Mahabbah Rasulullah dengan Salawat

Penulis: Ajeng Ayu Nitasari* 

KULIAHALISLAM.COM - Salawat adalah bentuk pujian dan cara umat Islam bersilaturrahim kepada Nabi Muhammad SAW. Salawat juga ungkapan rasa cinta dan kerinduan kepada Nabi Muhammad. Dapat kita ketahui, seseorang berdo’a dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk memperoleh mustajabnya do’a tersebut.


Berdo’a tidak harus melulu dilakukan setelah salat saja, banyak sekali cara-cara berdo'a, seperti halnya kita melantukan kalimat tayyibah, beristighfar dan membaca berbagai macam salawat.

Mengutarakan tentang lantunan salawat, sudah tidak asing di kalangan umat manusia terutamanya dikalangan ألدين الاسلام, banyak diketahui manfaat salawat tersebut seperti halnya suatu bacaan yang mengantarkan pembacanya menuju keberkahan.

Banyak sekali macam-macam salawat, yang mana dapat di lantunkan agar tidak bosannya masyarakat seperti salawat nariyah, salawat Tibbil Qulub, Salawat Nuril Anwar, Salawat Jibril dan masih banyak lagi. Dengan demikian, salawat merupakan pujian atau kemuliaan kepada Nabi Muhammad SAW, yang sama seperti halnya doa atau dzikir kepada Allah SWT. Banyak orang berkata bahwa salawat, jika datangnya dari Allah kepada-Nya, bermakna rahmat dan keridaan. Jika dari para malaikat, berarti permohonan ampun. Dan bila dari umatnya, bermakna sanjungan dan pengharapan, agar rahmat dan keridaan Tuhan dikekalkan.

Berbicara tentang manfaat ataupun khasiat salawat tidak ada habisnya. Karena apa?Ya, memang salawat juga termasuk salah satunya suatu amalan yang mana ketika kita amalkan In Syaa Allah kita mendapatkan Syafa’at baginda Rasulullah SAW di akhir kelak nanti. Beliau, termasuk kekasih pilihan dari Allah, maka dari itu wujudkan rasa cinta kepadanya (محبة رسول الله) dengan lantunan salawat, melantunkan salawat tidak harus panjang, cukup dengan اللهم صل على سيدنا محمد/ صلى على محمد itu sudah termasuk melantukan salawat kepada beliau.

Apa kita tidak malu, Allah beserta Malaikat saja selalu bersalawat kepada Nabi Muhammad? Sebagaimana salah satu ayat Alqur'an menjelaskan:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا (٥٦) سورة الأحزاب 

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.

Ustadz dan Ustadzah saya ketika mengajar pernah berkata tak ada nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad SAW, yang dinyatakan sebagai perwujudan kasih sayang (rahmat) Allah SWT kepada umat manusia sejagad, bahkan bagi seisi alam semesta. 

Sebagaimana dalam firman Allah dalam QS. An-Anbiyaa aya 107, yang berbupnyi;

وَمآَ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ (١٠٧)


Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Dapat kita telaah bahwa memuji Nabi Muhammad bukanlah menganggap beliau sebagai Tuhan. Menyanjung Rasulullah adalah mengakui Muhammad SAW sebagai manusia pilihan. Luas jangkuan dan cakupan pernyataan rahmat tersebut tidak dibatasi oleh lingkaran sejarah dan pergantian umat manusia di muka bumi, karena dalam pernyataan tersebut, Allah SWT tidak menyebut beliau sebagai rahmat bagi manusia di Semenanjung Arabia, di Barat, atau Timur, dan tidak pula menyebut beliau sebagai rahmat di benua Asia, Afrika, atau bagian bumi manapun juga. Beliau Nabi Muhammad SAW dinyatakan sebagai rahmat bagi alam semesta.

Perlu kita ketahui, penjelasan ini saya ambil dari sebuah kitab yang bernama

 *لباب الحديث * terdapat dalam kitab itu hal.9 pada bab 4 *في فضيلة الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم * pada lafadz *الصلاة* tersebut bentuk mufrod yang mana jamaknya adalah *الصلوات* yang artinya do’a, isi di dalamnya mencakup segala Fadhilah salawat kepada Rasulullah SAW.

Salah satu isi dari kitab tersebut yang dapat saya jadikan suatu pedoman untuk selalu ingat kepada Rasulullah SAW yaitu kalimat yang berbunyi : 

إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِى يَوْمَ القِياَمَةِ اَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلاَةً

Sesungguhnya manusia yang utama saat dihari kiamat dan sebanyak manusia saat nanti adalah yang membaca salawat.

Masih banyak lagi isi di dalam kitab tersebut, sebagiannya juga menjelaskan, barang siapa yang membaca salawat satukali saja itu sama saja membaca salawat sepuluhkali, dan barangsiapa yang membaca salawat sepuluhkali itu sama saja membaca seratuskali, dan barangsiapa yang membaca salawat seratuskali itu sama saja membaca salawat seribukali, dan barangsiapa yang membaca salawat seribukali dahsyatnya tidak akan menyentuh api neraka.

Jadi teman-teman sekalian, jangan lupa untuk selalu melantukan salawat meskipun itu hanya sekedar صل الله على محمد, toh nanti keberkahan serta kenikmatan kembalinya juga kepada kita sendiri.

Ustadzah Halimah Alaydrus yang mana beliau  kecintaannya kepada Rasulullah sangat mendalam sekali, beliau termasuk keturunan Nabi Muhammad SAW yang bermarga Alaydrus, beliau pernah berkata "orang jika semakin dekat dengan Nabi, semakin tahu caranya bicara, semakin tahu caranya melihat, semakin tahu caranya berpikir, semakin tahu caranya menjalankan kehidupan. Maka semakin terjaga kehidupannya.” 

Nah, maka dari itu kawanku semua, bukti taqarrub kita kepada beliau baginda Rasulullah SAW yaitu dengan melafazkan salawat kepada beliau serta dengan menjalankan Kkesunnahan beliau.

Marilah kita sebagai generasi society 5.0 menjadi salah satu pelopor penyemangat dalam negri kita ini menjadi salah satu pendobrak untuk kaum muda ataupun tua agar senantiasa selalu bersalawat kepada Rasulullah dimanapun berada walaupun secara sirri.

Ingat teman-teman sekalian mengingatkan suatu hal kebaikan kepada orang lain juga sudah termasuk nilai ibadah loh. Janganlah bosan untuk selalu Amar ma’ruf nahi Munkar. Jadikanlah segala aktivitas sebagai nilai ibadah atau niatkan karena Allah.

"Nabi Muhammad Sang Permata Hati adalah satu-satunya pintu Allah. Bersalawatlah kepadanya dan ulangilah. Maka engkau akan mendapatkan keberuntungan dan kebahagiaan. Pintu harapan dan keselamatan didalamnya. Maka barang siapa yang ada didalamnya tidak akan celaka. Maka bentangkanlah telapak tangan harapan kepadanya. Maka dialah sang kekasih Muhammad.”

*) Mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Prodi Bahasa dan Sastra Arab.

Editor: Adis Setiawan

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال