Seni Musik dan Spiritualitas Islam

KULIAHALISLAM.COM - Seni musik merupakan seni yang tidak bisa dipisahkan oleh semua orang. Hampir semua orang yang ada di dunia ini menyukai musik. Bagaimana tidak, didalam kehidupan sehari-hari kita pun selalu mendengarkan musik atau tak sengaja terdengar musik dari orang lain. Mulai dari musik rock, jazz, pop, religi, dan masih banyak jenis musik yang lain. 

Musik sendiri juga di pandang sebagai kebutuhan ekspresif manusia dalam mengekspresikan perasaan, emosi, atau tentang kehidupan yang ia jalani. Setiap jiwa manusia memiliki sistem alunan musik berupa irama, melodi, serta, ritme. 

Irama yang ada tercermin di dalam diri manusia adalah fisik dan mental. Dimana manusia memiliki ritme berupa denyut nadi, tarikan nafas ataupun kedipan mata, dan irama dalam logat berbicara serta cara jalan dari manusia tersebut.

Secara mentalpun manusia juga memiliki kecerdasan yang berbeda-beda yang membentuk dan mempengaruhi irama kerja, cara berpikir yang terstruktur secara melodis, harmonis mengibaratkan keras lunaknya sebuah irama musik. 

Demikian pula dengan kondisi emosi yang mempengaruhi aliran darah dan detak jantung. Emosi marah akan membuat jantung lebih kencang. 

Di dalam agama, musik-pun dijadikan sebagai sesuatu hal yang sakral, yang dapat membuat si pendengar menjadi lebih religius dan membuat spiritualitas didalam diri begitu menenangkan. Islam pun juga demikian. Ia juga memakai musik sebagai sarana untuk berdakwah menyebarkan Islam. 

Di sisi lain musik juga sebagai sarana untuk mengungkapkan isi hati dari seorang hamba terhadap dia Sang Maha memiliki cinta. Contohnya, seorang sufi ketika ia mengungkapkan apa yang ia rasakan dengan melalui syair atau nada dari musik yang ia buat. 

Islam memiliki pandangan tersendiri terhadap musik. Ada yang memperbolehkan dan ada yang melarang musik. Dikatakan terlarang karena jika musik tersebut menyebabkan kelalaian untuk menuju Tuhan, lalu mencintai dunia secara berlebihan, maka hal itu akan membuat spiritualitas dalam diri akan menurun. Maka dari itu Islam melarang musik. 

Namun Islam juga menjadikan musik sebagai tangga untuk menuju kehadirat Tuhan. Karena musik juga membuat hati sesesorang menjadi tenang. 

Seperti pembacaan Alqur’an (tilawah), nyanyian religius berupa sholawatan, serta rangkaian do’a suci. Musik bagi Islam merupakan gema panggilan Tuhan kepada manusia untuk kembali kepadanya dan juga sebagai sarana manusia untuk kembali ke sumber spiritualnya. 

Keharmonisan musik tergantung dari kondisi spiritual si pembuat dan si pendengar musik. Semakin tinggi spiritualitas dalam diri seseorang, maka semakin tinggi pula kualitas dari musik yang dia buat maupun dia dengarkan. 

Seyyed Hossein Nasr mengatakan bahwasannya; 

Musik berfungsi untuk menentramkan pikiran dari beban kemanusiaan dan menghibur tabiat manusia . Bagi sementara orang , musik merupakan godaan karena ketidaksempurnaan mereka . Bagi yang lain , musik merupakan sebuah peringatan. 

Musik juga berperan sebagai media kepentingan bagi manusia. Di sinilah kemudian musik memiliki peran dan fungsi yang signifikan terhadap kondisi diri manusia. Seperti halnya alam, ketika manusia mengalami disharmonisasi dalam dirinya, baik dalam fisik, mental, maupun spiritual, ia akan berusaha membuat dan membentuk keharmonisan baru melalui musik. 

Musik juga dapat merespon secara fisik dan mental bagi manusia. Dimana musik masuk kepada tubuh melalui pendengarannya yaitu telinga, lalu di lanjutkan menuju otak akhirnya hati pun menerima sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja tubuh atau pikiran. 

Jika musik itu sebagai ketenangan, maka musik tersebut akan di tafsirkan oleh tubuh dan pikiran sebagai ketenangan. Namun jika musik tersebut di tafsirkan sebagai kesedihan, maka tubuh dan pikiran akan menafsirkan kesedihan. 

Namun jika musik itu dijadikan sebagai semangat, maka tubuh atau pikiran akan merespon dengan kinerja selalu semangat terus di kehidupan sehari-hari. Jikalau musik tersebut dijadikan alat sebagai jalan mesnuju Tuhan, maka akan timbul ketenangan -ketenangan di dalam pikiran dan hati.

Maka dari itu penting bagi kita untuk menjaga diri agar tetap stabil dan tetap tenang. Karena tiap-tiap jiwa memiliki spiritualitas masing-masing. Yang pada akhirnya spiritualitas tersebut akan mempengaruhi cara kerja kita di dalam beraktivitas sehari-hari.

Penulis: Muhammad Toha Sobirin (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Jurusan Akidah dan Filsafat Islam)
Editor: Adis Setiawan

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال