Mukjizat Nabi Isa Pada Waktu Kecil Riwayat Ibnu Katsir

Kuliahalislam  Wahilab ibn Munnabib menyebutkan bahwa ketika Nabi Isa Alaihisalam dilahirkan, berhala-berhala yang terdapat di belahan Barat dan Timur menjadi berjatuhan pada hari itu. Sementara itu, Setan-Setan menjadi kebingungan karena hal tersebut sehingga Iblis menyingkapkan bagi mereka tentang penyebabnya.


Ilustrasi Nabi Isa. Foto: thattheworldmayknow.com

Iblis memberikan informasi kepada para setan bahwa pada hari itu Isa dilahirkan di kamar ibunya dengan dikelilingi oleh para Malaikat. Sementara itu, bintang besar di langit tampak sangat jelas. Bahkan Raja Kisra Persia pun pingsan karena kemunculannya.

 Selanjutnya, Raja Kisra Persia menanyakan hal itu kepada para dukun lalu mereka menjawab : “ Seorang bayi yang sangat agung telah lahir di muka bumi”. Kemudian Raja Kisra Persia segera memutus beberapa orang utusan dengan membawa emas dan hadiah kepada Isa. 

Ketika mereka sampai di Syam, mereka ditanya oleh Raja Syam tentang kedatangan mereka. Lalu menceritakan hal itu kepadanya. Selanjutnya, ia menanyakan waktunya dan ternyata pada saat itu bertepatan dengan lahirnya Nabi Isa putra Maryam di Baitul Maqdis. Akhirnya, Isa menjadi sangat terkenal karena kemampuannya berbicara ketika masih dalam buaia ibunya.

 Selanjutnya, para utusan dikirim kepadanya dan diutus pula beberapa orang untuk bisa langsung melihat dan membunuhnya. Akan tetapi, mereka tidak berhasil mewujudkan hal itu. Ketika menyerahkan hadiah itu kepada Sayidah Maryam dan kembali pulang, Maryam diberitahu : “Sesungguhnya, kedatangan para utusan Raja Syam itu sebenarnya hanya untuk membunuh putramu”.

 Kemudian Maryam segera membawa anaknya ke Mesir untuk menjaga keamanan putranya itu. Sayidah Maryam menetap di Mesir sampai putranya berumur dua belas tahun. Selanjutnya, tampaklah pada diri Isa berbagai macam kemuliaan dan mukjizat sejak masih berusia anak-anak. Di antara mukjizatnya adalah ketika para saudagar yang singgah ditempatnya itu, mereka bahwa ada salah seorang di antara mereka yang kehilangan uang dirumahnya.

 Rumahnya ditempati oleh orang-orang miskin, lemah dan kaum jelata. Akan tetapi, ia tidak mengetahui siapakah di antara mereka yang telah mengambil uangnya itu. Setelah Isa putra Maryam mengetahui hal itu, ia langsung berangkat menemui orang buta. 

Nabi Isa berkata : “Bawalah tempat duduk ini dan berjalanlah”. Orang buta itu menjawab : “Sungguh aku tidak bisa melakukan hal itu”. Isa berkata “ Lakukanlah saja seperti engkau melakukannya ketika mengambil uang dari kantong yang ada di dalam rumah itu”.Setelah mendengar ucapan Nabi Isa orang buta itu langsung mengakui bahwa dialah yang mengambil uang yang hilang itu.

Kemudian orang buta tersebut membawa kembali uang yang dicurinya itu dan menyerahkannya kepada pemiliknya. Dengan adanya kejadian itu, nama Isa semakin terkenal dan mendapatkan kedudukan tinggi dalam pandangan masyarakat padahal saat itu ia masih sangat kecil sekali.

Sementara itu, Ibnu ad-Dahqan pernah mengadakan jamuan makan dalam acara khitan anak-anaknya. Ketika masyarakat sudah berkumpul dan acara makan-makan sudah dimulai, Ibnu ad-Dahqan hendak menuangkan minuman untuk mereka yaitu minuman Khamar sebagaimana tradisi yang biasa berlaku saat itu. Akan tetapi, ternyata guci tempat minuman itu kosong melompong tidak ada isinya. 

Ibnu ad-Dahqan mendadak panik dan kebingungan. Ketika Islam melihat hal itu, dia segala bangun dan melewati guci-guci itu. Lalu tangannya mulai bergerak-gerak melewati mulut-mulut guci sehingga semua guci telah penuh terisi air minum dari jenis minuman yang terbaik. Orang-orang yang hadir di tempat itu merasa sangat takjub dengan kejadian tersebut. Kemudian mereka mengagungkan dan memuliakan Nabi Isa Alaihissalam.

Selanjutnya, mereka membeli harta benda kepada Nabi Isa dan ibunya Maryam sebagai ungkapan terima kasih, tetapi mereka berdua tidak mau menerimanya. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan itu Baitul Maqdis. 

Ishaq ibn Bisyir berkata, Utsman ibn Saj yang lainnya memberitahu kami, dari Musa ibn Wardan dari Abu Nadrah dari Abu Sa'id dari Makhlul dari Abu Hurairah, ia berkata : " sesungguhnya, Isa putra Maryam adalah orang yang pertama kali diberi kemampuan oleh Allah bisa berbicara pada waktu ia masih kecil. Dia mengagumkan Allah dengan pujian yang sama sekali belum pernah terdapat sebelumnya sehingga tidak dibiarkan matahari, bulan, gunung, sungai dan mata air kecuali ikut Sebutkan dalam pujiannya untuk mengagungkan Allah".

Nabi Isa putra Maryam berkata : " Ya Allah, Engkau sangat dekat dengan ketinggian-Mu, sangat tinggi dalam kerendahan-Mu, Maha Tinggi atas semua makhluk ciptaan-Mu. Engkau telah menciptakan tujuh lapis langit di angkasa dengan kalimat-kalimat-Mu berupa tingkatan-tingkatan yang sama dan penuh keseimbangan, yaitu berupa awan yang datang kepada-Mu dengan penuh ketaatan, di dalamnya terdapat para Malaikat-Mu yang selalu bertasbih menyucikan-Mu. Engkau jadikan di dalamnya halilintar yang selalu menyucikan keadaan-Mu. Engkau jadikan di dalamnya bulan dan bintang-bintang laksana lampu-lampu yang memberi petunjuk dalam kegelapan dan kebingungan. Maha Suci Engkau. Ya Allah, Engkau telah pancarkan air melalui mata air mata air yang berlimpah ruah. Lalu Engkau buatkan sungai-sungai dari air sungai-sungai itu air mengalir melalui anak-anak sungai. Kemudian, dari anak-anak sungai itu Engkau tumbukan pepohonan dan buah-buahan. Selanjutnya, Engkau jadikan di atas bumi ini gunung-gunung sebagai pasaknya".

Selanjutnya Nabi Isa berkata : " Ya Allah! Tidak ada nikmat yang melebihi besar dan banyak nikmat yang berasal dari-Mu. Tidak ada sifat yang lebih agung dan lebih tinggi melebihi sifat-Mu. Ya Allah, Engkau yang telah memperjalankan awan, memerdekakan budak, memberikan hak, dan Engkau nggak jelas sebaik-baik Pemberi Keputusan. Tidak tidak ada Tuhan melainkan Engkau. Hanya orang-orang yang takut kepada-Mu yang mau tunduk dan patuh. Kami bersaksi bahwa Engkau bukanlah Tuhan yang kami buat-buat dan tidak pula Tuhan yang memiliki sekutu. Tidak ada pula seorang pun yang membantu-Mu menciptakan kami. Kami bersaksi bahwa Engkau Maha Esa dan tempat bergantung segala sesuatu. Engkau tidak beranak dan tidak pula di peranakan. Tidak tidak pula ada seorang pun yang setara dengan-Mu". 

Ishaq ibn Bisyir berkata, diriwayatkan dari Juwabir dan Muqatil dari adh-Dhahak dari Ibnu Abbas bahwa Isa putra Maryam menahan diri berbicara setelah dia berbicara kepada mereka saat masih kecil sehingga dia berusia remaja. 

Selanjutnya, Allah menjadikan Nabi Isa mampu berbicara dengan kata-kata yang penuh hikmah dan bapak-bapak tinggi sehingga orang-orang Yahudi banyak membicarakan dirinya dan ibunya. Mereka menyebut Nabi Isa sebagai anak penzina (pelacur). Inilah makna firman Allah : " Dan karena kekafiran mereka terhadap Isa dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina)" (Q.S An-Nisa ayat 156).

Selanjutnya, Ishaq ibn Bisyir berkata, : Setelah Nabi Isa putra Maryam berusia 7 tahun, ibunya menyerahkan putranya itu kepada seorang guru yang menyampaikan ilmunya dengan mendatangi rumah Isa. Ketika gurunya mengajarkan tentang Abu Jad'. Isa bertanya : " Apakah yang dimaksud Abu Jad itu ?". Guru menjawab : "Tidak tahu". Isa berkata : "Bagimana mungkin engkau tidak tahu padahal engkau yang mengajariku". Guru berkata : " Kalau begitu coba ajari aku ". Isa menjawab : " Alif adalah Ala' Ullah yang berarti nikmat-nikmat Allah. Ba adalah Baha' Ullah yang artinya adalah keagungan Allah. Jim adalah Jamalullah dan bahjatullah yang berarti keindahan Allah". Sang guru sangat kagum terhadap Isa putra Maryam.

Ishaq ibn Bisyr meriwayatkan dari Juwaibir dan Muqatil dari adh-Dhahak dari Ibnu Abbas, ia bercerita : " sesungguhnya, Nabi Isa Mengetahui berbagai macam keajaiban pada masa kecilnya sebagai suatu mukjizat dari Allah. Kemudian berita itu tersebar di kalangan orang-orang Yahudi hingga Nabi Isa pun tumbuh semakin besar. Lalu Bani Israil mencarinya sehingga membuat ibunya Maryam merasa sangat cemas. Kemudian Allah mewahyukan kepada Maryam agar segera membawa Nabi Isa ke Mesir"

Allah berfirman : " Dan telah Kami jadikan Isa putra Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata bagi kekuasaan Kami dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat Padang Padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir (Q.S Al-Mu'minun ayat 50). Pak ulama Salaf dan ahli Tafsir Al-qur'an berbeda pendapat tentang Rabwah (tanah datar yang tinggi), sebagaimana yang disebutkan oleh Allah pada ayat di atas dengan digambarkan sebagai Padang Padang rumput dengan sumber-sumber air yang bersih dan mengalir.

Ciri-ciri tempat tersebut merupakan hal yang sangat asing karena merupakan tempat yang berbeda seperti pada umumnya dataran tinggi yang ada. Namun, Dataran tinggi yang disebutkan memiliki sumber-sumber air bersih dan mengaliri seluruh bagian bumi. Ada ulama berpendapat bahwa tempat yang dimaksud dalam ayat itu adalah di Baitul Maqdis. Ibnu Abbas meriwayatkan suatu hadis dengan sanad yang bagus bahwa tempat yang dimaksud adalah di Damaskus. Ada pula yang berpendapat bahwa tempat yang dimaksud berada di Mesir sebagaimana yang diakui oleh ahli kitab namun ada juga ulama yang berpendapat bahwa tempat yang dimaksud adalah Ramallah, sebuah kota besar di Palestina. Wallahu a'lam.

Ishaq ibn Bisyr juga berkata, Idris juga pernah berkata kepada kami dari kakeknya yang bernama Wahab ibn Munnabih, ia berkata : " sesungguhnya Isa putra Maryam ketika telah mencapai usia 13 tahun, Allah segera memerintahkan kepadanya untuk segala kembali dari negeri Mesir ke Baitul Maqdis. Selanjutnya diceritakan pula bahwa Yusuf ibn Khal mendatangi Isa. Kemudian Yusuf membawa Isa dan ibunya naik keledai menuju Baitul Maqdis dan menetap di sana hingga Allah menurunkan kitab Injil kepada Nabi Isa, mengajari Kitab Taurat, memberinya kemampuan menghidupkan orang yang sudah mati, menyembuhkan berbagai macam penyakit dan mengetahui berbagai hal tersembunyi yang disimpan oleh orang-orang di dalam rumah mereka masing-masing.

Selanjutnya, banyak orang yang membicarakan tentang kedatangan Nabi Isa, lalu mereka merasa heran dan takjub atas berbagai macam keajaiban yang dimilikinya. Mereka benar-benar merasa kagum kepada Nabi Isa lalu Nabi Isa mengajak mereka kepada agama Allah hingga akhirnya berita tersebut tersebar luas di tengah-tengah masyarakat.

Sumber : Sejarah Para Nabi karya Ibnu Katsir


Rabiul Rahman Purba, S.H

Rabiul Rahman Purba, S.H (Alumni Sekolah Tinggi Hukum Yayasan Nasional Indonesia, Pematangsiantar, Sumatera Utara dan penulis Artikel dan Kajian Pemikiran Islam, Filsafat, Ilmu Hukum, Sejarah, Sejarah Islam dan Pendidikan Islam, Politik )

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال