Hikmah Munasabah Alqur'an dan Implementasinya dalam Permasalahan Kehidupan

Penulis: Nurlaily Alvath Lathiefah*

Pernahkah kita berpikir mengenai korelasi satu ayat dengan ayat yang lain saling berkaitan atau mungkin antara nama surah dengan ayatnya serta keserasian susunan redaksi suatu ayat? Hal tersebut biasa kita kenal dengan munasabah Alqur’an. 


Kegiatan munasabah ini menunjukkan bahwa Alqur’an merupakan satu kesatuan yang utuh tersusun secara sistematis dan berkesinambungan walaupun diturunkan secara terpisah dalam rentang waktu sekitar 23 tahun.

Alqur'an sebagai kitab suci umat Islam tidak hanya berfungsi sebagai pedoman ibadah tetapi juga sebagai sumber hukum dan panduan dalam segala aspek kehidupan. Salah satu konsep penting dalam memahami dan mengimplementasikan Alqur'an dalam kehidupan sehari-hari adalah munasabah, yang merujuk pada keterkaitan antara ayat atau surah dalam Alqur'an baik dalam konteks tema, isi, maupun tujuannya. 

Munasabah Alqur'an mencakup pemahaman mendalam tentang pesan dan ajaran Alqur'an yang relevan dengan berbagai aspek kehidupan manusia. Artikel ini akan membahas tentang hikmah munasabah Alqur'an beserta contoh penerapannya dalam permasalahan kehidupan.

Hikmah Munasabah Alqur'an

1. Memperkuat Pemahaman tentang Keimanan

Munasabah dalam Alqur'an sering kali menekankan pada pentingnya keimanan kepada Allah. Melalui keterkaitan ayat-ayat yang membahas tentang asma'ul husna (nama-nama Allah), kisah para nabi, dan hari akhir, umat Islam diajak untuk memperkuat keimanannya. Salah satunya dalam firman Allah SWT Surah al-Hasyr ayat 23 sebagai berikut;

هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلٰمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُۗ سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ٢٣

Huwa allāhul ladhī lā ilāha illā huw(a), al-malikul-quddūsu-ssalāmul-mukminul-muhaiminul-'azīzul-jabbārul-mutakabbir(u), subhānallāhi 'ammā yusyrikūn(a).

Artinya : Dialah Allah Yang tidak ada Tuhan selain Dia. Dia (adalah) Maha Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Damai, Yang Maha Mengaruniakan keamanan, Maha Mengawasi, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, dan Yang Memiliki segala keagungan. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (Al-Ḥasyr [59]:23)

2. Panduan dalam Menghadapi Ujian Hidup

Alqur'an mengandung berbagai kisah tentang para nabi dan umat terdahulu yang menghadapi ujian dan tantangan dalam hidupnya. Munasabah antara ayat-ayat tersebut memberikan hikmah bahwa setiap ujian yang dihadapi adalah bagian dari rencana Allah dan memiliki tujuan untuk meningkatkan derajat keimanan dan kesabaran seseorang.

3. Memperjelas Pedoman Hidup

Munasabah antar ayat dan surah dalam Alqur'an memperjelas pedoman hidup yang harus diikuti oleh seorang Muslim. Hal ini mencakup aspek muamalah (interaksi antar manusia), ibadah, ekonomi, dan sosial. Melalui pemahaman keterkaitan ayat, umat Islam dapat mengaplikasikan ajaran Alqur'an dalam kehidupan sehari-hari dengan lebih baik.

Contoh Permasalahan dan Penerapan Munasabah Alqur'an

1. Menghadapi Kesulitan Ekonomi

Dalam menghadapi kesulitan ekonomi, munasabah antara Surah al-Baqarah ayat 286 yakni sebagai berikut;

 لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَ يْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخ ْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ٢٨٦      

Lā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā, lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhidhnā in nasīnā au akhta`nā, rabbanā wa lā tah}mil 'alainā isrān kamā hamaltahụ 'alalladhīna min qablinā, rabbanā wa lā tuhammilnā mā lā tāqata lanā bih, wa'fu 'annā, waghfir lanā, war-hamnā, anta maulānā fansurnā 'alal-qaumil-kāfirīn.

Ayat tersebut mengingatkan bahwa Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, serta memiliki korelasi dengan surah al-Talaq ayat 2-3 yang menjanjikan bahwa bagi orang yang bertakwa, Allah akan menjadikan keluaran dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka, memberikan hikmah tentang pentingnya bertawakal kepada Allah serta berusaha dengan maksimal dalam menghadapi kesulitan hidup. Adapun surah al-Talaq ayat 2-3 sebagai berikut;

فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا۟ ذَوَىْ عَدْلٍ مِّنكُمْ وَأَقِيمُوا۟ ٱلشَّهَٰدَةَ لِلَّهِ ۚ ذَٰا لِكُمْ يُوعَظُ بِهِۦ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْأَخِرِ ۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا٢

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا ٣


٢ Faidhā balaghna ajalahunna fa amsikụhunna bima'rụfin au fāriqụhunna bima'rụfīn wa asy-hidụ dhawai 'adlin minkum wa aqīmụ ssyahādata lillāh, dhālikum yụ'az}u bihī man kāna yu`minu billāhi wal yaumil ākhir, wa man yattaqillāha yaj'al lahụ makhrajān. 

٣ Wa yarzuqhu min h}aithu lā yah}tasib, wa man yatawakkal 'alallāhi fa huwa h}asbuh, innallāha bālighu amrih, qad ja'alallāhu likulli syai`in qadrān

Artinya: Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.(2) Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu (3).

2. Mengatasi Konflik dalam Rumah Tangga

Kisah Nabi Yusuf dalam Alqur'an dan ayat-ayat tentang keharmonisan rumah tangga, seperti dalam surah al-Rum ayat 21, yang menjelaskan tentang penciptaan pasangan hidup sebagai sumber ketenangan, saling mencintai, dan kasih sayang, menunjukkan munasabah dalam memandang konflik rumah tangga sebagai kesempatan untuk saling memahami, memperbaiki diri, dan meningkatkan kualitas hubungan. Berikut surah al-Rum ayat 21.

وَمِنْ أَيْتِهَ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَا جًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَا يُتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Wa min āyātihī an khalaqa lakum min anfusikum azwājal litaskunū ilaihā wa ja'ala bainakum mawaddatan wa raḥ}mah, inna fī dhālika laāyātil liqaumin yatafakkarụn.

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

3. Menghadapi Fitnah dan Misinformasi

Dalam era informasi yang serba cepat, munasabah antara surah al-Hujurat ayat 6 tentang pentingnya memverifikasi informasi yang diterima dan ayat-ayat yang menceritakan fitnah yang dihadapi oleh para nabi, mengajarkan hikmah untuk selalu bersikap hati-hati dalam menerima informasi dan tidak terburu-buru dalam menjudge suatu peristiwa atau berita. Adapun firman Allah SWT. dalam surah al-Hujurat ayat 6 sebagai berikut;

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ جَآءَكُمْ فَا سِقٌ بِۢنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوْۤا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا بِۢجَهَا لَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ٦

yā ayyuha lladhīna āmanụ in jāa-akum fāsiqun binabāin fa tabayyanụ an tus{ībụ qouman bijahālatin fa tus{bihụ 'alā mā fa'altum nādimīn

Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 6)

Kesimpulan, hikmah munasabah Alqur'an sangat relevan dalam membantu umat Islam menghadapi berbagai permasalahan kehidupan. Dengan memahami keterkaitan antara ayat-ayat Alqur'an, umat Islam dapat mengambil pelajaran dan hikmah yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam situasi suka maupun duka. 

Tidak hanya itu korelasi serta keserasian antara satu ayat dengan ayat yang lainnya maupun antara surah dengan surah atau nama surah dengan ayatnya juga menguatkan Alqur’an yang mana sebagai salah satu pedoman hidup umat Islam. Oleh karena itu, ayat didalam Alqur’an juga berkesinambungan walaupun diturunkan secara terpisah dalam rentang waktu sekitar 23 tahun.

*) Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya.

Editor: Adis Setiawan

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال