Merenungi Makna Ikhlas dalam Al-Qur’an


Oleh: Amir Faruqi*

Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 114 surat, dan 6214 ayat yang tersebar luas di seluruh penjuru dunia. Diawali dengan surat Al Fatihah (sebagai ummul qur’an) kemudian diakhiri dengan surat An-Nas. Di dalamnya banyak pembelajaran dari umat terdahulu dan juga menjadi pedoman utama di kalangan umat Islam. 

Dalam kehidupan umat islam, selain menjadi pendoman, Al-Qur’an juga dijadikan penenang hati dengan cara membacanya dalam kehidupan sehari-hari. Karena membacanya dapat menenangkan hati.

Dari sekian banyaknya surat dalam al-qur’an, pasti tidak asing dengan surat al-ikhlas. Karena surat ini merupakan surat pendek yang kemungkinan sering dibaca ketika salat. Walaupun surat ini memiliki nama Al-Ikhlas, tapi tidak terdapat kata ikhlas atau membahas tentang ikhlas. 

Tidak seperti kebanyakan surat pada umumnya yang biasa menggunakan kata yang ada di dalamnya sebagai namanya. Seperti contohnya surat An-Nas, karena di dalamnya tertera kata an-nas (yaitu manuasia). Lalu apa makna ikhlas itu? Bagaimana konsep ikhlas tersebut?

Dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang pasti tidak asing dengan kata ikhlas. Kata ini biasanya terucap ketika mengalami duka ataupun musibah. 

Misalnya, seseorang baru saja diputuskan oleh pacarnya karena sebuah alasan, maka temannya akan berkata “ikhlaskan saja dia pergi, mungkin dia tidak cocok denganmu”. Menurut kamus besar bahasa indonesia, ikhlas adalah bersih hati dan tulus hati. Sedangkan dalam hubungan sosial dengan manusia adaalah menolong dengan sepenuh hati. 

Kata ikhlas dalam al-qur’an tertulis 31 kali dengan derivasinya. Diulang sebanyak dua kali pada kata akhlasa dengan subyek yang berbeda, kemudian sebanyak 20 kali pada kalimat mukhlis (dalam bentuk mutsanna dan jama’), satu kali pada kata khalasa, tujuh kali pada khalis/ khalisah, dan 1 kali pada astakhlistu. 

Dari banyaknya pengulang kata ikhlas dalam derivasinya mengungkapan bahwa ada banyak cara mengaplikasin sebuah keikhlasan dalam kasus yang berbeda-beda pula. Maka dari pengertian kamus besar bahasa indonesia itu mengkin salah satu dari cara mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Kemudian makna ikhlas dalam al-qur’an dapat dikategorikan, setidaknya menjadi lima macam. Yaitu sebagai berikut:

1. Bermakna al-isthifa’ (pilihan)

اِنَّآ اَخْلَصْنٰهُمْ بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِۚ

Artinya: 

“sesungguhnya kami telah menycikan mereka dengan akhlak yang tinggi, yaitu selalu mengingatkan kepada negeri akhirat” (Q.S. Shaad: 46)

Ibn al-jauzi berpendapat bahwa maksud dari ayat ini adalah allah memilih mereka kemudian menjadikan mereka sebagai golongan orang yang suci. 

2. Bermakna khulus min  as-syawaib (suci dari bermacam-macam kotoran)

وَاِنَّ لَكُمْ فِى الْاَنْعَامِ لَعِبْرَةً ۚ نُسْقِيْكُمْ مِّمَّا فِيْ بُطُوْنِهٖ مِنْۢ بَيْنِ فَرْثٍ وَّدَمٍ لَّبَنًا خَالِصًا سَاۤىِٕغًا لِّلشّٰرِبِيْنَ

Artinya:

“Dan sesungguhnya pada binatang itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberi kamu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa ) susu yang bersih diantara kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang yang meminumnya” (Q.S. an-nahl: 66).

Ayat menjelaskan bahwa susu dari hewan tersebut suci atau murni dari kotoran-kotoran dan begitu juga darah. Dan juga dapat dikonsumsi bagi orang-orang mengiinginkannya.

3. Bermakna al-istishas (kekhususan)

قُلْ اِنْ كَانَتْ لَكُمُ الدَّارُ الْاٰخِرَةُ عِنْدَ اللّٰهِ خَالِصَةً مِّنْ دُوْنِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Artinya: 

“katakanlah jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginkanlah kematian (mu), jika kamu benar.” (Q.S al-baqarah: 94).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia akan mendapatkan surga dan nikmat-nikmatnya setelah adanya kematian. Maika mintalah kematian jika kalian benar-benar menginginkannya.

4. Bermakna tauhid (mengesakan)

قُلْ اَمَرَ رَبِّيْ بِالْقِسْطِۗ وَاَقِيْمُوْا وُجُوْهَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّادْعُوْهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۗ كَمَا بَدَاَكُمْ تَعُوْدُوْنَۗ

Artinya: 

“katakanlah tuhanku menyuruh menjalankan keadilan, dan (katakanla) luruskanlah mukamu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-nya. Sebagaimana ia telah mencipitakan kamu pada permukaan (demikin pulalah kamu akan kembali kepada-nya).” (Q.S. al-a’raf: 29).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia diperintahkan untuk taat dalam mengesakan Allah dalam agama. Dalam bentuk ibadah, berdo’a,berdzikir dan lain-lain.

5. Bermakna at-tathir (penyucian)

اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ

Artinya: 

“kecuali hamba-hamba engkau yang ikhls diantara mereka.” (Q.S. al-hijr: 40).

Ayat tersebut menjelaskan makna ikhlas di dalamnya adalah orang-orang yang diberi kesucia oleh Allah dari segala dosa-dosa dan benar-benar menjadi orang yang suci.

*) Mahasiswa Aktif Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Editor: Adis Setiawan

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال