Ustadz Hanan Attaki, Pelopor Gerakan Hijrah Di Indonesia

Kajian Ustadz Hanan Attaki

KULIAHALISLAM.COM - Fenomena hijrah dalam artian taubat sudah ada sejak lama. Tak hanya taubat, hijrah identik dengan perubahan gaya hidup yang drastis dari satu kutub ke kutub lain. 

Misalnya kita kenal almarhum Gitto Rolies dan Hari Mukti. Sebelum hijrah mereka adalah musisi rocker. Lalu mereka hijrah menjadi lebih agamis walau tidak lantas meninggalkan bermusik. Mereka tetap bermusik dengan mengusung tema religi.

Gitto Rolies dan Hari Mukti berhasil hijrah. Namun hijrah belum menjadi gerakan yang masif. Selebriti seperti Gitto Rolies dan Hari Mukti masih amat langka. Mayoritas selebriti masih bergelimang dalam dunia. Hijrah masih menjadi sebuah fenomena langka, belum mejadi gerakan yang terorganisir. Sifatnya masih sporadis, belum masif. 

Sampai sekitar tahun 2016, muncul seorang da'i bernama Ustadz Hanan Attaki. Beliau rutin mengisi pengajian di Masjid Al Lathief Bandung. Muncul sebuah gerakan yang bernama Pemuda Hijrah. Popularitas Hanan Attaki dan gerakan Pemuda Hijrah melonjak tajam. Terlebih dengan pembawaan Ustadz Hanan yang khas dan anak muda banget. Berbeda dengan da'i pada umumnya yang bergaya layaknya orang tua. 

Ustadz Hanan Attaki pun menjadi da'i populer disusul dengan beberapa ustadz hijrah lainnya seperti Ustadz Evie Effendy. Gerakan hijrah kemudian menjadi trend, tidak hanya pemuda hijrah, beberapa komunitas muslim lainnya pun menggunakan kata hijrah. 

Artis-artis pun banyak yang mengikuti trend ini seperti Teuku Wisnu, Arie Untung, Dimas Seto, dll. Artis-artis perempuan pun banyak yang berhijab, misalnya Lesty Kejora. Hijrah berhasil menjadi gerakan yang masif. Hal tersebut tak bisa lepas dari sosok Ustadz Hanan Attaki, pelopor gerakan hijrah di Indonesia. 

Perjalanan Ustadz Hanan Attaki 

Hanan Attaki merupakan Ustadz kelahiran Aceh. Dia lahir pada 31 Desember 1981, anak kelima dari enam bersaudara. Bakatnya dalam bidang agama sudah terlihat sejak masih kecil. Beliau pun mendapatkan beasiswa dari Universitas Al Azhar Kairo jurusan tafsir fakultas Ushuluddin. Lulus pada tahun 2004, beliau kemudian tinggal di Bandung bersama istri dan anak-anaknya. Beliau sempat menjadi Direktur Rumah Qur'an Salman. 

Gaya ceramahnya yang khas membawa corak baru bagi dunia dakwah di Indonesia. Hanan berusaha merangkul kelompok yang selama ini belum terangkul. Dia berusaha keluar dari echochamber gerakan dakwah selama ini. 

Dimana biasanya penikmat dakwah adalah orang-orang yang sebenarnya sudah tidak perlu didakwahi. Dia tak segan menggunakan kata-kata gaul atau khas anak muda sekarang. Jika ustadz yang ceramah biasanya menggunakan kopeah, Hanan menggunakan topi kupluk. 

Tentu saja tak ada gading yang tak retak. Dalam perjalanannya Ustadz Hanan sempat diprotes atas pernyataannya yang dianggap tidak pantas. Misalnya soal Siti Aisyah yang mempunyai berat badan ideal. 

Kita pahami bahwa Ustadz Hanan tidak mungkin bermaksud buruk. Dia hanya berusaha membuat konten dakwahnya menarik. Ustadz Hanan dengan berjiwa besar meminta maaf agar kontroversi tak semakin meluas. 

Selain gerakan hijrah sebenarnya ada juga gerakan-gerakan serupa, misalnya ada tasawuf underground yang berusaha menyentuh komunitas under ground dengan dakwah. Ada juga Habib Husen Ja'far Al Hadar yang berusaha menyentuh kalangan selebritis yang jauh dari agama. Tentu hal ini merupakan perkembangan yang menggembirakan bagi perkembangan dakwah di tanah air. 

Masa Depan Gerakan Hijrah

Ke depan gerakan hijrah akan semakin berkembang. Dengan catatan gerakan hijrah tidak menghilangkan wajah aslinya yang mengusung Islam yang taat namun tetap ramah dan damai. 

Gerakan hijrah jangan sampai terbawa oleh arus ekstremisme yang membuatnya tercerabut dari akarnya. Spirit gerakan hijrah adalah agar dakwah bisa diterima oleh banyak kalangan. Jika dakwah hijrah menjadi ekslusif, maka tidak lagi sesuai dengan spirit awalnya. 

Gerakan hijrah juga tak boleh berhenti untuk terus belajar dan mengamati masyarakat. Karena dunia terus berkembang. Boleh jadi yang sekarang modern esok hari menjadi kuno. 

Generasi sekarang berbeda kebutuhannya dengan generasi dimana gerakan hijrah pertama kali lahir. Yang jelas spirit dari hijrah adalah perubahan untuk kebaikan. Spirit ini yang harus terus dipelihara. 

Robby Karman

Alumni Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut dan Institut Agama Islam Tazkia Bogor.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال