Gejolak Negara dan Dunia Islam Modern

(Sumber Gambar: Redaksi Kuliah Al-Islam)


KULIAHALISLAM.COM - Modernisasi atau peradaban modern yang terjadi dalam dunia, merupakan suatu keadaan dimana terjadi perbaikan atau perkembangan pada berbagai aspek dalam masyarakat. Namun selain adanya perkembangan dan perbaikan, banyak pula nilai-nilai negatif yang muncul dari modernisasi. Modernisasi seharusnya tidak hanya membawa kondisi dunia yang lebih canggih dalam hal sarana dan fasilitas kehidupan, namun juga memperkenalkan nilai-nilai baru yang modern dan progresif. Nilai-nilai yang mampu membentuk manusia modern agar mampu menjawab tantangan zaman. Melihat peradaban modern saat ini yang semakin condong pada hal-hal negatif baik dari segi pemikiran, perilaku, maupun fitrahnya, maka yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana Islam hadir sebagai solusi di tengah modernisasi dari banyaknya permasalahan yang muncul.

Umat muslim modern di seluruh dunia menghadapi berbagai tantangan yang menguji keimanan, keyakinan, dan keyakinan mereka terhadap Islam. Diantara persoalan yang hangat diperdebatkan di kalangan umat Islam saat ini adalah persoalan lemahnya umat Islam. Pemahaman mengenai kelemahan yang menimpa umat Islam saat ini meliputi kemunduran dalam berbagai bidang kehidupan, kemiskinan, kemiskinan, perpecahan, konflik satu sama lain dan berbagai permasalahan dan krisis lain yang menimpa umat Islam saat ini. Keadaan ini sangat berbeda dengan jaminan Allah SWT kepada ummat Islam sebagai ummat terbaik dan menjadi teladan bagi ummat semesta dalam berbagai aspek kehidupan. Lantas dimana letak kesalahannya dan siapa yang bersalah dalam hal ini sehingga umat Islam harus menelan pahitnya hidup dan berkubang dalam berbagai krisis dan krisis yang menyedihkan.

Islam merupakan agama terakhir yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa taala yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa sallam sebagai tanda berakhirnya zaman Jahiliyyah. Sebelum masuknya Islam, masyarakat yang hidup pada masa itu mengalami keberagaman budaya, krisis moral dan sosial, serta peradaban. Melihat kebiasaan mereka yang menyembah berhala dan tindakan kekerasan terhadap perempuan karena pada saat itu perempuan dianggap membawa sial bagi keluarga dan negara. Hal yang sama juga dilakukan oleh para pemimpin pemerintahan pada saat itu kepada warganya, tindak kekerasan yang tidak manusiawi pun merajalela di setiap sudut kota, tidak hanya perempuan yang menjadi budak pemuas nafsu laki-laki, laki-laki pada saat itu juga mendapat tindakan yang tidak adil. dengan memeras mereka agar bekerja paksa pada pemerintah tanpa imbalan sedikit pun. Kehadiran Islam di tengah krisis akhlak yang terjadi saat itu membuat keberadaan Islam sangat mudah diterima masyarakat, Nabi Muhammad SAW dijadikan sebagai pedoman. memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Islam dengan berbagai aspeknya telah membimbing umat manusia untuk selalu memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi umat manusia lainnya dalam setiap sendi kehidupan. Sebuah kontribusi yang diharapkan dapat memberikan yang terbaik bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. Dari kontribusi terbaik tersebut, terciptalah keindahan dalam hidup berupa kepedulian sosial, rasa toleransi yang tinggi, dan rasa saling mencintai antar sesama umat manusia di setiap tempat dan zaman.

Dari berbagai agama yang ada didunia, agama Islam merupakan agama yang paling istimewa dari agama yang lainnya dan merupakan agama yang paling di cintai Allah SWT. Dalam agama islam banyak sekali ibadah-ibadah yang bernilai pahala baik itu ibadah yang wajib dilakukan ataupun sunnah untuk dilakukan. Adapun ajaran Islam yang memberikan tingkat kebajikan dan keadaban umat adalah, dengan menegakkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa. Memahami rukun iman dan Islam (iman dan Ihsan). Pertama, syahadat. Kedua, sholat. Ketiga, puasa. Keempat, zakat. Kelima, haji. Aspek Islam dan amal shaleh. Pertama, ilmu pengetahuan. Kedua, akhlak mulia/moralitas karakter. Ketiga, etos kerja/etos agama. Keempat, usaha kreatif. Kelima, budaya/beradab kemajuan. Merefleksi aspek Ilmu dan amaliyah. Pertama, agama/kritis solutif. Kedua, pendidikan/literasi kritis, cerdas solutif. Ketiga, politik/negara pemerintah demokratis liberatif/inklusif memajukan. Keempat, sosial ekonomi/pemberdayaan. Kelima, budaya kreatif/edukatif.

Meraih Keadaban Islam

Dunia Islam atau umat Islam seluruh dunia sedang mengalami gejolak hidup yang sangat dahsyat, karena menderita tunggang langgang menghadapi serangan bertubi-tubi oleh negara-negara tetangga, sebut saja krisis konflik Israel-Palestina, Iran-Israel, Muslim Uighur, Muslim Rohingnya, dan sebagainya. Krisis konflik menjangkiti ke seluruh aspek bidang kehidupan umat beragama dan bernegara, memunculkan reaksi perlawanan, protes kecaman, dan aksi boikot demontrasi menuntut negara Israel dan sekutunya untuk menghentikan aksi kezaliman brutalitas yang menghancurkan harkat martabat manusia. Pun, dunia Islam atau negara-negara muslim tidak berdaya menyelesaikan persoalan serius krisis konflik antar negara-negara tetangga ini. Negara muslim seolah-olah bungkam, tidak berkutik, dan lumpuh akal budi  hati nurani untuk mencari jalan keluar, bersuara lantang dihadapan negara-negara di dunia untuk mengecam tindakan kekejaman Israel atas warga Palestina. Saat yang bersamaan, untuk menggalang dukungan untuk menegakkan hak asasi manusia, harkat martabat kemerdekaan warga negara Palestina. Persoalan konflik ini memunculkan efek domino yang tak berkesudahan, menjangkiti seluruh aspek hajat kehidupan masyarakat Palestina, pun simpati dari warga negara seluruh di dunia.

Dengan kata lain, bahwa negara-negara muslim atau umat Islam seluruh dunia hidup tidak hanya sebatas menjalankan ritual ibadah mahdoh yang bersifat vertikal kepada (Allah SWT) saja, tetapi juga penting untuk mengenalkan atau mewujudkan dalam aspek interaksi sosial masyarakat beragama dan bernegara. Karena, segala sesuatu yang dikerjakan umat Islam memang bermuara dari aspek (ilahiah) beragama, lalu berdampak manfaat pada aspek (insaniyah) bermasyarakat, kemudian membentuk aspek kemajuan (muamalah hadharah islamiyah) dalam kehidupan bernegara berbangsa. 

Akhirnya, Negara-negara muslim atau umat Islam memang sedang menghadapi tantangan geopolitik dan diplomasi yang sulit rumit, karena berhadapan dengan negara-negara digdaya sebagai mitra kerjasama dan diplomasi negara, namun disisi lain dinamika dari berbagai persoalan dalam mengambil kebijakan dan menyuarakan aspirasi untuk mendukung krisis konflik negara-negara muslim, yang menderita krisis kekejaman atau kezaliman terhadap hak asasi sebagai umat manusia dan kehancuran harkat martabat sebagai warga negara. Karena itu, meskipun berada dalam kondisi sulit rumit dan krisis yang terjadi. Semua negara-negara muslim atau umat Islam dari berbagai kalangan, masyarakat sipil, gerakan Islam, dan komunitas muslim lainnya untuk terus-menerus mendukung, menyuarakan kemerdekaan Palestina dan menjunjung tinggi hak asasi manusia di dunia.

Fitratul Akbar

Penulis adalah Alumni Prodi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال