Ciri Khas Orang Muhammadiyah

KULIAHALISLAM.COM - Pertanyaan mengenai ciri khas orang Muhammadiyah muncul saat saya sedang kuliah. Berbeda dengan masa studi di SD sampai Aliyah yang mempunyai lingkungan homogen, di perguruan tinggi saya menemukan lingkungan yang lebih heterogen. Kawan-kawan saya berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Dalam konteks ormas Islam, kawan-kawan saya juga berasal dari beragam latar belakang ormas. 

Karena saat Tsanawiyah dan Aliyah saya aktif di IRM/IPM, maka pada saat kuliah saya mencari IMM. Bertemulah saya dengan kader-kader IMM di IPB. Saya mulai mengikuti kajian di sana. Lalu secara berjenjang mengikuti perkaderan demi perkaderan IMM. Keikutsertaan saya di IMM IPB membuat karir organisasi otonom saya terus berlanjut. 

Yang menarik adalah di IPB pada waktu itu ada 3 gerakan yang cukup menarik perhatian saya. Pertama, Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU). Kedua, gerakan tarbiyah yang bernaung dalam LDK Al Hurriyah. Ketiga, gerakan Hizbut Tahrir yang bernaung dalam UKM Badan Kerohanian Islam Mahasiswa (BKIM). (Sebenarnya ada satu lagi, yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Tapi tidak saya sebut karena coraknya sudah mirip dengan Muhammadiyah).

Tiga organisasi yang saya sebut di atas mempunyai ciri khas yang cukup kental. Misalnya KMNU mempunyai aktifitas shalawatan atau latihan Hadrah. Gerakan tarbiyah dan hizbut tahrir bisa dilihat dari penampilan atau busananya. Atau bahasa pergaulannya yang menggunakan semi-Arab. Hal ini membuat saya berpikir, apa ciri khas orang Muhammadiyah? 

Kita bisa saja mengatakan bahwa ciri khas orang Muhammadiyah itu menggunakan batik berwarna hijau, pakai kopeah yang ada logo Muhammadiyah, membaca nashrun minallah wa fathun qariib setiap akhir ceramah. Itu semua benar. Namun sayangnya ciri khas tersebut sifatnya asesoris, belum benar-benar melekat. Lantas apa ciri khas yang benar-benar melekat? 

Sementara ini saya jawab tidak ada. Kalau anda melihat orang Muhammadiyah, mereka tidak akan ada bedanya dengan seorang muslim atau seorang modern pada umumnya. Tentu ada juga orang Muhammadiyah yang memakai gamis, memakai sorban, menggunakan celana cingkrang, memelihara jenggot. Ada juga warga Muhammadiyah yang rambutnya gondrong, pakai celana jeans. Tapi fenomena ini belum bisa mewakili keseluruhan populasi orang Muhammadiyah. 

Kenapa Muhammadiyah tidak punya ciri khas yang melekat? Karena apa yang dahulu menjadi ciri khas Muhammadiyah sudah menjadi kebiasaan muslim pada umumnya. Dahulu kaum santri khas dengan sarungan. Sedangkan kaum priyayi atau abangan tidak sarungan. Namun memakai celana panjang. Jika ada kaum santri namun berpakaian modern, itulah ciri khas orang Muhammadiyah pada masa lalu. 

Tapi apa yang menjadi ciri khas orang Muhammadiyah pada masa lalu sudah diadopsi oleh banyak muslim hari ini. Dahulu ciri khas orang Muhammadiyah adalah menggabungkan pendidikan agama dan pendidikan modern. Hanya Muhammadiyah yang melakukannya pada masa itu. Sekarang apa yang dilakukan Muhammadiyah sudah diadopsi oleh Kementerian Agama dengan mendirikan Madrasah Ibtida'iyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Sudah diadopsi juga oleh NU dengan LP Ma'arif dan gerakan Tarbiyah dengan JSIT. 

Dahulu ciri khas orang Muhammadiyah adalah pelembagaan zakat, infak dan shadaqah. Dari asalnya shadaqah diberikan kepada Kiai, menjadi dikelola oleh lembaga. Sekarang apa yang dilakukan Muhammadiyah sudah dilakukan juga oleh Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, ACT, dll. 

Jadi, kabar buruknya adalah Muhammadiyah hari ini sudah tidak lagi punya ciri khas yang benar-benar khas Muhammadiyah. Namun kabar baiknya adalah sebab Muhammadiyah tidak punya ciri khas adalah apa yang dulu menjadi ciri khas Muhammadiyah, sekarang sudah diadopsi banyak pihak. 

Tapi jangan khawatir, sebenarnya masih ada satu hal yang menjadi ciri khas Muhammadiyah. Yakni fikrah atau ideologinya. Ideologi Muhammadiyah yang mana? Apakah ideologi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam? Bukan. Gerakan Islam bukan hanya Muhammadiyah. Apakah Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah? Bukan juga. Gerakan dakwah bukan cuma Muhammadiyah. 

Fikrah Muhammadiyah yang bisa menjadi ciri khas Muhammadiyah sampai sekarang adalah Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid. Silahkan anda coba googling. Kalau ketik kata tajdid di google, yang akan keluar adalah Muhammadiyah. Bukan ormas Islam lain. Saya berani mengatakan bahwa sampai hari ini, baru Muhammadiyah yang dengan tegas mengidentifikasi diri sebagai gerakan tajdid. Inilah ciri khas Muhammadiyah yang masih tersisa sampai sekarang. 

Konsep tajdid bisa menjadi pembeda Muhammadiyah dengan organisasi-organisasi Islam lain hari ini. Tajdid Muhammadiyah adalah purifikasi (pemurnian) dalam akidah dan ibadah mahdhah, dinamisasi (pengembangan) dalam persoalan muamalah duniawiyah atau kebudayaan. Artinya orang Muhammadiyah itu adalah puritan dalam soal akidah dan ibadah mahdhah, namun fleksibel dalam urusan keduniaan atau kebudayaan. 

Konsep tajdid ini saya selalu terangkan kalau diminta mengisi materi Kemuhammadiyahan. Dengan memahami benar-benar konsep ini, niscaya kita tidak akan kebingungan atau tidak akan minder saat berada di tengah-tengah gerakan Islam yang tumbuh subur bak jamur di musim hujan. 

Terakhir, mungkin pembaca ada yang berpikir, seharusnya ciri orang Muhammadiyah itu shalat tepat waktu, rajin ke masjid, rajin baca Al Qur'an dll. Kalau itu bagi saya bukan termasuk ciri khas, namun keharusan kita sebagai seorang muslim. Rajin shalat dan baca Al Qur'an itu seharusnya menjadi kebiasaan seorang muslim apapun ormas atau gerakannya. Justru bahaya kalau dimonopoli oleh ormas Islam tertentu.

Oleh: Robby Karman

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال