Menyehatkan Diri Dengan Thibbun Nabawi

Sumber gambar : Takrimulquran.org


KULIAHALISLAM.COM - Ilmu Kesehatan dan Pengobatan merupakan ilmu yang sangat penting bagi manusia terkhusus kaum muslimin. Apabila para ulama adalah orang yang mengobati penyakit hati, maka para tabib dan dokter adalah orang yang mengobati penyakit badan. 

Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu ta’ala menjelaskan pentingnya ilmu kesehatan, Beliau berkata:

Saya tidak mengetahui sebuah ilmu –setelah ilmu halal dan haram yang lebih berharga yaitu ilmu kedokteran, akan tetapi ahli kitab telah mengalahkan kita. (Siyar A’lam An-Nubala, 8/528, Darul Hadits)

Imam Syafi’i pun menekankan bahwa di antara ilmu dunia, ilmu kesehatan salah satu yang paling penting, sebagaimana perkataan beliau,

Ilmu itu ada dua : ilmu agama dan ilmu dunia, ilmu agama yaitu fiqih. Sedangkan ilmu untuk dunia yaitu ilmu kedokteran.” (Adab Asy-Syafi’i Wa Manaqibuhuhal, hlm. 244, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah)

Banyak sekali para ulama menekankan agar kaum muslimin terus mempelajari, meneliti dan mengembangkan ilmu kesehatan ini, baik kedokteran barat maupun timur klasik dan tradisional nusantara. Sehingga terciptanya kaum muslimin yang mandiri, sehat alami dan sehat Islami, terdapat suatu hadits yang menyebutkan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, sehingga kaum muslimin dimotivasi agar terus belajar dan menemukan obat tersebut.

Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Wahai hamba-hamba Allah. Berobatlah kalian. Sesungguhnya Allah Ta’ala tidaklah meletakkan satu penyakit kecuali Ia juga akan meletakkan padanya obat.” (HR. Tirmidzi)

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di Rohimahullah menjelaskan bahwa hadits ini adalah motivasi untuk belajar ilmu kesehatan, beliau berkata,

“Pada hadits ini terdapat motivasi agar mempelajari ilmu kedokteran/penyembuh penyakit badan sebagaimana motivasi untuk mempelajari ilmu penyembuhan penyakit hati, karena pada ilmu ini ada manfaat. Semua dasar ilmu kedokteran dan rinciannya dijelaskan dari hadits ini, karena Allah telah mengabarkan kepada kita bahwa semua penyakit pasti ada obatnya. 

Hendaknya kita berusaha mempelajarinya, kemudian mengamalkannya. Banyak orang mengira bahwa sebagian penyakit tidak ada obatnya seperti penyakit tubercolosis (TBC), akan tetapi tatkala ilmu kesehatan berkembang, manusia mencapai apa yang telah dicapai sekarang dan manusia menjadi tahu kebenaran hadits ini.” (Bahjatu Qulubil Abrar, hlm. 174)

Sangat pentingnya ilmu kesehatan ini, Imam Syafi’i pun melarang seseorang tinggal disuatu tempat yang tidak ada ulama dan tabib. Imam Syafi’i rohimahullah, 

Janganlah sekali-kali engkau tinggal di suatu negeri yang tidak ada disana ‘Ulama yang bisa memberikan fatwa dalam masalah agama dan juga tidak ada tabib yang memberitahukan mengenai keadaan (kesehatan) badanmu. (Adab Asy-Syafi’i Wa Manaqibuhuhal, hlm. 244, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah)

Fitrahnya manusia yaitu membutuhkan ilmu kesehatan baik dari kedokteran Nabi, kedokteran Barat, pengobatan klasik Timur dan tradisional. Jika ilmu kedokteran Barat sangatlah mahal biaya pendidikannya, minimal masyarakat bisa menjadi penyehat keluarga dengan Thibbun Nabawi, pengobatan klasik Timur dan tradisional yang biayanya tidak terlalu mahal dan pembelajarannyapun tidak terlalu rumit karena pelajarannya banyak sekali sebenarnya sudah di praktekan dalam masyarakat meski terkadang kurang tepat saja.

Di zaman yang menantang saat ini, maraknya meningkatnya corona, manusia di tuntut untuk mandiri dalam menjaga kesehatan, menyehatkan diri dan memperbaiki perekonomian. Maka disayangkan jika masyarakat melalaikan ilmu kesehatan ini, padahal ilmu kesehatan saat ini sangat dibutuhkan terkhusus di keluarga sendiri, seperti berbekam, ruqyah, pijat tradisional, totok punggung dan kerokan tanduk salah satu di antara ilmu kesehatan.

Insyaa Allah dengan setiap muslim sadar untuk menjadi dokter kesehatan dirumah sendiri dengan belajar ilmu kesehatan, maka akan meringankan beban ketika dari kalangan keluarga ada yang sakit, jadi tidak sedikit-sedikit kedokter atau rumah sakit yang sedang serba kesulitan menghadapi pandemi corona saat ini. Kemudian bisa bermanfaat juga untuk sanak saudara dan tetangga yang sedang kesulitan ekonomi dan kesehatannya terganggu.

Alhamdulillah dengan banyaknya pelatihan kesehatan Thibbun Nabawi dan penyehat tradisional baik di klinik kesehatan/rumah sehat dan terapis panggilan yang memberikan solusi dari berbagai keluhan kesehatan yang di alami masyarakat saat ini, baik yang muslim ataupun non muslim banyak terbantu dalam masalah kesehatan mereka yang sifatnya darurat atau melemah kondisi kesehatannya. 

Maka dengan setiap muslim sadar untuk menjadi penyehat Thibbun Nabawi atau tradisional, akan membantu untuk masyarakat bangkit dari keterpurukan wabah ini dan tidak tidak ketergantungan dengan medis yang sudah kelelahan menangani orang sakit di Rumah Sakit.

Di akhir pembahasan ini saya ingin mengutip suatu ayat dan hadits yang akan menjadi motivasi segala kita semua tentang kesembuhan dan kesehatan.

Kesembuhan Datangnya Dari Allah, Tugas Kita Berikhtiar. Allah Ta’ala menceritakan kekasih-Nya, Ibrahim ‘alaihissalam,

 “Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.” [QS Asy Syu’ara: 80]

Setiap Penyakit Pasti Ada Obatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Semua penyakit ada obatnya. Jika cocok antara penyakit dan obatnya, maka akan sembuh dengan izin Allah.” [HR. Muslim]

Di riwayat lain bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 “Tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan Dia telah menurunkan pula obatnya. Diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang jahil akan hal itu.”(HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya)

Penjelasan dari hadits di atas, setiap penyakit pasti Allah telah menurunkan obatnya, bagi yang tahu ilmunya maka dia akan tahu, bagi yang tidak tahu maka Allah tidak akan beritahu. Setiap penyakit sudah Allah turunkan obatnya meski para peneliti belum mengetahui obatnya bukan berarti tidak ada, akan Allah tunjukan obatnya atau solusinya ketika kita mau terus belajar untuk berilmu, beramal sebagai buah daripada ilmu dan berdakwah sebagai realisasi dari ilmu.

Referensi :

1.Muslim.or.id

2.Yufid.com

3.Abu Muhammad Faris Al-Qiyanji, Al-Himyah Ushul Ath-ThibPdf


Ustaz Abu Utsman Yogi Pangestu, S. Sos (Alumni STID Mohammad Natsir, Owner Dakwah Therapi, Founder Dakwah Therapi Training CenterPraktisi Thibbun Nabawi & Tradisional, Wakil Ketua Bidang KOKAM & SAR PCPM Tambun Selatan)

Adis Setiawan

Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan Islam di Universitas Islam An Nur Lampung. Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan IMM Bekasi Raya

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال