleh karena itu, masalah partisipasi tokoh masyarakat dalam perhelatan pemilihan kepala daerah baik presiden, gubernur, bupati maupun wali kota pun demikian. Motivasi partisipasi itu harus diciptakan. Menurut Abdurrahman bin Abd al Salam al Syafi’i dalam kitab Nuzhat al Majalis wa Muntakhab al Nafais bahwa motivasi seseorang untuk melaksanakan kepemimpinan sebagaimana juga melaksanakan ibadah selalu beragam. Minimal ada tiga motivasi utama: Motivasi “ekonomi”, yakni ingin mendapat imbalan material yang bernilai; Motivasi “takut” mendapat ancaman “akhirat” dan ingin “surga”; dan Motivasi “ikhlas” atas landasan iman tauhid yang amat murni; lillahita’ala.

Karakter Mulia Pemimpin Dalam Islam

Karakter yang harus dimiliki dalam sebuah kepemimpinan adalah: Pertama, tidak mengambil orang kafir atau orang yang tidak beriman. Kedua, tidak mengangkat pemimpin dari orang-orang yang mempermainkan Agama Islam. Ketiga, pemimpin harus mempunyai keahlian di bidangnya. Keempat, pemimpin harus bisa diterima (acceptable), mencintai dan dicintai umatnya, mendoakan dan didoakan oleh umatnya. Kelima, pemimpin harus mengutamakan, membela dan mendahulukan kepentingan umat, menegakkan keadilan, melaksanakan syari’at, berjuang menghilangkan segala bentuk kemunkaran, kekufuran, kekacauan, dan fitnah.

Selanjutnya, pandangan yang lain menyebutkan. Pertama, Shidiq (jujur). Kedua, Amanah (tanggung jawab). Ketiga, tidak menipu. Keempat, menepati janji. Kelima, murah hati. Keenam, tidak melupakan akhirat. Kelima, murah hati. (Hlm, 5-6). 

Karakteristik Kepemimpinan yang terkandung dalam pada surah Al-Baqarah 247, Ali-Imran 159, dan An-Nisa 58. 1). Berilmu, 2). Sehat jasmani dan rohani, 3). Lemah lembut, 4). Bermusyawarah, 5). Amanat, 6). Adil, 7). Bertawakal. (KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM (KAJIAN TAFSIR IBNU KATSIR). Tadbir: jurnal Manajemen Dakwah. Volume 2, Nomor 1, 2017. hlm, 8-10).

Kriteria-kriteria pokok atau patokan utama untuk menjadi pemimpin yang ideal yang ditawarkan oleh Islam untuk negara Indonesia. 1). Pemimpin yang Memiliki Talenta Kepemimpinan. 2). Pemimpin yang Bertanggung Jawab. 3). Pemimpin yang Memiliki Sifat Jihad. 4). Pemimpin yang Berakhlak Mulia dan Penyayang.(KONTRUKSI PEMIMPIN IDEAL UNTUK INDONESIA. Ainun Najib, S.Th, I. Pengasuh Pesantren Darun Nasyiin Pontianak Kalbar. Alumni Jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuludin, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. IN RIGHT. Jurnal Agama dan Hak Azazi Manusia Vol. 3, No. 1, 2013. Hlm, 146-57).

Sejarah menjelaskan kepada kita, ketika Nabi Muhammad saw berhijrah bersama para pengikutnya, beliau mengatakan bahwa motivasi dan keikutsertaan para pengikutnya itu beragam, ada yang bermotivkan kekayaan, dan ada juga karena dorongan wanita yang ingin dinikahinya. Semuanya itu dibenarkan, hanya saja kualitas partisipasi yang terbaik dan tertinggi dalam pandangan agama Islam adalah karena Allah swt.

Pertama, Allah adalah hakim mutlak seluruh alam semesta dan segala isinya. Allah adalah Malik al-Nas, pemegang kedaulatan, pemilik kekuasaan, pemberi hukum. Manusia harus dipimpin oleh kepemimpinan Ilahiyah. Kedua, kepemimpinan manusia yang mewujudkan hakimiah Allah di bumi adalah Nubuwah. Nabi tidak saja menyampaikan Al-qanun Al-Ilahi dalam bentuk kitabullah, tetapi juga pelaksana qanun itu sendiri. Ketiga, para 'faqih" diberikan beban menjadi pemimpin. Kepemimpinan Islam berdasarkan atas hukum Allah. Oleh karena seorang faqih haruslah orang yang lebih tahu tentang hukum lllahi.(KRITERIA PEMIMPIN TELADAN DALAM ISLAM (ANALISIS KRITIS TERHADAP AYAT-AYAT AL-QUR'AN DAN HADITS-HADITS NABI SAW. Drs. Abdullah Syukur, MA. Laporan Hasil Penelitian Individu, Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung. 2015).

Kesimpulan

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memengaruhi orang lain supaya mau bekerjasama di bawah arahannya untuk mencapai tujuan yang di ridhoi Allah SWT. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mukmin. Pemimpin ini harus memiliki sifat-sifat yang dapat diteladani dari Nabi Muhammad SAW yaitu sidiq, amanah, tabligh, fathonah, dan maksum. Kunci untuk membangun kepercayaan seorang pemimpin adalah kejujurannya. Dengan terpenuhinya sifat-sifat ini diharapkan pemimpin baru kita dapat membawa kita kepada kesejahteraan dunia, dan kebahagian akhirat.

Referensi:

TEORI KEPEMIMPINAN. Oleh: Dr. Budi Sunarso. Penerbit, Penerbit: Madani Berkah Abadi. 2023. 

KARAKTERISTIK PEMIMPIN DALAM PERSPEKTIF ISLAM. (KAJIAN TAFSIR IBNU KATSIR). Rukhaini Fitri Rahmawati, STAIN Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Tadbir: jurnal Manajemen Dakwah. Volume 2, Nomor 1, 2017.

KRITERIA PEMIMPIN TELADAN DALAM ISLAM (ANALISIS KRITIS TERHADAP AYAT-AYAT AL-QUR'AN DAN HADITS-HADITS NABI SAW. Drs. Abdullah Syukur, MA. Laporan Hasil Penelitian Individu, Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung. 2015.

KONTRUKSI PEMIMPIN IDEAL UNTUK INDONESIA. Ainun Najib, S.Th, I. Pengasuh Pesantren Darun Nasyiin Pontianak Kalbar. Alumni Jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuludin, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. IN RIGHT. Jurnal Agama dan Hak Azazi Manusia Vol. 3, No. 1, 2013.

Fitratul Akbar

Penulis adalah Alumni Prodi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال