Max Weber: Semua Pilihan Kita, Bukan Insting

         


Ketika berjumpa orang lain, tak terasa kadang kita menatap matanya, tersenyum, atau enggak sengaja membuat gestur yang aneh, nada suara dll. Lantas mengapa kita punya gaya bahasa tubuh seperti itu?. Apakah itu semua karena kita terprogram secara alami untuk melakukannya? Ternyata, menurut Paman Weber, seorang ahli yang cukup populer di dunia sosiologi, jawabannya lebih ke arah karena kita memilih untuk melakukannya, bukan hanya mengikuti insting. Ini enggak jauh beda seperti memilih antara nonton di rumah atau hang out bareng teman-teman. Yuk, kita coba pahami lebih jauh dengan beberapa contoh kekinian.

1. Semuanya Kita yang Memutuskan

Kita bukan boneka yang cuma bergerak karena tali-tali insting. Contohnya, saat kita memutuskan untuk join ke komunitas gaming bukan karena kita terdorong insting, tapi karena kita tau di sana kita bisa dapet teman baru dan skill gaming yang makin jago. Contoh Kekinian: Pilih follow akun Instagram yang mana? Akun fashion atau akun meme? Itu tergantung kita mau dapet update gaya terbaru atau sekedar hiburan harian.

2. Hitung-Hitungan Manfaat

Bukan hanya ikut-ikutan, tapi kita sering kali memilih bergaul berdasarkan apa yang bisa kita dapatkan dari interaksi tersebut, baik itu pengalaman, informasi, atau bahkan keuntungan lainnya. Contoh Kekinian: Pilih magang di startup favorit bukan cuma karena gengsi, tapi karena kita tau kalau pengalaman di sana bisa buka banyak pintu di masa depan.

3. Gaya Hidup dan Pilihan Ekonomi

Perilaku sosial kita juga seringkali dipengaruhi oleh pertimbangan manfaat pribadi, mirip dengan cara kita memilih barang di online shop berdasarkan review dan harga. Contoh Kekinian: Memilih produk ramah lingkungan bukan hanya karena tren, tapi karena kita hitung-hitung bisa lebih hemat dan sehat dalam jangka panjang. Lagi pula ini demi alam anak cucu kita juga.

4. Banyak Alasan di Balik Tindakan

Ada banyak alasan kenapa kita bersosialisasi, dan seringkali itu terkait dengan apa yang kita nilai penting, baik itu keuntungan pribadi, pengakuan dari orang lain, atau sekedar ingin merasa nyaman. Contoh Kekinian: Berdonasi ke crowdfunding bukan hanya untuk bantu orang lain, tapi juga biar dilihat sebagai orang yang peduli dan berkontribusi oleh followers kita.

5. Kerjasama Bukan Cuma Insting Baik begitu aja

Bahkan saat kita berbuat baik atau bekerja sama dengan orang lain, sering kali ada pertimbangan manfaat di baliknya, seperti membangun reputasi baik atau mendapatkan bantuan balik di kemudian hari. Gak usah munafik. Semua ada Azas manfaatnya. Contoh Kekinian: Ikut proyek relawan lingkungan bukan hanya biar bantu orang, tapi juga untuk ekspos nama kita di scene feed instagram relawan  Rumahzakat.com.

6. Beradaptasi dengan Zaman

Cara kita bersosialisasi terus berubah sesuai dengan informasi baru, tren, atau perubahan di masyarakat. Kita selalu mencari cara terbaik untuk fit in dan mendapatkan manfaat maksimal dari situasi yang ada. Contoh Kekinian: Saat pandemi, kita semua beralih ke virtual hangouts, bukan karena kita suka, tapi karena itu cara paling aman dan efisien untuk tetap terhubung dengan teman-teman. Semua harus rasional, jangan mementingkan emosional ego sendiri.

Pilih Kesimpulanmu!

Jadi, menurut Paman Weber, setiap tindakan sosial kita itu lebih banyak berdasarkan pilihan kita sendiri, bukan hanya insting atau kebiasaan. Baik itu memilih bergabung dengan komunitas tertentu, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, atau bahkan cara kita berinteraksi di media sosial, semuanya adalah hasil dari pertimbangan dan pilihan kita. Jadi, selanjutnya kalau ada yang tanya kenapa kita melakukan sesuatu, kita bisa bilang, "Itu pilihan gue, bukan insting."

Sekilas pemikiran Paman Weber ini serasa ada benarnya. Tapi apakah pemikiran seperti ini  tidak sesat? Simak tulisanku yang lainnya ^^

Oleh: Julhelmi Erlanda (Mahasiswa Doktoral Pendidikan Kader Ulama & Universitas PTIQ Jakarta)

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال