Pemikiran Filsuf Barat Tentang Alam Semesta


Penulis: Faizza Mahya Syarifaini*

Filsafat Barat sering disebut dengan periode Yunani kuno atau pra-Socrates. Pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir yang menamati alam sekitarnya yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat filsafati, tidak berdasarkan pada mitos. 

Para filsuf mencari pokok pertama dari alam semesta yang sifatnya mutlak, yang berada dibelakang segala sesuatu yang berubah. Awal adanya para filsuf barat berasal dari Miletos, karena mereka kagum terhadap alam dan berusaha mencari jawaban atas terbuatnya alam semesta tersebut. 

Alam semesta menjadi bagian penting yang didiskusikan para filsuf, tentang awal terjadinya alam semesta berasal dari mana dan hakikatnya apa. Kemudian para filsuf memberikan pandangan mereka masing-masing tentang alam semesta ini. 

Awal adanya para filsuf barat berasal dari Miletos, kemudian mendirikan Milesia school (sekolah filsafat alam)  yang menjadikan periode awal perkembangan filsafat yunani kuno. Sekolah tersebut sebagai aliran pemikiran yang berkembang di kota Miletus, yang mana pemikirannya tidak mengandalkalkan mitos ataupun dewa-dewa melainkan melalui pemikiran yang rasional.  Berikut adalah 3 tokoh filsuf terkenal yang dianggap sebagai anggota Milesia school;

Thales (624-548 SM)

Dianggap sebagai bapak filsuf karena merupakan orang pertama yang memulai era baru manusia dengan menggunakan akal untuk melakukan penalaran penelusuran rasional dan mematahkan mitos yang didasarkan pada kisah dongeng. 

Dia dijuluki sebagai pendahulu filsafat alam karena dia yang pertama kali menyatakan prinsip dasar asal muasal segala sesuatu tentang alam semesta. Setelah itu, dia mendirikan Sekolah Filsafat Alam di Miletos, yang memiliki banyak murid, termasuk Anaximandros dan Anaximenes.

Thales adalah manusia pertama yang menciptakan prinsip dasar alam semesta. Dia mempercayai bahwa air adalah prinsip awal yang menciptakan dan menghidupkan segala sesuatu di alam semesta. Air dapat tampil dalam bentuk apa pun tanpa terpengaruh oleh faktor luar, berkat kekuatan dan daya kreatifnya sendiri. 

Air adalah sumber kehidupan, dan semua makhluk hidup membutuhkannya untuk bertahan hidup. Di atas air yang mengapung di lautan, dia melihat bumi. Selain menjadi dasar kehidupan alam semesta, unsur air juga menyebabkan uap dan kelembaban. Unsur air terdapat dalam zat padat, cair, dan gas yang dapat berubah bentuk.

Anaximandros (611- 546 SM)

Anaximandros merupakan murid Thales. Ia mempunyai jasa-jasa di bidang astronomi dan bidang geografi, karena ia orang pertama yang membuat peta bumi. Anaximandros mencoba mempelajari teori Thales secara mendalam tentang prinsip dasar alam adalah air, tetapi ia berpendapat dasar alam semesta bukanlah air. 

Anaximandros mempunyai pandangan sendiri tentang dasar alam semesta ini adalah apeiron (tidak terbatas), dasar tersebut merupakan dasar yang abstrak. Apeiron ini bersifat tetap, tidak berubah, abadi, dan meliputi segala-galanya. Segala sesuatu yang berada di alam semesta ini adalah unsur-unsur yang  berlawanan seperti, yang panas dan yang dingin, yang malam dan yang siang, yang basah dan yang kering.

Unsur-unsur diatas selalu berperang satu sama lain misalnya, musim panas dapat mengalahkan musim dingin ataupun sebaliknya. Tapi jika satu unsur tidak dominan, maka keadaan ini dirasa tidak adil, keseimbangan tersebut harus dipulihkan kembali. Anaximandros menganggap bahwa alam semesta itu tidak tetap, akan berubah seiring berjalannya waktu.

Menurut K. Bertent Anaximandros menggambarkan kejadian dunia berikut. Setelah penceraian di atas, suatu gerak berputar membedakan antara yang dingin dan yang panas. Dengan memalut yang dingin, yang panas membentuk bola raksasa. Karena kepanasan, air di tempat yang dingin mulai melepaskan diri dari tanah, dan udara atau kabut juga mulai muncul. 

Bola meletus menjadi berbagai lingkaran karena tekanan udara. Setiap lingkaran memiliki api yang tertutup udara. Karena setiap lingkaran memiliki lubang, api di dalamnya dapat dilihat. Itu adalah bintang-bintang, bulan, dan matahari. Gerhana bulan dan matahari terjadi apabila lubang ditutupi dengan udara atau kabut.

Anaximenes (585-525 SM)

Dia adalah murid dari Anaximandros, ia berpendapat dasar alam semesta ini adalah udara. Dalam satu-satu kutipan karyanya ia mengatakan bahwa “seperti jiwa menjamin tubuh kita, begitupun udara melingkupi segala-galanya”. Anixemenes pemikir pertama yang menganggap antara alam semesta dan tubuh manusia itu sama.

Dalam  memahami pemikiran tokoh-tokoh filsuf mungkin terdengar aneh bagi orang-orang di zaman modern, tetapi jika mereka tidak memulai untuk mempelajari bagaimana hal-hal bisa terjadi, mungkin saat ini tidak ada teknologi modern yang mempermudah hidup manusia.

Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa periode yunani kuno diawali dengan munculnya para ahli fikir yang mempuyai pertanyaan-pertayaan tentang alam semesta seperti tiga tokoh diatas yang mempunyai peran penting dalam perkembangan filsafat yunani kuno, yang mendirikan Miletus school atau sering disebut sekolah para pemikir alam yang mana anggotanya memiliki argumen-argumen sendiri tentang munculnya alam semesta ini. Seperti Thales, Anaximandros, dan Anaximenes tokoh diatas menunjukkan argumennya dengan fikiran realistisnya sendiri bukan melalui mitos maupun dewa-dewa.

*) Mahasiswa UINSA Prodi Ilmu Hadis

Editor: Adis Setiawan

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال