Nabi Yusuf dan Zulaikha: Teladan Cinta Remaja Masa Kini



Oleh: Zakiyatun Najwa*

KULIAHALISLAM.COM - Cinta sangat identik dengan perasaan, kasih sayang, suka, dan sebagainya. Semua orang pastinya juga pernah merasakan cinta, mulai dari remaja hingga dewasa. Begitu juga dengan Zulaikha, sosok yang mencintai Nabi Yusuf sejak awal mereka dipertemukan. Kisah cinta para nabi memang memberikan kesan tersendiri yang bisa diteladani. Salah satu kisah cinta yang terkenal dan paling fenomenal ialah kisah cinta Nabi Yusuf dan Zulaikha.

Nabi Yusuf dikenal sebagai sosok laki-laki yang memiliki wajah yang amat rupawan. Parasnya begitu mempesona sehingga para perempuan di sekitarnya banyak yang terpikat. Pertemuan Nabi Yusuf dengan Zulaikha diawali ketika rombongan sekelompok musafir yang menemukan Nabi Yusuf di dalam sumur setelah dibuang oleh para saudaranya. Kemudian musafir tersebut menjualnya dengan harga murah, yaitu hanya beberapa dirham saja.

Beberapa waktu kemudian, Nabi Yusuf dibeli oleh seorang pembesar Mesir yang dikenal dengan nama Qithfir. Dalam sebagian kitab tafsir disebutkan bahwa Qithfir adalah suami dari Zulaikha sebelumnya. Singkat cerita, Nabi Yusuf dibawa ke rumah dan diberikan layanan terbaik oleh pembesar Mesir tersebut. Ia tumbuh dewasa dan ketampanannya semakin hari kian bertambah, membuat para wanita terkesima.

Tak terkecuali Zulaikha, seorang istri dari pembesar Mesir tersebut. Zulaikha pun menggoda Nabi Yusuf, akan tetapi Nabi Yusuf dapat menahan godaan Zulaikha atas kehendak Allah Swt. Allah menjaga Nabi Yusuf dari keburukan dan kekejian. Akhirnya Nabi Yusuf dipenjara disebabkan rumor yang beredar bahwa Nabi Yusuf lah yang telah menggoda Zulaikha, istri Sang pembesar Mesir.

Namun kebenaran tetaplah akan menjadi pemenangnya, dan Nabi Yusuf tidaklah bersalah. Akan tetapi penjara lebih disukai olehnya, sehingga dia hidup lebih lama di dalam penjara. Setelah sekian lama di dalam penjara, tibalah waktunya Nabi Yusuf dibebaskan. Ia menjabat sebagai pejabat negara, bahkan menjadi pengganti raja sebelumnya yang telah meninggal dunia.

Singkat cerita, Nabi Yusuf dan Zulaikha pun dipertemukan kembali. Keadaan yang kini dialami oleh Zulaikha membuatnya malu bertemu dengan Nabi Yusuf. Zulaikha tak lagi kaya dan cantik seperti dahulu. Matanya buta dan ia semakin tua. Zulaikha berkata: "Maha suci Allah yang telah mengubah seorang raja menjadi budak karena dosa yang pernah dibuatnya, dan mengubah budak menjadi raja karena ketaatannya".

Pertemuan itu membuat keduanya saling bercerita, sehingga sampai pada puncaknya, Nabi Yusuf bertanya kepada Zulaikha, " Apakah masih ada yang tersisa dari rasa sukamu pada diriku sedikit?". Zulaikha berkata, "Demi Allah Swt. memandang wajahmu sekali, lebih aku sukai daripada dunia dengan segala kenikmatannya". Nabi Yusuf menangis mendengar ungkapan Zulaikha.

Pada akhirnya, Nabi Yusuf dan Zulaikha menikah. Ia memohon kepada Allah Swt untuk mengembalikan semua yang pernah dimiliki oleh Zulaikha. Kemuliaannya, kecantikannya, kekayaannya, dan penglihatannya. Allah Swt mengabulkan permohonan Nabi Yusuf, sehingga semua yang pernah dimiliki oleh Zulaikha kembali kepada Zulaikha, termasuk kemudaannya. Demikianlah Allah memuliakan Nabi Yusuf karena telah menjaga dirinya dari apa yang telah diharamkan, yaitu berzina.

Kisah cinta Nabi Yusuf dan Zulaikha memberikan pelajaran penting bagi semua orang, bahwasannya jodoh tidak akan tertukar dan tak akan kemana. Sebab jika Allah Swt telah menakdirkan sepasang insan untuk berjodoh, maka Dia akan senantiasa memberikan jalan sebagaimana Nabi Yusuf dan Zulaikha yang dipertemukan kembali dalam sebuah ikatan yang halal.

Wanita memang lebih mengedepankan perasaanya daripada akal pikirannya. Namun jika cinta Allah telah membara di dalam hatinya, cinta laki-laki tidak ada bandingannya. Sebagaimana Zulaikha yang pada akhirnya Allah mendatangkan kembali Nabi Yusuf dalam ikatan yang sah setalah bertaubat dan hanya mengharapkan cinta dari Sang Pencipta.Bagitu juga dengan remaja masa kini, ingatlah bahwa berzina telah diharamkan oleh Allah Swt.

Jikalau kita memang ada rasa cinta kepada seseorang dan belum waktunya untuk diungkapkan, alangkah baiknya kita tetap mengingat bahwa rasa itu adalah anugrah Tuhan yang harus dijaga, tanpa merusaknya dengan berbuat hal-hal keji yang telah diharamkan. Tempatkanlah cinta itu di tempat yang tepat, dan jagalah dirimu secara terhormat. Sebab cinta yang tidak ditempatkan di tempat yang tepat, hanyalah kenikmatan sesaat.

*) Mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Sunan Ampel Surabaya






 

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال