Kisah Nabi Ayyub AS dalam Menghadapi Cobaan Hidup

Penulis: Rara Ramadani Rahayu*

KULIAHALISLAM.COM - Cobaan hidup merupakan ujian yang tak terhindarkan bagi setiap individu dengan bentuk yang bermacam-macam bisa berupa kesedihan, kekurangan, kesakitan. Bahkan kebahagiaan dan kekayaan pun bisa menjadi cobaan.  


Penting bagi seorang muslim, untuk mampu melewati dan menjalani cobaan dengan penuh kesabaran dan keimanan yang merupakan bagian integral dari kehidupan. Namun, sebagai seorang manusia, lumrah rasanya jika hinggap rasa gundah, sedih, galau, lelah dan bahkan terkadang putus asa. 

Islam tidak melarang umatnya merasakan emosi-emosi tersebut, namun Islam membatasi dan melarang sikap-sikap tersebut apabila berlarut-larut sehingga merusak kehidupan seorang muslim. Alqur’an sebagai  sumber pedoman hidup umat muslim yang luar biasa membahas kisah Nabi Ayyub AS yang  membahas bagaimana seorang hamba Allah menghadapi cobaan dengan tekad yang kuat dan iman yang tidak tergoyahkan. 

Kisah Nabi Ayyub AS dalam Alqur’an dibahas dalam Alqur’an surat Al-Anbiya’ ayat 83 – 84  dan  surat Shad ayat 41-44. Dalam surat Al-Anbiya’  dijelaskan bahwa Nabi Ayyub ditimpa penyakit sehingga ia berdoa kepada Allah Subhana Wa Ta’ala sembari terus memuji-Nya walaupun dengan semua cobaan yang dideritanya. 

Melalui berbagai literasi disebutkan bahwa penyakit Nabi Ayyub menyebabkan beliau ditinggalkan oleh semua istrinya kecuali satu orang saja. Tidak hanya itu, Nabi Ayyub juga kehilangan anak-anak dan harta yang selama ini beliau miliki namun beliau tetap memuji Allah. 

Betapa lapang dan bertakwanya hati beliau. Kita mungkin tidak bisa membayangkan jika kita yang diberi cobaan seperti beliau. Tentu saja, karena beliau merupakan utusan Allah dan manusia pilihan-Nya maka beliau bisa menghadapi masalah dengan begitu penuh keimanan dan ketakwaan.

Kita mungkin tidak sesabar dan memiliki tingkat keimanan yang jauh dibawah Nabi Ayyub. Namun, kita bisa mencontoh dan meneladani bagaimana beliau menghadapi takdir-takdir yang diberikan kepada beliau. Sehingga dengan mengikuti sifat-sifat yang dimiliki beliau dalam menghadapi ujian maka kita bisa mendapatkan pahala dan balasan yang nantinya membuat hati kita tentram, bahagia dan merasa aman. 

Bahkan dalam kisah Nabi Ayyub diceritakan bahwa Allah Subhana Wa Ta’ala mengganti semua kehilangan yang beliau alami dan menggantinya dengan Sesutu yang lebih baik. Untuk itu berikut sifat-sifat yang perlu kita teladani dari Nabi Ayyub dalam menghadapi cobaan dan ujian dari Allah Subhana Wa Ta’ala

Kesabaran dalam Kepedihan

Nabi Ayub mengalami ujian yang amat pedih, beliau ditimpa kesakitan fisik dan kehilangan harta, serta keluarga. Namun, tidak sedetikpun kesabaran beliau tergoyahkan. Penting bagi kita untuk tetap sabar dan tawakal meski dihadapkan pada cobaan yang sulit. Sesungguhnya Allah mengetahui setiap penderitaan yang kita alami, dan kesabaran kita akan mendatangkan pahala yang besar.

Tawakal kepada Allah

Sifat selanjutnya adalah tawakal kepada Allah. Meskipun mengalami cobaan yang berat, Nabi Ayyub tetap berharap dan yakin terhadap pertolongan dan rahmat Allah. Keyakinan dan kepasrahan beliau terhadap takdir Allah merupakan hal yang wajib kita ikuti dan teladani. Ini mengajarkan kita bahwa dalam menghadapi cobaan, kita harus selalu mempercayai rencana Allah dan berserah diri kepada-Nya.

Yakin terhadap kekuatan doa

Tidak pernah sekalipun Nabi Ayyub ragu dan enggan untuk berdoa kepada Allah, meski dalam keadaan sulit. Doanya merupakan bukti keimanan dan kepercayaan pada kekuatan Allah. Sebagai manusia biasa, doa sangat ampuh untuk menjadi sarana peningkatan iman dan memberikan rasa tentram dalam hati manusia. Hal ini, karena setelah berdoa kita cenderung pasrah dan ikhlas menerima apapun ketentuan dari Allah. Jangan pernah meremehkan kekuatan doa,dalam setiap kesulitan, perbanyaklah doa dan bersujud kepada Allah.

Bersyukur dalam Keterbatasan dan keterpurukan

Kehilangan segalanya mungkin akan terasa sangat mencekik dan pedih bagi kita. Namun, Nabi Ayub berbeda, beliau tetap bersyukur kepada Allah. Ia mensyukuri nikmat-nikmat yang masih ada, seperti kesadaran dan iman, serta istrinya yang bertahan. Sikap penuh rasa syukur ini wajib dimiliki oleh manusia. Rasa syukur akan mengurangi perasaan sedih dan benci pada takdir yang tanpa sadar bisa menjerumuskan ke dalam rasa benci terhadap Allah. Bersukur bagi kita akan mengingatkan kita bahwa segala kondisi terjadi berkat izin Allah, mengingat setiap ujian membawa pelajaran dan kebaikan tersendiri. Sehingga dengan bersyukur kita akan merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja dan aka nada hal indah yang menanti kita selanjutnya.

Pemulihan dan Rahmat Allah

Setelah ujian berakhir,  dan setelah semua sikap yang ditunjukkan Nabi Ayyub dalam menghadapi ujian. Allah memberikan pemulihan dan rahmat kepada Nabi Ayub. Ini menggambarkan bahwa setiap cobaan tidak pernah berlangsung selamanya,tidak pernah kekal dan Allah akan selalu memberikan jalan keluar. Kita harus yakin bahwa setelah kesulitan, akan selalu datang juga kemudahan dan rahmat Allah.

Berdakwah meski Mengalami Cobaan.

Meski mengalami kesulitan, Nabi Ayub tetap berdakwah dan menyebarkan pesan keimanan. Beliau memahami dan menyadari bahwa beliau memiliki kewajiban dan tanggung jawab terhadap perintah Allah. 

Tidak hanya itu, in merupakan salah satu bukti keimanan dan ketakwaan. Kewajiban tetaplah kewajiban dan kewajiban dakwah merupakan hal yang utama untuk dijalankan bagi setiap manusia dalam keadaan apapun. Ini menunjukkan bahwa bahkan dalam kondisi sulit, kita masih memiliki tanggung jawab untuk berbuat baik, memberi nasihat, dan menyebarkan kebenaran.

Melalui kisah Nabi Ayub, kita akhirnya mengerti bahwa cobaan adalah bagian dari ujian kehidupan yang Allah berikan untuk perantara sebelum Allah memberikan sesuatu yang lebih indah nantinya. Entah balasan secara langsung di dunia maupun di akhirat. 

Perasaan sedih, kecewa, takut, dan gelisah merupakan hal yang lumrah bagi manusia dalam menghadapi cobaan. Namun, dengan kesabaran, tawakal, dan doa kepada Allah, kita dapat menghadapinya dengan kepala tegak dan keimanan yang semakin meningkat dan lebih kuat. 

Kisah ini membangkitkan semangat untuk tetap kuat dan memperkuat iman ketika dihadapkan pada cobaan. Semoga kita dapat mengambil inspirasi, mengamalkan apa-apa sifat terpuji yang Nabi Ayyub miliki dalam menghadapi cobaan yang Allah berikan kepada hambanya.

*) Mahasiswa STEI SEBI Jurusan Prodi Manajemen Bisnis Syari'ah

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال