Seni Mempermalukan Diri Kepada Tuhan di Era Modern

KULIAHALISLAM.COM - Perkembangan sains modern memiliki pengaruh yang besar terhadap kelangsungan hidup manusia sendiri. Perkembangan ini juga berpengaruh dalam segala hal bidang, seperti bidang Pendidikan, ekonomi, politik dan lain sebagainya. Namun, faktanya dalam perkembangan sains modern ini juga memiliki dampak atau pengaruh negatif, dan salah satunya adalah lunturnya pengetahuan tentang spiritualitas pada diri setiap manusia.

Mempermalukan Diri Kepada Tuhan
Ilustrasi berdoa kepada Tuhan (get.pxhere.com)

Dalam hal ini banyak umat manusia yang beragama namun lupa akan pengetahuan spiritualitas yang ada pada diri mereka. Banyak dari kita telah lupa akan tujuan kita hidup di dunia yang diciptakan Tuhan dengan sempurna ini. Di era modern ini, manusia sebagai pemeran utama dalam kehidupan yang serba praktis dan sebagai pemeran utama dalam mengenal Tuhan sebagai seorang hamba.

Pada era modern ini kita dihadapkan dengan hingar-bingar perkembangan ilmu pengetahuan. Hal tersebut dapat kita lihat salah satunya dalam bidang teknologi yang mempermudah kita dalam segala urusan dan menjalankan kehidupan. Kemudian reaksi yang timbul dari fenomena ini membuat banyak orang terlena dan lalai sebagai individu yang dikategorikan sebagai makhluk ciptaan Tuhan. 

Adapun juga kaitannya dengan mengingat dan beribadah kepada Allah SWT. Yakni dengan praktek bertasawuf adalah dengan menyandang atau melakukan sifat-sifat terpuji sekaligus meninggalkan sifat-sifat tercela, melaksanakan perintah sekaligus menjauhi larangan agama.

Allah telah berfirman :

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” (Q.S Az Zariyat, 56)

Menurut ahli tafsir Rabi ibn Anas, ayat tersebut selain menjelaskan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia, ayat ini perintah untuk mengingat Allah SWT dan beribadah kepadan-Nya.

Sedangkan pada realitanya sebagai contoh fenomena yang terjadi di sekeliling kita, banyak anak muda yang membuang waktunya secara percuma-percuma dengan bermain gadget sepanjang waktu dan menunda bahkan lupa untuk beribadah kepada Tuhan-Nya. Apakah kita tidak malu menyebut diri kita sebagai seorang hamba? Yang mengingat Tuhan-Nya hanya saat dibutuhkan saja? Lantas bagaimana seorang hamba di era modern ini dapat menjalankan kehidupan tanpa melemahkan spiritualitasmya sebagai seorang makhluk?  

Untuk itu, yang kita perlukam adalah mengembangkan spiritualitas kita dengan metode bertasawuf. Metode tasawuf merupakan mujahadah dengan bersarana hati dengan tujuan ingi berda sedekat mungkin dengan Tuhan. Menurut para sufi, Tuhan merupakan zat yang bersih dan suci, sedangkan manusia penuh dengan noda dan kotor.

Spiritualitas merupakan sebuah keperayaan terhadap sesuatu di luar diri, seperti Tuhan, agama, adat, dan lain sebagaianya. Spiritualitas juga merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan. 

Istilah spiritualitas berasal dari kata ‘spiritus’ yang bermakna nafas kehidupan. Spirit merupakan suatu hal yang membantu kita dalam mendefinisikan kebenaran, jati diri yang sesungguhnya dalam diri kita dan menegaskan individualitas kita.

Dalam kaitanya spiritualitas bagi manusia, merupakan upaya manusia dalam menemukan harapan, arti, dan ketenangan dalam hidup. Bagaimana kemudian tasawuf dapat mengembangkan spiritualitas kita. Tasawuf adalah sebuah upaya yang dilakukan manusia untuk memperindah diri dengan akhlak yang bersumber pada agama dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah. 

Dalam tasawuf Ibnu Sabi’in yang merupakan sufi falsafi adalah untuk mencari kesucian jiwa dan ketenangan jiwa dengan mengikuti jalan yang benar. Menurut pemikiran Ibnu Sabi’in, ia menganjurkan untuk mengembangkan kemampuan untuk melihat hakiki Tuhan melalui pengalaman spriritual. Ia meyakini bahwa hanya dengan memehami hakiki Tuhan yang sebenarnya, seseorang akan dapat memahami hakiki-hakiki lainnya. 

Kemudian bagaimana mengembangkan spiritual tersebut. Menurut Ibnu Sabi’in dalam proses perkembangan spiritiual ada beberapa cara :

Kita harus menghindari keserakahan, kemalasan, dan keegoisan.

Kita harus mengejar kesederhanaan dan menghindari ketamakan.

Kita harus lebih sering berdoa dan meditasi.

Kita harus belajar mencari tahu tentang hakikat Tuhan dan ajaran-ajaran agama.

Kita harus menghargai orang lain dan membantu mereka dalam segala hal.

Dengan begitu, kita tidak akan melupakan tujuan kita saat di dunia ini sebagai seorang hamba yang taat kepada Allah SWT di era modernisasi ini.

Penulis: Moch Lukman Hakim Romadhon (Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya)

Editor: Robby Karman

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال