Sejarah Hamas dan Kontroversinya



Penulis: Moh Asyraf Al Miqdadi

KULIAHALISLAM.COM - Hubungan antara Israel dan Hamas mulai memanas, setelah serangan besar-besaran yang dilakukan oleh organisasi politik yang menguasai jalur Gaza, serangan itu terjadi pada hari sabtu tanggal 7 Oktober 2023, serangan itu setidaknya menewaskan 1000 orang serta 100 orang diculik. Akibat serangan tersebut banyak diantara militer dunia yang heran atas kekuatan dan kemampuan dari Hamas tersebut. Lantas siapa itu Hamas?

Hamas lahir pada tanggal 14 desember 1987, sebagai hasil dari kiprah Ikhwanul Muslimin (Islamic Brotherhood) yang berpusat di Mesir. Ikhwanul Muslimin (IM) adalah Gerakan Islam yang diprakarsai oleh ulama karismatik yang bernama Hasan Al Banna, organisasi ini didirikan di Ismailiyah, Mesir pada bulan April tahun 1928.

Ikhwanul Muslimin di bentuk saat dunia Islam tengah terpuruk pasca perang Dunia ke-I tahun 1913, karna Kekaisaran Ottoman (Khalifah Usmaniyah) runtuh pada tahun 1924, dan kemudian setelah Ottonam runtuh negeri-negeri Islam mulai di jajah bangsa Eropa, terabaikannya Islam, tercerai berainya umat, kejumudan berfikir dan merajalelanya khurafat, takhayul, taqlid buta dikalangan mayoritas muslim telah mendorong kuat Hasan Al Banna menyerukan kepada umat Islam untuk kembali ke Alqur’an dan sunnah dan menerapkan syari’at Islam dalam setiap aspek kehidupan, serta menghidupkan kembali pemikiran-pemikiran Islam. 

Hasan Al Banna juga menghidupkan kembali pemikir-pemikir Islam, semenjak awal berdiri organisasi Ikhwanul Muslimin bergerak dalam bidang pendidikan, dakwah, sosial dan militer. Ikhawanul Muslimin juga giat menyelenggarakan buta huruf, menerbitkan bulletin, membangun pabrik, poliklinik, masjid, sekolah dan pelatihan militer.

Dari hal seperti itu, melahirkan image bahwa Ikhawanul Muslimin sebagai negara di dalam negara. Setelah Perang Dunia ke-II Ikhwanul Muslimin masuk kedalam organisasi politik yang militan dan aktif, yang menentang pemerintah Mesir yang sekuler.

Hingga akhirnya pada bulan November tahun 1948, organisasi Ikhwanul Muslim dibekukan oleh perdana menteri Mesir Fahmi Naqrasyi. Lalu 1 bulan kemudian yaitu Desember 1948 Fahmi Naqrasyi diculik dan dibunuh, Ikhwanul Muslimin di tuduh yang melakukan pembunuhan dan orang-orang Ikhwanul Muslimin ditangkap kemudian di deportasi ke negara negara Arab.

Karena perpindahan mereka diluar Mesir ini tidak membuat semangat mereka padam, mereka malah melanjutkan perjuangan di negara-negara Arab tersebut. Pada tahun 1935 Abdur Rahman Al Banna di kirim ke Palestina, 10 tahun kemudian pada tahun 1945 Ikhwanul Muslimin berdiri di Palestina, lalu diikuti pendirian beberapa pendirian cabang di jalur Gaza. Lalu 2 tahun kemudian, atau tahun 1947 organisasi ini memiliki anggota sebanyak 12.000-20.000 orang di Palestina.

Semakin hari oraganisasi Ikhwanul Muslimin semakin solid, terlebih lagi embrio Hamas yaitu Al-Mujama’ Islam pada tahun 1978 didirikan oleh Syaikh Ahmad Yassin. Hamas adalah kependekan dari ‘Harokah al Muqawamah al Islamiyah’ secara harkiyah bermakna gerakan perlawanan Islam.

Secara garis besar Hamas adalah gerakan Islam Sunni dan nasionalis Palestina yang menentang tindakan Zionis di tanah Palestina. Mereka menentang tindakan Zionis yang bertindak sewenang-wenang di tanah Palestina. Nah, Zionis adalah gerakan nasionalis Yahudi internasional yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah negara Yahudi di wilayah Palestina, bisa dikatakan mereka ini penjajah di Palestina.

Menurut profesor ilmu politik Universitas Birzelt yaitu Ziad Abu Amr, gerakan politik Hamas di Palestina mulai dikenal pada saat terjadi gerakan protes yang dipicu oleh tewasnya beberapa rakyat Palestina dalam tragedi angkutan umum yang ditabrak truk Israel, gerakan protes ini dikenal dengan nama Intifadha.

Para pendiri Hamas berkumpul di rumah Syekh Ahmad Yassin, mereka merumuskan solusi dalam rangka merespon Gerakan protes yang semakin meluap. Syekh Ahmad Yassin pada tanggal 14 Desember 1987 menyerukan seluruh rakyat Palestina untuk bangun bersatu melawan militer Israel, hari itupun dikenal sebagai hari lahirnya Hamas di Palestina.

Walaupun pada hari itu nama Hamas belum dicantumkan secara resmi, baru dicantumkan secara resmi pada bulan Januari tahun 1988 dalam selebaran yang dibagikan kepada rakyat Palestina. Hamas menjalin kontrak dengan Syekh Jamil Hamami kemudian menjalin komunikasi dengan aktivis Ikhwanul Muslimin di wilayah tepi Barat.

Hamas juga berkolaborasi dengan Ikhwanul Muslimin yang ada di Jordan dan juga di negara Arab lainnya. Dari jaringan itulah bantuan kerjasama dan dana diluar Palestina mengalir untuk mendukung protes Palestina.

Hamas ini beranggapan titisan Ikhwanul Muslimin, yang memiliki ideologi mencita-citakan berdirinya sebuah negara Islam di Palestina yang merdeka berdaulat, memperjuangkan kebebasan dari kemerdekaan Palestina dalam kerangka “Pan Islamisme” yang artinya seluruh umat Islam di dunia harus terlibat dalam melawan Zionisme (Israel). Secara umum, garis perjuangan Hamas terdiri dari 3 fase yaitu: 

  1. Pendirian lembaga-lembaga Islam untuk membentuk generasi yang kaut dan tahan uji.
  2. Konflik non-militer dengan tentara pendudukan.
  3. Jihad bersenjata secara total melawan kekuatan Zionisme (Israel).

Terlebih bagi mereka yang bergabung dalam ‘Brigade Izzuddin al-Qassam’ kekuatan militer ini yang paling disegani dan paling ditakuti Israel karena berhasil menculik dan mengeksekusi seorang komandan Israel bernama Ser May Nissim Toledano yang sebelumnya dieksekusi dijadikan tawanan, yang hanya dibebaskan jika Israel bersedia membebaskan pimpinan mereka yaitu Syekh Ahmad Yassin yang ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh Israel sejak tahun 1989.

Pasukan Brigade berani mati yaitu Brigade al-Qassam ini kemudian dijadikan sebagai unit tersendiri yang aktivitasnya terpisah dari politik Hamas. Pasukan ini mulai tampil terang-terangan pada awal Januari 1992, menyusul keberhasilan pasukan ini membunuh direktur perumahan Israel di jalur Gaza yang benamanya Duron Susan, keteguhan para pejuang Hamas melakukan perlawanan menggunakan kekuatan senjata tidak bisa dipisahkan dari doktrin jihad yang selama ini mereka yakini yaitu: “apabila musuh-musuh Allah datang ke wilayah muslim untuk merampas hak-hak kemerdekaan mereka, maka penduduk tersebut dan seluruh muslim lainnya diwajibkan melawan,” doktrin ini menjadi ruh perjuangan mereka. 

Bagi pejuang Hamas perlawan terhadap Zionis Israel bukanlah pekerjaan yang buruk bahkan jalan inilah yang paling baik, keberhasilan dalam merebut kemerdekaan dengan menumbangkan zionis Israel dan mengusir dari tanah Palestina adalah cita-cita mulia, akan tetapi jika ajal menjemput ditengah perjuangan tersebut, maka mereka yakin telah meninggal di jalan Allah (syahid), yang tidak ada kematian yang lebih baik daripada syahid dijalan Allah itu sendiri, sehingga bagi pejuang Hamas kemerdekaan dan gugur dalam perjuangan adalah dua jembatan emas menuju surga Allah.

Dalam sudut dunia Barat Hamas dianggap sebagai teroris selain dari Israel, Amerika dan negara Uni Eropa lainnya menyebut Hamas sebagai teroris karena selama bertahun-tahun Hamas telah melakukan banyak serangan termasuk bom bunuh diri, meluncurkan roket dan kekerasan lainnya terhadap Israel, sama halnya seperti Indonesia dulu melawan penjajah Belanda yang waktu itu Belanda ingin sekali menguasai Indonesia tapi terjadi perlawan para pejuang Indonesia, dan para pejuang Indonesia kita disebut sebagai teroris tapi bagi kita mereka disebut sebagai pejuang kemerdekaan.

Baru-baru ini juga presiden Ukraina yaitu Volodymyr Zelensky secara terang terangan menyebut bahwa Hamas adalah teroris dan Zelensky menyatakan akan mendukung Israel dalam memerangi Hamas, tapi lain halnya dengan presiden Korea Utara yaitu Kim Jong Un di luar dari sifatnya yang sebagian kita menyebalkan namun Kim Jong Un secara terang-terangan mendukung Palestina dan Hamas, dan mengutuk Israel dan para tentara Zionisnya.

Para ahli mengatakan, kelompok Hamas sebagian besar menggunakan senjata dari Korea Utara, pernyataan ini muncul setelah ada rekaman pasukan Hamas yang menggunakan peluncur roket yang diduga berasal dari negara Korea Utara, gambaran lain menunjukkan pasukan Hamas banyak yang menggunakan senapan Self-loading Type 58 millik negara Korea Utara. Di Thailand pada tahun 2009, pengiriman senjata dari Korea Utara yang ditujukan untuk Hamas dan Hizbullah dicegat oleh tentara PBB didapati disana ada paket senjata seberat 35 Ton, kiriman itu berisi granat berpeluncuran roket-roket besar dan F7.

Hamas juga sebenarnya memenangkan pemilu pada tahun 2006 lalu, tapi kemenangan Hamas di tolak oleh negara negara Barat, masyarakat Palestina menganggap Hamas sebagai ormas yang memperjuangkan kepentingan rakyat Palestina.

Akan tetapi kemerdekaan Palestina akan lebih mudah terwujud jika kedua faksi, Hamas dan Fatah bisa bersatu dan berjalan seiring bersinergi. Namun kapan semua itu terwujud? Sebuah pertanyaan yang semoga secepatnya dapat dijawab dengan kata kunci “Palestina bersatu merdeka.”

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال