Toleransi Antar Umat Beragama


Penulis: Leliya Eka Kurniati*

Manusia adalah makhluk individu tetapi manusia juga butuh bersosialisasi terhadap sesama, berinteraksi kesesama manusia adalah kebutuhan. 

Dalam bermasyarakat  atau kehidupan sosial, manusia akan dipertemukan dengan masyarakat lain yang berbeda agamanya/kepercayaannya. 

Adapun yang dimaksud dengan toleransi beragama adalah toleransi yang mencakup masalah-masalah keyakinan dalam diri manusia yang berhubungan dengan akidah atau keTuhanan yang diyakininya. 

Seseorang harus diberikan kebebasan untuk meyakini dan memeluk agama (mempunyai akidah) yang dipilihnya masing-masing serta memberikan penghormatan atas pelaksanaan ajaran-ajaran yang dianut atau diyakininya.

Dikehidupan masyarakat akan muncul gesekan-gesekan sosial baik tentang agama maupun ras. Maka, kita sebagai masyarakat perlu menjaga sikap saling menghormati dan menghargai, sehingga tidak timbul gesekan-gesekan yang memicu pertikaian. 

Sikap toleransi sangat penting karena dapat menghindari sikap deskriminasi, walaupun banyak terdapat perbedaan kelompok atau golongan dalam masyarakat.

Menurut agama Islam juga toleransi tidak hanya ke sesama manusia saja tetapi juga ke alam semesta, binatang dan lingkungan hidup. Dalam arti toleransi mempunyai arti yang luas, maka toleransi umat-umat dalam agama Islam sangat dipandang penting, apalagi soal agama karena menyangkutkan tentang manusia dan Tuhan.

Ketuhanan adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan kita, dengan kita menjadikan Tuhan seluruh area hidup kita, berarti taat atas pemberian Tuhan terhadap kita. 

Dengan mempererat hubungan kita dengan Tuhan baru kita mempererat hubungan agama dan toleransi, contoh jika kita kekurangan sikap toleransi seperti yang pernah terjadi di Singkel, Aceh. Pada bulan Oktober 2015 lalu telah terjadi pembakaran Gereja oleh masyarakat muslim di Singkel. 

Hal tersebut berawal dari tuntutan warga muslim terhadap pembangunan rumah ibadah (gereja) yang tidak berizin di wilayah tersebut yang mana pada tahun 2001 telah ditetapkan pemerintah mengenai pembatasan pembangunan rumah ibadah, namun warga Nasrani di sana tetap membangunnya. 

Kemudian warga protes kepada pemerintah untuk memberhentikan pembangunan tersebut, pemerintah pun menindaklanjuti hal tersebut, namun mereka masih saja melanjutkan pembangunan gereja tersebut dan akhirnya mengakibatkan warga setempat tidak sabar lagi dan menyerang mereka serta membakar gereja. 

Lalu pihak warga Nasrani pun melawannya dengan membawa senapan dan mengakibatkan satu orang tewas. Dari contoh tersebut bahwa kita seharusnya mempunyai rasa toleransi kesesama agama sehingga tidak menimbulkan pertikaian yang merugikan.

Dalam Alqur'an juga ada ayat yang membebaskan kita untuk memilih agama atau kepercayaan masing-masing ayat tersebut Al Baqarah 256;

لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

Artinya:

"Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tuhan dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."

Ayat diatas menjelaskan tentang toleransi terhadap umat beragama, dan tidak ada paksaan atas menganut agama Islam. Dan sudah di terangkan juga bahwa sesungguhnya Allah itu Maha Segalanya.

*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Editor: Adis Setiawan 

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال