Healing Ala Sufi

Oleh: Nuril Karomatillah Arifah, Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

KULIAHALISLAM.COM - Kita sekarang hidup pada era dimana semuanya serba canggih dan serba ada. Seperti mencari baju atau barang yang kita inginkan tinggal cari dan klik.

Ketika kita sudah menemukan sesuatu kita inginkan pasti kita akan merasa bahagia dan senang. Dengan gampangnya teknologi menjadisebagian kebahagiaan kita.

Namun, ironinya bahwa dibalik kebahagiaan yang mudah didapat maka timbul dengan mudah juga rasa kebosanan, kesusahan, dan kesuntukan. 

Maka tidak heran bahwa banyak keluh kesah yang dialami anak jaman sekarang, susah sedikit mengeluh, susah sedikit update story Instagram, bikin tweet. 

Nah, untuk mengatasi rasa itu mereka sering mengatakan “Bahwa kita butuh Healing!” dengan healing mempermudah kita untuk meluapkan masalah, untuk membebaskan penderitaan yang kita rasakan.

Sebenarnya healing itu apa sih? Apakah benar dengan healing semua masalah teratasi? Dampak apa juga yang akan kita dapat dalam healing itu?

Healing itu proses pemulihan yang melibatkan diri sendiri untuk kembali bangkit dan sembuh dari penderitaan fisik maupun batin. 

Pada zaman sekarang terdapat beragam sekali cara untuk melakukan self healing seperti, staycation, solo travelling, hingga shopping barang – barang mewah.

Namun, self healing yang dilakukan oleh masyarakat sering kali memamerkan sebuah trip liburan dengan menggunakan fasilitas mewah hingga barang – barang mewah. 

Nah, perilaku self healing seperti itu akan menimbulkan perilaku yang konsumtif. Healing sejatinya tidak membutuhkan barang – barang mewah untuk pemulihan diri. Dengan seperti itu makamasyarakat jauh akan makna healing yang sesungguhnya.

Membeli barang – barang mewah memberikan sensasi sendiri, apalagi terhadap barang yang sudah lama kita inginkan. Namun, apakah setelah kita membeli barang tersebut, kita sembuh dari luka batin? 

Mungkin, kita sembuh hanya untuk sesaat. Tetapi, luka batin yang kita rasakan tetap ada. Pada dasarnya self healing memang proses penyembuhan atas diri kita terhadap penyakit fisik maupun batin. 

Tetapi, ada banyak cara untuk pulih seperti, berhenti dari kegiatan sejenak, memberi ruang untuk diri kembali memaknai hidup, memaafkan diri sendiri untuk segala luka yang singgah dihati. 

Meskipun, semua masalah tidak dapat diselesaikan dengan sendiri, namun mengetahui perasaan dan mengizinkan diri untuk sembuh merupakan langkah yang tepat agar merasa tenang.

Begitu pula, dengan dunia islam. Terlebih pada dunia mistik. Healing juga merupakan terapi atau proses penyembuhan diri dari penyakit fisik maupun batin yang bersifat rohani dan dinilai sebagai ujian dari Allah SWT. 

Bukan hanya kita saja manusia pada zaman sekarang yang melakukan healing tetapi, para Sufi terdahulu juga merasakan healing.

Nah, healing yang dilakukan oleh Sufi tentu berbeda dengan healing zaman sekarang. Apa yang dilakukan oleh sufi pada saat melakukan healing? Healing seperti apa yang Sufi lakukan?

Kita harus menyadari bahwa yang yang kita lakukan selama ini bukan murni dari diri kita sendiri. Begitu pun dengan perilaku orang lain. 

Mungkin, mereka diterlihat seperti kejam dan tidak punya hati dimata kita. Tetapi, pada dasarnya apabila kita pahami lebih halus atau lebih dalam semua itu bisa jadi rangka dalam kebaikan kita.

Oleh karena itu kita sebagai manusia tidak perlu berlebihan didalam menanggapi hal seperti itu. Mungkin memang menyakitkan, sakit yang kita alami itu hanya bersifat sementara tetapi ada begitu besar hikmah yang kita dapatkan apabila kita berhasil melewati fase itu. 

Apabila gagal, bangkit kembali dan jadikan kegagalan itu sebagai hikmah buat kita didunia ini yang sedang diuji oleh Allah SWT, karena pada dasarnya dunia ini merupakan tempat ujian kita didalam menjalankan kehidupan.

Jika kita mendapatkan penderitaan atau masalah, cukup hanya kita renungkan dan pikirkan lebih dalam lagi. Dibalik segala ujian didunia ini pasti ada hikmah yang besar. 

Jadi, healing tidak perlu dengan liburan menggunakan faslitas mewah dan sebagainya, cukup istirahat sejenak, tenangkan pikiran, dan pikirkan kembali apa hikmah yang terdapat pada ujian itu.

Bagaimana dengan diri kita sendiri? Apakah healing yang kita lakukan sudah seperti itu? Atau justru lebih jauh dari makna healing yang sebenarnya?

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال