Maryam Jameelah Seorang Wanita Mualaf yang Menggetarkan Barat

Maryam Jameelah Keluargaku Yahudi Hidupku Untuk Islam (Sumber gambar: boemipoetra.wordpress.com)

KULIAHALISLAM.COM – Maryam Jameelah merupakan ulama Islam dari kalangan wanita yang berpengaruh di dunia dan menggetarkan Barat pada abad 20 hingga abad 21. Maryam Jameelah lahir di kota New york, Amerika Serikat pada 23 Mei 1934. 

Maryam Jameelah menaruh minat besar dalam bidang agama, filsafat, sejarah, antropologi, sosiologi dan biologi. Maryam Jameelah berasal dari keluarga Yahudi berkebangsaan Amerika Serikat yang dibesarkan di Westechester, kota kecil yang penduduknya makmur di daerah pinggiran kota New York.

Masa Kanak-Kanak Maryam Jameelah

Ayah Maryam Jameelah bernama Herbert S. Marcus merupakan seorang pengusaha. Nama asli Maryam Jameelah adalah Margaret Marcus. Maryam Jameelah merupakan nama yang diberikan Syekh Daud Ahmad Faisal (Ketua lembaga The Islamic Mission of America), setelah ia masuk Islam pada usia 27 tahun. 

Ketika kanak-kanak, Maryam Jameelah adalah gadis yang peka, keras kepala, dan agak sulit bergaul. Tetapi ia sangat cerdas. Ketika berusia 8 tahun, ia bercita-cita menjadi Ilmuwan, ia ingin menciptakan pesawat terbang yang dijalankan dengan mesin portabel.

Pada masa sekolah ia adalah anak yang terpandai dikelasnya. Bacaannya jauh melampaui kurikulum di sekolahnya. Perpustakaan umum di New York  dijadikan sebagai rumah kedua baginya. 

Pada usia 12 tahun, ia telah banyak membaca buku-buku pengetahuan dan ensiklopedia. Selain itu ia membaca buku tentang bangsa Arab dan orang Islam diantaranya :  The Lance of Kanana (Tombak Kanana), karangan Harry W. French. 

Ia kemudian menulis buku pada usia 14 tahun berjudul “Ahmad Khalil” tentang kehidupan anak Palestina.

Setelah tamat SMA tahun 1952, ia melanjutkan sekolah ke Universitas New York dengan mengambil bidang pokok studi humaniora namun tidak selesai karena ia sakit keras. Ia mendalami Islam dengan cara membaca sejumlah karya Ulama Islam seperti Terjemahan Alquran karya Marmaduke Pickthall dan buku Islam Disimpang Jalan karya Mohammad Asad. 

Ia kemudian menulis buku “Islam Versus the West" (Islam Versus Barat). Ia juga menulis surat dengan para tokoh Islam seperti Abul A’la al Maududi (Ulama besar dari Pakistan).

Maryam Jameelah Jadi Mualaf

Maryam Jameelah masuk Islam secara terbuka pada hari raya Idul Adha tanggal 24 Mei 1961 di Islamic Mission di Brooklyn, AS.  Ia mempelajari bacaan salat dari Dr. Nuruddin Shoreibah dari Universitas Al-Azhar, Mesir. 

Pada tahun 1966, ia menetap di Pakistan setelah diajak Abul A’la al Maududi. Maryam Jameelah menikah dengan Yusuf Khan (Pengurus harian Jami’at al Islam yang didirikan Abul A’la al Maududi). Sebelum masuk Islam, Maryam Jameelah mempelajari berbagai agama.

Maryam Jameelah terkenal karena ia Ulama dari kalangan perempuan yang senantiasa mengkritik tajam pemikiran sekularisme. Barat menyebut Maryam Jameelah sebagai tokoh Islam Fundamentalis. 

Maryam Jameelah banyak menulis artikel yang dimuat dalam Majalah The Islamic Review dan The Muslim Digest. Maryam Jameelah menulis artikel mengkritik buku yang berjudul “Islam in Modren History” karya Prof. Wilfred Cantwell Smith, Direktur Islamic Institute di McGill University, Montreal, Canada. Maryam Jameelah menentang pendapat yang menyatakan bahwa sekularisme dan westernisasi cocok dengan Islam.

Pemikiran Maryam Jameelah

Maryam Jameelah juga mengkritik pemikiran sejumlah tokoh besar Islam seperti Sir Syed Ahmed Khan yang mementingkan ilmu pengetahuan dan filsafat barat, ia juga kritik Muhammad Abduh dan Taha Hussein

Ia menentang pula Presiden Tunisia yakni Habib Bourguiba yang menyatakan puasa bulan Ramhan merupakan penghalang bagi pembangunan ekonomi Tunisia.

Di Dunia Islam internasional saat ini, Maryam Jameelah dikenal sebagai seorang penulis wanita yang memiliki ketajaman pena dalam menelanjangi peradaban Barat yang berlawanan dengan peradaban Islam. 

Karya tulis Maryam Jameelah yang diterbitkan di Indonesia diantaranya adalah Surat Menyurat Maryam Jameelah dengan Maududi (Mizan :1984), Islam dan Kancah Modernisasi (Risalah : 1985), Menjemput Islam (Al-Bayan : 1992), dan banyak lainnya.  

Maryam Jameelah, wafat pada 31 Oktober 2012 di Kota Lahore, Pakistan. Walau jasadnya telah mati namun pemikirannya tetap abadi dan menghiasi khazanah keintelektualitas umat Islam. 

Pemikirannya di bidang politik Islam hingga kini tetap menjadi rujukan di dunia Islam maupun Barat. Maryam Jameelah yang berdarah Yahudi dan awalnya beragama Yahudi namun ia mampu mencatatkan dirinya dalam sejarah Islam sebagai Intelektual berpengaruh, oleh karena itu sudah seharusnya para perempuan muslimah masa kini meneladani Maryam Jameelah.

Oleh : Rabiul Rahman Purba, S.H

Rabiul Rahman Purba, S.H

Rabiul Rahman Purba, S.H (Alumni Sekolah Tinggi Hukum Yayasan Nasional Indonesia, Pematangsiantar, Sumatera Utara dan penulis Artikel dan Kajian Pemikiran Islam, Filsafat, Ilmu Hukum, Sejarah, Sejarah Islam dan Pendidikan Islam, Politik )

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال