Narges Mohammad Perempuan dan Aktivis Iran Peraih Nobel Perdamaian 2023

(Sumber Gambar: dok fb, NobelPrize)

KULIAHALISLAM.COM - Pemenang Penghargaan Nobel Perdamaian 2023 Narges Mohammad adalah seorang wanita, pembela hak asasi manusia, dan pejuang kebebasan. Dalam pemberian Penghargaan Nobel Perdamaian tahun ini, Komite Nobel Norwegia ingin menghormati perjuangan berani untuk hak asasi manusia, kebebasan, dan demokrasi di Iran.

Pada tahun 1990-an, sebagai mahasiswa fisika muda, Narges Mohammad sudah membedakan dirinya sebagai pendukung kesetaraan dan hak-hak perempuan. Setelah menyelesaikan studinya, ia bekerja sebagai seorang insinyur sekaligus seorang kolumnist di berbagai surat kabar yang berpikiran reformasi. Pada tahun 2003 ia terlibat dengan Pusat Pembela Hak Asasi Manusia di Iran, sebuah organisasi yang didirikan oleh pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Shirin Ebadi. Pada tahun 2011 Mohammad ditangkap untuk pertama kalinya dan dijatuhi hukuman penjara bertahun-tahun karena upayanya membantu aktivis yang dipenjara dan bertahun-tahun karena upayanya membantu aktivis yang dipenjara dan keluarga mereka.

Dua tahun kemudian, setelah pembebasannya dengan jaminan, Mohammad membenamkan dirinya dalam kampanye menentang penggunaan hukuman mati. Iran telah lama berada di antara negara-negara yang mengeksekusi proporsi penduduk tertinggi setiap tahunnya. Baru sejak Januari 2022 lebih dari 860 tahanan telah dihukum mati di Iran.



Kegiatannya terhadap hukuman mati menyebabkan penangkapan kembali Mohammad pada tahun 2015, dan hukuman tambahan tahun di balik tembok. Sekembali ke penjara, ia mulai menentang penggunaan sistematis penyiksaan dan kekerasan seksual oleh rezim terhadap tahanan politik, terutama perempuan, yang dipraktikkan di penjara Iran.

Gelombang protes tahun lalu diketahui oleh para tahanan politik yang ditahan di dalam penjara Evin yang terkenal di Iran. Sekali lagi, Mohammad mengambil alih kepemimpinan. Dari penjara ia menyatakan dukungan kepada para pengunjuk rasa dan mengatur aksi solidaritas di antara rekan-rekan narapidana. Otoritas penjara menanggapi dengan memaksakan kondisi yang lebih ketat. Mohammad dilarang menerima panggilan dan pengunjung. Dia tetap berhasil menyelundup sebuah artikel yang diterbitkan New York Times pada peringatan satu tahun pembunuhan Mahsa Jina Amini. Pesannya adalah: "Semakin banyak dari kita yang mereka kurung, semakin kuat kita". Dari penawanan, Mohammad telah membantu memastikan bahwa protes belum surut.

Penghargaan Nobel Perdamaian tahun 2023 diberikan kepada Narges Mohammad untuk upayanya melawan penindasan perempuan di Iran dan upayanya untuk mempromosikan hak asasi manusia dan kebebasan untuk semua.

Fitratul Akbar

Penulis adalah Alumni Prodi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال