Peradaban dan Alquran


Penulis: Refandy Ananta

Peradaban biasanya terlahir dari adanya air, tetapi negeri jazirah Arab tidak punya sungai maupun laut yang dapat melahirkan peradaban hebat dalam sejarah, yang bukan hanya sekadar pemeran kelas tengah melainkan tokoh-tokoh hebat dunia dalam sejarah. Kenapa bisa terjadi?

Peradaban adalah sebuah tatanan kehidupan yang terus berkembang dan berkultural baik dari aspek fisik (bangunan, jalan) maupun non fisik (tatanan, nilai) dalam suatu masyarakat untuk mencapai peradaban yang lebih baik/maju. 

Untuk mencapai suatu kehidupan yang nyaman dalam sebuah peradaban ada faktor seperti sandang, pangan, papan dan agama. 

Namun ketika kita dihadapkan dengan situasi suatu negeri yang tidak memiliki kekayaan alam berupa laut, danau maupun sungai yang menjadi sumber utama bagi kehidupan tapia da suatu negeri yakni jazirah Arab yang memiliki gurun pasir dan tandus dapat mecetak tokoh-tokoh hebat dalam catatan sejarah yang begitu menakjubkan dunia. Bagaimana rentetan kisahnya ?

Kita flashback ke peristiwa sejarah, Dimana pada zaman dahulu awal mula wilayah bagian timur Jazirah Arab yang merupakan daerah kekuasaan bangsa Persia dan wilayah barat Jazirah Arab yang merupakan daerah kekuasaan bangsa Romawi. 

Singkat cerita, ketika Islam datang seketika seluruh umat dibuat takjub dengan syariatnya yang dapat mencakup segala aspek yang dibutuhkan dalam kehidupan yang memiliki semboyan "Rahmatan Lil'aalamiin". Selain itu, umat kembali dibuat ta'jub karena Islam dapat menguasai Persia dan setengah wilayah romawi timur dalam kurun waktu 50 tahun. 

Padahal terjadinya perang Romawi-Persia dalam perebutan wilayah dan pengalihan wilayah kekuasaan jazirah Arab yang telah diperebutkan kedua belah pihak terjadi selama -+7 abad, namun belum juga mendapatkan keberhasilan diantara kedua belah pihak untuk menguasai jazirah Arab secara keseluruhan wilayah. 

Bangsa Romawi serta Persia pun mengalami kehabisan sumber daya alam untuk kebutuhan selama peperangan yang membuat mereka terjebak dalam situasi genting dan lemah. 

Pada akhirnya situasi ini dapat dimanfaatkan oleh kaum muslimin pada waktu itu untuk menguasai wilayah jazirah Arab.

Nah kisah diatas menjadi bukti bahwa, ketika peradaban hanya dibangun oleh infrastruktur dia akan mudah ditaklukkan dan dihancurkan. Selain itu peradaban juga akan hilang ketika ilmu tercabut dari umatnya. Tetapi Allah memberikan wahyu utama pada Baginda Rasulullah SAW. 

Dengan sebaik-baik awal dari sebuah peradaban bagi seluruh umat yakni QS. Al-Alaq ayat 1-5, dan sebaik-baik risalah yaitu Alqur'an sebagai pedoman utama yang mencakup segala aspek ilmu pengetahuan dan sains dalam sebuah peradaban dan kehidupan.

Imam Syafi'I berkata: Jikalau Alqur'an hanya diturunkan surat Al-Asr maka, isinya sudah mencakup untuk hukum-hukum dalam sebuah peradaban.

Kebanyakan tokoh-tokoh yang banyak menemukan temuan hebat tanpa bertauhid atau beriman maka akan hilang temuannya, maka dari itu kita belajar dari para tokoh peradaban-peradaban jazirah arab seperti Khalid bin Walid dari seorang muallaf. 

Sebagai ahli strategi dalam perang yang mendapat julukan Syaifullah (ahli perang Allah), Rasulullah SAW. 

Sebagai khotimul anbiya’ (penutup para nabi sebelumnya) dengan mukjizat yang luar biasa, yang dapat menyatukan umat dan merubah semua tatanan peradaban dunia dengan syariat Islam. 

Masa kecilnya baginda Rasulullah SAW yang telah melalui berbagai cobaan hidup yang dahsyat hingga diutus sebagai nabi pun lebih dahsyat cobaannya meski telah dijamin oleh Allah masuk surga dan sebagai kekasih Allah SWT. 

Dan ternyata kunci keberhasilan tokoh-tokoh jazirah arab yakni dengan bertauhid, beriman dan menjadikan dunia sebagai Panggung untuk pemerannya, Alqur'an sebagai naskahnya. 

Para nabi serta sahabat mendapat keberhasilaan dikarenakan dapat menjiwai naskahnya, karena dengan Alqur'an dapat membentuk iman akhlak serta amal-amal mereka yang baik serta dapat mencetak tokoh-tokoh hebat dibidangnya masing-masing. 

Sedangkan dizaman sekarang pemeran utama lebih memilih naskah hiburan sebagai alur cerita hidupnya. Sehingga dizaman sekarang banyak populer pemain-pemain figuran dibanding tokoh-tokoh utama yang memainkan naskah utama pada bidangnya masing-masing.

Cara Mencetak tokoh utama dalam sebuah peradaban sudah dijelaskan berdasarkan pepatah yang berbunyi:

Al Iman Qoblal Quran Iman Sebelum Alquran

Maknanya yakni sebelum membiasakan anak belajar Alqur'an maka anak diajarkan terlebih dahulu untuk bertauhid dan berakhlak karena dengan begitu anak akan menjadi pribadi hebat sesuai bidangnya.

Al Ilmu Qoblal Adab Ilmu Sebelum Adab

Maknanya hendaknya kita mendahulukaan belajar adab/akhlak sebelum ilmu sebagaimana imam Syafi'i belajar adab 20 tahun baru terjun dalam bertholabul'ilmi. Seperti adab murid terhadap guru maupun adab guru terhadap murid. Adab merupakan interaksi kita dengan adil sesuai situasi dan tempatnya.

Al Ilmu Qoblal Amal Ilmu Sebelum Amal

Maknanya ketahuilah dan pahami ilmu terlebih dahulu lalu amalkan ilmu tersebut. Karena peradaban dapat hilang karena sikap kita yang zalim dalam mengamalkan ilmu.

Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu- mengatakan:

"Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang setelah adanya ilmu." 

Bahkan dalam ayat Alquran dikatakan bahwa kita diminta mengilmui terlebih dahulu. "Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu." (QS. Muhammad: 19).

Sebuah perkataan dan perbuatan tanpa ilmu akan menjadi sia-sia. Dikhawatirkan akan menjadi taklid buta atau sekadar ikutan tanpa pengetahuan. Maka wajiblah berhati-hati menyampaikan ilmu tanpa mampu beramal dan beramal tanpa ilmu. 

Apalagi ilmu tanpa diiringi adab serta akhlakul karimah. Ilmu tanpa adab ibarat tanaman tanpa tempat yang subur untuk ditanami, dan amal tanpa ilmu ibarat buah tak tahu dari mana dipetiknya. 

Dan setiap umat sudah mempunyai masa peradaban dan tantangannya masing-masing seperti kisah nabi Luth dengan kaumnya Sodom dalam hal seks bebas antara sesama jenis (LGBT). (QS. Al-'Araf: 80). 

Nabi Nuh dengan kaumnya yang tetap kufur selam 950 tahun. Nabi Daud dengan kaumnya bani Israil yang ingkar terhadap janjinya. Semua kisah-kisah nabi bersama kaumnya telah Allah abadikan dalam Alqur'an untuk dijadikan peringatan serta perbaikan bagi kaum dan peradaban selanjutnya termasuk kita dan tantangan di zaman ini.

Mari kita cek keseharian kita hari ini kita lebih banyak berinteraksi dengan Alqur'an atau gadjet dalam 24 jam? Apakah kita telah menjiwai setiap gerakan salat? Ayok muhasabah diri dan perbaiki diri di tahun ini, sebelum tiba rasa penyesalan dan putus asa! Wahai jiwa pemuda-pemudi Indonesia sadarlah!                                  

Negara kita sedang rumit, mari kita berkontribusi dan bertindak dalam membuat visi dan misi baru demi terciptanya peradaban yang lebih baik.

Ingatlah bahwa, "zaman yang sulit akan menciptakan orang-orang yang hebat, begitu juga orang-orang hebat akan melahirkan orang-orang yang kuat. Dan orang-orang lemah akan menggunakan waktunya yang sulit dengan baik.

Editor: Adis Setiawan


Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال