Bersyukur dalam Tasawuf Bisa Jadi Obat Depresi?

KULIAHALISLAM.COM - Bersyukur merupakan salah satu bentuk rasa terima kasih kita kepada Allah atas segala apa yang telah terjadi dan rahmat yang telah diberikan. Bersyukur juga erat kaitannya dengan penerimaan diri. 

Sumber gambar: https://kalam.sindonews.com/

Sebagaimana rasa syukur merupakan salah satu jalan menuju penyucian diri dalam tasawuf, salah satu upaya kita untuk dapat menyucikan diri kita ialah dengan rasa syukur terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada diri kita.

Rasa syukur akan selalu mendekatkan kita dengan hal-hal baik, dimana kita menyadari nikmat yang telah diberikan maka disitulah tempat kebaikan Allah SWT.

Apakah kita bersyukur hanya untuk bertaat kepada Allah?

Tentu tidak, bersyukur sebagai bukti bahwa kita telah menerima diri kita. Dengan begitu, kita tidak hanya bertaat dengan Allah tapi juga sebagai upaya kita menjaga kesehatan mental danjasmani kita.

Bagaimana bisa bersyukur dapat menjauhkan diri dari depresi?

Tanpa kita sadari semakin kita jauh dari rasa bersyukur maka semakin tinggi tingkat depresi kita saat menghadapi masalah-masalah didunia. Kalau dikatakan depresi mungkin terdengar sedikit berlebihan, namun apabila emosi kita sudah membludak dan tak terkendali. Kita sudah tidak lagi dapat menghindari yang namanya depresi.

Ada kalanya apabila kita terlalu bersandar pada dunia akan berujunng kecewa, harapanyang kita berikan pada dunia hanya boleh sebatas hasil dari upaya yang kita berikan. Namun untuk keyakinan dan harapan yang utama haruslah kita sandarkan pada Allah SWT. Dengan begitu hasil apapun yang kita dapatkan di dunia tidak akan memengaruhi keyakinan kita kepada Allah SWT.

Dalam bertasawuf semua hal yang ada maupun tidak ada dalam dunia ini haruslah kita yakini bahwa semua telah direncanakan dan dihendaki Allah SWT.

Lalu Apa Hubungannya Bersyukur Dengan Depresi?

Jadi begini, apabila kita tidak pernah bersyukur dengan yang kita miliki maka secara tidak langsung kita akan terus merasa kurang dengan hidup kita. Bukan berarti merasa selalu kurang adalah hal buruk, namun apabila kita berlebihan menyalahkan diri sendiri dengan rasa ingin lebih tersebut dapat mempermudah kita mengalami depresi seperti yang saya katakan sebelumnya.

Niscaya jika kita selalu sadar akan karunia Allah dan dapat menerima apapun dalam diri kita maka akan jauh kita dari emosi-emosi yang berlebihan. Dalam Alquran SurahSurah Ar-Ra'd Ayat 28

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ


Arab-Latin: Allażīna āmanụ wa taṭma`innu qulụbuhum biżikrillāh, alā biżikrillāhi taṭma`innul-qulụb

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteramdenganmengingatAllah.Ingatlah,hanyadenganmengingatAllahhatimenjaditenteram.”

Dari ayat diatas dengan kita selalu mengingat Allah dapat menenangkan gejolak emosi dan perasaan buruk dalam hati kita.

Apakah yakin terhadap takdir Allah dapat dikatakan dengan bersyukur?

Maka dapat ku katakan jika kita yakin bahwasannya apapun yang terjadi dalam kehidupan kita hanya ada miracle, keajaiban yang akan selalu terjadi dengan kita sadari atau tidak. 

Kebaikan dan keburukan yang terjadi merupakan keajaiban Allah SWT yang diberikan kepada kita. Kebaikan apabila telah disadari dan dipahami akan terdapat hikmah dari kejadian yang terjadi dalam kehidupan, dan keburukan apabila belum dapat diterima dan dipahami hikmah yang terselip dalam kejadian tersebut.

Dalam Alquran Surat Luqman Ayat 12

وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمَٰنَ ٱلْحِكْمَةَ أَنِ ٱشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ

Arab-Latin: Wa laqad ātainā luqmānal-ḥikmata anisykur lillāh, wa may yasykur fa innamā yasykuru linafsih, wa mang kafara fa innallāha ganiyyun ḥamīd

Artinya:Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".

Dalam berbagai aspek jasmani atau rohani perlulah kita syukuri, dalam hal kesehatan, akal, rezeki, bahkan kesedihan yang kita terima bersyukur dan serahkan semuanya kepada Allah.

Mulai Bertasawuf dengan Rasa Syukurku

Tanpa kusadari penolakan terhadap apa yang terjadi telah menjauhkanku dari nikmat yang Allah berikan. Semakin aku jauh dari-Mu maka semakin sering aku merasa sedih dan sendiri. 

Terima kasih atas segala yang Engkau berikan kepadaku dan atas rencana yang telah Engkau tuliskan untukku dimasa depan. Terima kasih atas kebahagiaanku hari ini, kesehatanku hari ini, kesedihanku yang entah kapan akan terjadi. 

InsyaAllah, semoga aku selalu ingat kepada-Mu.Maaf jika sebelumnya aku mengingkari nikmat-Mu, meragukanciptaan-Mu.

Penulis: Afidatul Khusna (Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya)
Editor: Adis Setiawan

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال