Mengenal Syekh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani

Penulis: Rahmadani Nur Fajriyah*

KULIAHALISLAM.COM - Siapa Muhammad Nashiruddin Al Albani? Bagaimana biografinya? Apa saja pemikiran Albani dalam ilmu hadis? Apa saja karya dari Muhammad Nashiruddin Al Albani. Syekh Al Muhaddits Al Albani adalah salah satu tokoh pembaharu Islam pada abad ini dan memilki karya serta jasa yang banyak membantu umat Islam terutama dalam kebangkitan ilmu dan hadis. Muhammad Nashiruddin juga berjasa dalam memurnikan antara hadis yang lemah maupun hadis yang palsu di dalam ajaran Islam serta mengkaji derajat hadis.

Muhammad Nashiruddin Al Albani

Muhammad bin Al Haj Nuh bin Nijati bin Adam Al Isyqudri Albani Al Arnauṭi adalah nama lengkap dari As Syekh Muhammad Nashiruddin Al Albani yang biasanya dikenal dengan nama Albani. Albani adalah seorang ulama Islam pembuat jam kelahiran Albania yang terkenal dengan ulama hadis salafi, seorang tokoh penting dalam metodologi salafi yang membuat nama dan ketenaran atau reputasi di Suriah, yang mana keluarga dari Albani bermigrasi dan Albani sudah dibesarkan di Suria sejak usia dini. 

Albani tidak mendukung kekerasan, lebih memilih ketenangan dan kepatuhan terhadap pemerintah yang sah. Albani berprofesi sebagai pembuat jam dan penulis, terutama menerbitkan hadis dan ilmunya. Albani juga banyak memberikan ceramah di Timur Tengah, Spanyol, dan Inggris tentang gerakan kembali kepada Alqur'an dan Sunnah sebagaimana dipahami para sahabat Nabi.

Biografi Muhammad Nashiruddin Al Albani

Albani dilahirkan pada tahun 1914 dari sebuah keluarga Muslim miskin di kota Shkoder. Ayahnya belajar hukum di Istanbul dan menjadi sarjana referensi di sekolah Hanafi di Albania. Di bawah pemerintahan pemimpin sekuler Albania Ahmet Zog, Shkodra telah dihancurkan sepenuhnya oleh pengepungan Montenegro sebelumnya, sehingga keluarga Albani pindah ke Damaskus, Suriah. 

Di Damaskus, Albani menyelesaikan pendidikan dasarnya dengan predikat sangat memuaskan di seminari Waqaf al-Isaf. Selain itu, karena pandangan agama ayahnya, ayahnya membuat kurikulum khusus untuk Albani yang fokus pada pendidikan agama. Pertama, ayahnya langsung mengajarin tentang ilmu Alquran, Tajwid, dan Al-Nakhwa. Albani menghafal Alquran dan mempelajari banyak kitab, termasuk Mukhtasar al-Khudri. 

Albani juga mempelajari yurisprudensi Hanafi dan kemudian sekte Islam dengan dukungan ulama lokal Suriah. Albani sekarang mencari nafkah sebagai tukang kayu dan kemudian bergabung dengan ayahnya sebagai pembuat jam. 

Meski ayahnya mendapat bimbingan sistematis untuk mengikuti mazhab Hanafi dan peringatan tegas untuk tidak mempelajari ilmu hadis, Albani mulai tertarik dengan ilmu hadis. Sekitar usia 20 tahun, ia juga belajar hadis di bawah pengaruh majalah Al-Manar yang diterbitkan oleh Muhammad Rasyid Ridha. 

Albani berpartisipasi dalam penulisan ceramah dan seri buku ini serta menerbitkan artikel di majalah Almanar. Mulai tahun 1954, Albani mulai mengadakan kelas informal mingguan. Pada tahun 1960, popularitasnya mulai menjadi perhatian pemerintah dan diawasi. Pada tahun 1969 Albani dipenjara dua kali. 

Albani kembali menjadi tahanan rumah beberapa kali pada tahun 1970-an oleh pemerintahan Ba'ath pimpinan Hafiz Al Assad. Pemerintah Suriah menuduh Al Albani "mempromosikan dakwah Wahhabi yang memutarbalikkan Islam dan membingungkan umat Islam." Setelah banyak karyanya diterbitkan, Albani diundang oleh Abdul Aziz bin Baz, yang saat itu menjabat sebagai wakil rektor universitas tersebut, untuk mengajar hadis di Universitas Islam Madinah di Arab Saudi.

Segera setelah kedatangannya, Albani membuat marah elit Wahhabi Arab Saudi, yang tidak menyukai sikap anti-tradisionalnya dalam yurisprudensi Islam. Mereka prihatin dengan tantangan intelektual Albani terhadap mazhab Hambali yang dominan, namun popularitasnya menghalangi mereka untuk menantangnya secara terbuka. 

Ketika Albani menulis sebuah buku yang menegaskan kembali pandangannya bahwa niqab, atau cadar, bukanlah persyaratan wajib bagi wanita Muslim, Albani hanya menyebabkan sedikit keributan di negara tersebut. Lawannya membiarkan kontraknya dengan universitas berakhir tanpa perpanjangan. 

Albani melakukan perjalanan ke berbagai negara untuk berdakwah dan memberi ceramah, antara lain Qatar, Mesir, Kuwait, Uni Emirat Arab, Spanyol, dan Inggris. Albani berpindah berkali-kali antara beberapa kota di Suriah dan Yordania. Albani juga tinggal di Uni Emirat Arab. 

Menyusul intervensi Bin Baz dalam kepemimpinan pendidikan Saudi, Al Albani diundang ke Arab Saudi untuk kedua kalinya sebagai kepala pendidikan tinggi Islam di Makkah. Namun hal ini tidak berlangsung lama, karena pandangan Mr. Al Albani menjadi kontroversial di kalangan pemerintahan Saudi. 

Albani kembali ke Suriah dan dipenjarakan lagi sebentar pada tahun 1979. Albani pindah ke Yordania dan tinggal di sana sampai akhir hayatnya. Albani meninggal pada tahun 1999 tepat pada usia 85 tahun.

Pemikiran Muhammad Nashiruddin Al Albani

Pemikiran Albani dapat terlihat melalui tulisan dan karya yang sudah diciptakan, Albani terkenal dengan ide-idenya di berbagai bidang seperti keimanan, tarbiyah, dakwah, dan ekonomi, semua bidang ini adalah bidang popular yang terkenal di kalangan umat Islam. 

Budaya barat yang ada di negara Islam sangat berpengaruh bagi umat Islam dan gagasan taqlid maupun jumud yang berkembang harus dihilangkan dari lingkungan umat Islam karena umat Islam harus Kembali kepada Islam yang murni dan berpedoman Alqur’an dan Sunnah. 

Terkait penyucian akidah Islam Albani fokus pada at tafsiyyah dan at tarbiyyah, at tafsiyyah yang berarti penyucian meliputi 3 kajian yang perlu di tempuh, pertama, kajian yang membahas tentang pemurnian agama Islam, terdapat kaitan dengan kemusyrikan serta pencemaran ulhya.

Kedua, kajian yang membahas tentang pemurnian dalam dunia fikih ijtihad yang bertentangan dengan Alqur’an dan Hadis yang sahih, yang ketiga adalah kajian yang membahas tentang penyucian kitab-kitab tafsir dan fikih dengan cara menghilangkan hadis-hadis palsu maupun hadis dhaif yang ada di dalam kitab-kitab tafsir maupun fikih, serta penyucian terhadap isra iriyat yang tidak ditemukan kebenarannya.

Dalam melakukan tiga kajian tersebut Albani mengutip dari beberapa hadis yang sahih dan berkaitan dengan ajaran Islam serta dianggap sebagai bentuk legalisasi pencemaran nama baik terhadap ajaran umat Islam.

Karya Muhammad Nashiruddin Al Albani

Muhammad Nashiruddin Al Albani adalah salah satu tokoh Islam yang memilki banyak karya ilmiah akan tetapi tidak semua karya ilmiah dari Albani sudah tercetak, sebagian dari karya Albani ada yang belum tercetak. 

Berikut adalah sebagian dari karya ilmiah Albani yang sudah tercetak : Adabuz Zifaf fi Sunnatil Muthahharah, Bughyatul Hazim fi Fahrasati Mustadrak Al Hakim, Talkhis Ahkamul Janaiz, Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah wa Syai’un min Fiqhiha wa Fawaidiha, Silsilah Al Ahadits Adh Dha’ifah wal Maudhu’ah wa Atsaruha As Sayyi’ fil Ummah, Mukhtashar Kitabul Uluw lil Hafidz Adz Dzahabi, Wujubul Akhdzi bihaditsil Ahad fil Aqidah wal Ahkam.

Berikut adalah sebagian dari karya-karya Albani yang belum tercetak anatara lain: Ahaditsul Buyu’ wa Atsaruhu, Ahadits At Taharri wal Bina ‘alal Yaqin fis Shalah, Ar Raudhun Nadhir fi Tartib wa Takhrij Mu’jam Ath Thabrani Ash Shaghir, Tarjamah Ash Shahabiy Abi Ghadiyah, wa Dirasah Marwiyati Qitlati Ammar bin Yasir, Fahras Asma Ash Shahabah alladzi Asnadul Ahadits fi Mu’jam Ath Thabrani Al Ausath, Munazharah Kitabiyyah ma’a Thaifah min Atba’ Ath Thaifah Al Qadiyaniyah, Wadh’ul Ashaar fi Tartib Ahadits Musykilil Atsar. Selain karya diatas masih ada karya Albani yang tahqiq, takhrij ataupun ta’liq.

*) Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Editor: Adis Setiawan


Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال