Dialog Kebangsaan: Ketika Jaringan Terorisme Menyasar Kotak Amal

(Gambar: Fitrah)

KULIAHALISLAM.COM, MALANG - Cangkir Opini menyelenggarakan acara DIALOG KEBANGSAAN "Gerakan Filantropi Perdamaian". Bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa, universitas Muhammadiyah Malang (BEM UMM) kabinet ARKA BASWARA, Griya Madani, dan LAZISMU Jatim.

Hari Selasa, 31 Mei 2022. Jam 08: 30 - Selesai. Acara menggunakan media zoom Meeting dan YouTube cangkir opini (daring) dan Sengkaling Conventional Hall (luring).

Acara dialog kebangsaan "Gerakan Filantropi Perdamaian ini mengundang narasumber Ust. Jack kharun (Penceramah), Drs. H. Suprayadi MM (Kemenag Wilayah Jatim), Drs. Zainul muslimin (ketua LAZISMU Jatim), dan Hasnan Bachtiar SHI, MIMWADV (Penulis dan dosen FAI UMM).

Pesertanya dari berbagai mahasiswa dan pelajar. Mengundang aktivis lembaga intra dan UKM di lingkungan universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

ZAKI Ma'ruf Alumni program studi HKI UMM dan Direktur Eksekutif Cangkir Opini, mengatakan bahwa "Tujuan Acara Dialog Kebangsaan ini adalah untuk memberikan wawasan filantropi sesuai dengan semangat Islam, karena ada beberapa kasus dana-dana infaq dan zakat itu dijadikan sebagai dana aliran terorisme".

"Segmen yang disasar adalah dari kalangan mahasiswa baik dari bacground mahasiswa yang berada di amalan, pelajar, dan seterusnya".

Selain itu, Keterbukaan arus informasi membuat mahasiswa yang masih labil, dan mencari jati diri sehingga mudah terpapar aliran radikalisme, dan terorisme. Jadi, kami ingin memberikan edukasi terkait bahaya nya radikalisme ini. 

Acara yang awalnya dimulai jam 8 pagi, namun kondisi diruangan terlihat sepi, dan peserta lalu lalang, berbincang di gazebo sekitaran lokasi acara. Dan peserta mulai berdatangan merapat ke ruangan acara dialog kebangsaan.

Narasumber pertama, Oleh: Drs. Supriyadi MM. Beliau mengatakan, "Peraturan zakat sudah ada, peraturan wakaf ada. Lembaga zakat ada, lembaga badan wakaf Indonesia ada". Ucapnya

Jadi yang dibutuhkan saat ini adalah, bagaimana pengelolaan potensi zakat di negara Indonesia ini. Beliau membandingkan, lembaga pengelola zakat (Gamawa) di Singapura. Dimana yang menjadi pekerja/pengelola adalah masih muda-muda. Dan potensi zakat, wakaf dan infaq di Singapura adalah 10 T. Ini masih potensinya, belum pengelolaan nya pasti memberi manfaat luas buat masyarakat. Jadi, lembaga Gamawan ini menyasar hotel-hotel, mesjid-mesjid, dan rumah makan, dll. Sebagai sumber pemasukan dana Gamawa tersebut.

Sedangkan, di Indonesia khususnya Jawa Timur kota malang ini. Ada Al-khaibar milik UNISMA, Sedangkan di UMM ada rusunawa, rayz hotel, dll yang belum dikelola secara potensial, dan wilayah lainnya di Jawa timur ini. Jika dikelola secara amanah dan profesional, maka bisa memberikan manfaat buat masyarakat.

Narasumber kedua, oleh Drs. Zainul muslimin. Ketua LAZISMU Jatim. Beliau mengatakan, "Persoalan zakat saat ini adalah status yang disedekahkan oleh orang-orang. kemana uang tersebut, siapa dan bagaimana cara pengelolaan agar memberi manfaat buat masyarakat".

Jadi, melalui LAZISMU ini kami bertugas untuk mengajak umat Islam untuk bergiat filantropi, berzakat, berinfaq dan bersedekah.

Jadi, dalam acara dialog kebangsaan ini. istilah filantropi tidak perlu di tambahkan kata perdamaian. Karena filantropi itu sudah memuat nilai-nilai perdamaian. Dalam praktisnya, kegiatan filantropi menyasar masyarakat (umat Islam) untuk berzakat, berinfaq, memberi, beramal, dll. Karena atas dasar cinta, memberi beramal untuk mengatasi manusia dari kemiskinan, kesengsaraan, dan menjaga martabat kemanusiaan.

Anak-anak muda mahasiswa dan pelajar ini untuk membiasakan diri memberi, berinfaq dan bersedekah. Jika kita mengurangi perbuatan yang sia-sia, maka akan membiasakan berbuat sesuatu yang bermanfaat luar biasa. Jadi setiap anggota tubuh kita digunakan untuk perbuatan yang membawa kepada amal kebajikan.

Narasumber ketiga, oleh ustadz Jack Harun sebagai penceramah. Beliau mengatakan, "Saya ini mantan napiter terorisme yang sudah taubat dari kelompok terorisme, sudah kembali ke pangkuan NKRI".

Jadi terkait topik yang dibahas hari ini saya mau berbagi pengalaman saja, ketika saya tergabung dan melakukan aksi-aksi radikalis terorisme ini.

Bahwa, isu-isu yang muncul belakangan ini terkait sekelompok orang yang mencuri kotak amal, mencari sumbangan tak dikenal itu tidak mengada-ada tetapi memang nyata adanya di sekitar kita.

Beliau mengungkapkan, "Ada komunitas atau yayasan yang mengatasnamakan yayasan Islam, tetapi mereka merusak citra Islam deng menyalahgunakan lembaga Amil Zakat tersebut digunakan untuk mendanai gerakan radikalis terorisme".

Jadi, penyelahgunaaan kota amal, meminta sumbangan dari orang-orang tak dikenal tersebut bukan mengada Ngada tetapi memang ada dalam kenyataan, dilakukan oleh kelompok radikalis terorisme tersebut. Seperti kelompok kami ini.

Lanjut beliau, "anggota-anggota yang tergabung dalam kelompok terorisme tersebut disuruh berinfaq, bersedekah. Karena itu perintah dalam agama.

Selain berinfaq dan bersedekah, anggota-anggota kelompok terorisme tersebut meminta sumbangan dimana pun. Pernah juga meminta di angkutan umum, angkot angkot, dan keliling diseriap rumah-rumah.

Selain itu, faktor tumbuh berkembangnya aksi radikalis terorisme di Indonesia dan dunia ini adalah karena didukung kucuran dana dari negara timur tengah yang dikirim secara cash dan transfer, maupun donatur donatur yang mendukung aski terorisme.

Narasumber terakhir keempat, oleh: Hasnan Bachtiar SHI MIMWADV, selaku Dosen FAI UMM. Beliau mengatakan diawal pemaparan nya "Bahwa Gerakan filantropi perdamaian intisarinya adalah banyak-banyak lah memberi. Baik memberi ilmu pengetahuan, tenaga dan sumbangan kebaikan untuk manfaat masyarakat luas.

Jadi, untuk memberantas aksi-aksi kelompok radikalis terorisme tersebut maka kita perlu mengetahui dulu peta bumi, jaringan dan konsep pergerakan nya. Aksi-aksi kelompok radikalis terorisme ini tidak muncul secara tiba-tiba tetapi saling berkait kelindan dengan isu-isu dan kondisi dunia.

Maupun, contoh nya di Indonesia. Munculnya kemiskinan, ketidakadilan dan kesengsaraan ini adalah karena berpengaruh juga terkait kondisi korupsi yang menggurita, kekayaan sumber daya alam dimiliki oleh segelintir orang".

Dengan demikian, isu-isu aksi kelompok radikalis terorisme ini adalah tidak hanya masalah global, tetapi menyasar masyarakat nasional. Kelompok terorisme merekrut sebagai anggota dan menyasar sebagai sasaran aksi pemboman tidak memandang golongan, agama, usia dan pendidikan. Tidak hanya memengaruhi dari aspek pemikiran, strategi menyasar di media sosial, dunia pendidikan dan sebagainya. Tetapi menyasar juga lembaga lembaga Amil Zakat, dana sumbangan, dan mencari donatur lainnya untuk mendukung aksi kelompok radikalis terorisme.

*)Reporter adalah Fitratul Akbar, Peneliti isu-isu Kerukunan Umat Beragama dan Perdamaian. Hari Selasa, 31 Mei 2022. Di Sengkaling Conventional Hall UMM. Kota Malang.

Fitratul Akbar

Penulis adalah Alumni Prodi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال