Sejarah Nabi Hazkiyal dalam Islam dan Al Kitab

KULIAHALISLAM.COM - Nabi Hazkiyal atau Hizqil salam sejahtera atasnya, merupakan salah satu Nabi di kalangan Bani Israil yang sejarahnya diabadikan dalam Islam dan Al Kitab Perjanjian Lama. Nabi Hazkiyal AS hidup sekitar enam ratus tahun sebelum kelahiran Nabi Isa AS. 

Nabi Hizqil
Sejarah Nabi Hazkiyal dalam Islam dan Al kitab (Sumber gambar : Ganaislamika.com)


Nabi Hazkiyal sempat menyaksikan kejatuhan Kerajaan Yahuza. Nabi Hazkiyal sering memberi semangat kepada kaumnya agar selalu bersikap teguh dalam menanggung kesulitan-kesulitan hidup dan tabah menghadapi tantangannya. 

Nabi Hazkiyal memberitahukan kepada kaumnya bahwa apa yang ditanggung oleh mereka itu tiada lain melainkan ganjaran yang ditimpakan Tuhan atas mereka. Nabi Hazkiyal pun selalu mengingatkan tentang bahaya kemewahan hidup yang berlebih-lebihan dan penyembahan terhadap berhala-berhala di negeri mereka setelah kejatuhan kerajaan mereka. 

Nabi Hazkiyal dibuang ke negeri Babylon setelah jatuhnya Yerusalem ke tangan Babylonia. Di sana ia diberi kebebasan penuh sehingga banyak orang yang berkunjung kepadanya untuk mendapatkan maklumat-maklumat tentang masa depan mereka, sebab Nabi Hazkiyal dikenal masyarakat luas telah menerima wahyu dan semua yang Nabi Hazkiyal katakan tentang masa depan benar-benar terjadi.

Banyak orang yang mengatakan bahwa dialah orang yang telah menyalin pemikiran zaman Yahuah hingga ke masanya itu. Dan ia juga menolak dasar pemikiran yang menentukan bahwa dosa si Ayah itu harus ditanggung oleh si anak. 

Bahkan Nabi Hazkiyal menyatakan dengan jelas bahwa setiap orang bertanggung jawab terhadap dosanya masing-masing. Weech dalam Civilization of the Near East menyatakan bahwa Nabi Hazkiyal sangat memperhatikan syiar-syiar keagamaannya. 

Nabi Hazkiyal menyeru agar mempercayai hari pembalasan, perhitungan amal (hisab) dan mempercayai Nabi Isa al-Masih yang akan datang dari keturunan Nabi Daud untuk menjadi raja bagi kaum Yahudi.

Mukjizat Nabi Hazkiyal Menurut Ibnu Katsir

Mukzijat Nabi Hazkiyal menurut Ibnu Katsir

Dalam Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 243 disebutkan : 

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka sedangkan mereka beribu-ribu jumlahnya karena takut mati, maka Allah berfirman kepada mereka “Matilah kalian”, kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.”

Kampung kaum itu bernama Dawardan. Pusat wilayah kampung itu terkena wabah penyakit tha’un. Lalu mayoritas penduduknya melarikan diri ke pinggir kampung dan sebagian penduduknya tewas oleh wabah penyakit tersebut.

Namun banyak pula yang masih hidup. Ketika wabah penyakit dihilangkan oleh Allah dari kampung tersebut, mereka segera kembali lagi ke rumahnya dengan selamat.

Pada tahun berikutnya wabah tha’un itu terjadi lagi. Mereka mengungsi kesuatu tempat yaitu Lembah Afif. Jumlah mereka lebih dari 30.000 orang. Ibnu Abbas berkata bahwa mereka berjumlah 40.000 orang. 

Kemudian Malaikat memanggil mereka dari atas dan berkata “Matilah kalian.” Mereka pun semuanya mati serentak. Ketika mereka telah binasa dan tinggal jasad-jasad mereka yang bergelimpangan, Nabi Hazkiyal berjalan melewati mereka menyaksikan itu.

Nabi Hazkiyal berpikir dan merenung. Selanjutnya, Allah menurunkan wahyu kepadanya, “Apakah engkau ingin tahu, bagaimana Aku menghidupkan mereka ?” Nabi Hazkiyal menjawab “Iya.”

Selanjutnya Allah berfirman kepadanya “Berserulah.” Lalu ia berseru, “Wahai tulang belulang, sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menyatu kembali.” 

Tulang belulang itu berterbangan dan menyatu kembali dengan menempati posisi masing-masing membentuk kerangka manusia dalam bentuk yang terbalut oleh daging, kemudian mereka dihidupkan lagi oleh Allah.

Ketika mereka telah bangkit lagi dari kematian, maka mereka berkata “Maha suci engkau ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu, tiada Tuhan selain Engkau.” Setelah itu, mereka kembali lagi kepada kaumnya dalam keadaan hidup. 

Akhirnya, di kemudian hari, mereka pun wafat kembali sesuai dengan ajal yang ditetapkan bagi mereka. Ibnu Juraij mengemukakan pendapatnya yang berasal dari Atha’ : 

Peristiwa itu merupakan contoh yang nyata bahwa seseorang tidak perlu takut dan cemas dalam menghadapi takdir.” 

Menurut mayoritas Ulama, pendapat yang lebih kuat adalah peristiwa itu benar-benar terjadi. Muhammad ibn Ishaq berkata :

Tidak ada penjelasan yang sampai kepada kami tentang masa dan berapa lama Nabi Hazkiyal menetap ditengah-tengah kaum Bani Israil, hingga akhirnya Allah memanggil Nabi Hazkiyal kembali kehadiratnya (wafat).

Kuburan Nabi Hazkiyal di Irak (Sumber gambar : Newyork Times)

Setelah Nabi Hazkiyal wafat, kaumnya kembali menyembah berhala bernama Ba’i. Setelah itu Allah mengutus Nabi Ilyas salam sejahtera atasnya kepada mereka.

Mengenai wabah Rasulullah sallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda :

"Wabah penyakit seperti ini pernah ditimpakan kepada umat-umat sebelum kalian. Jika suatu daerah terserang wabah penyakit sementara kalian berada didalamnya, maka janganlah kalian keluar melarikan diri (mengungsi) darinya. Jika kalian mendengar di suatu daerah terserang wabah penyakit maka janganlah kalian datang mendekatinya" (H.R Bukhari, Muslim dan Ahmad).

Sumber : 
  1. Ibnu Katsir dalam Qashash al-Anbiyaa dan
  2. Prof. Ahmad Syalabi dalam karyanya “Muqaranatul Adyan : Al-Yahudiyah.

Rabiul Rahman Purba, S.H

Rabiul Rahman Purba, S.H (Alumni Sekolah Tinggi Hukum Yayasan Nasional Indonesia, Pematangsiantar, Sumatera Utara dan penulis Artikel dan Kajian Pemikiran Islam, Filsafat, Ilmu Hukum, Sejarah, Sejarah Islam dan Pendidikan Islam, Politik )

1 Comments

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال