Mengenal Ragam Tanda Tajwid Pada Mushaf Nusantara


Oleh: Tholi' Ziyadatul Ilmiyah*

KULIAHALISLAM.COM - Seiring berkembangnya zaman dan melejitnya kecanggihan teknologi dalam berbagai bidang khususnya media cetak, teknologi banyak memberikan kontribusi terhadap perkembangan mushaf Alqur’an sendiri. 

Tidak jarang dapat kita lihat secara nyata bahwa cetakan mushaf kuno dengan masa kini banyak mengalami perkembangan, baik itu dalam dimensi estetika maupun kualitas cetakannya sendiri.

Salah satu perbedaan tampilan mushaf Alqur’an pada masa lalu dengan masa kini yaitu diantaranya mengenai keragaman tanda tajwid yang tercantum di dalamnya, sebagai salah satu ornamen yang membumbuhi keindahan cetakan mushaf yang ada.

Adapun tanda tajwid sendiri merupakan tambahan ornamen yang sengaja dilekatkan pada tiap ayat dengan maksud salah satunya untuk memudahkan pembaca dalam memahami, mempelajari, sekaligus mempraktikkan kaidah tajwid yang ada dalam bacaan secara spontan.

Mengenal Tanda Tajwid

Tajwid menurut Lajnah Pentashihan Mushaf Alqur’an (LPMQ) dimaknai dengan melafazkan huruf-huruf Alqur’an sesuai dengan tempat keluarnya (makhraj), sifat-sifatnya, dan ketentuan hukum bacaannya. 

Tanda tajwid sendiri mulai diciptakan pasca proses ditambahkannya dan penggunaan tanda baca pada mushaf Alquran, yang mana tanda baca tersebut berupa pemberian harakat (Naqth al-I’rab) serta titik (Naqth al-I’jam).

Adapun tanda tajwid yang terdapat pada mushaf Alqur’an Nusantara memiliki banyak macam bentuk yang sekaligus sebagai ciri khas tersendiri dari mushaf tersebut. Tentunya terdapat perbedaan antara gaya tanda tajwid pada mushaf kuno dengan mushaf masa kini.

Tanda tersebut seperti penambahan kode-kode, berupa kode angka Arab, angka latin, kode huruf Arab, bahkan ada juga dengan metode pewarnaan. Yang mana setiap kode yang disajikan dalam mushaf tersebut masing-masing memiliki maksud dan arti.

Tanda Tajwid pada Mushaf Kuno Nusantara

Mushaf kuno Nusantara diperkirakan mulai ada sejak abad ke-13 M dan masing-masing memiliki ciri khas tersendiri disetiap daerahnya. Adapun ciri khas yang ada tersebut diantaranya berupa kaligrafi dan iluminasi yang membumbuhi keindahan pada mushaf tersebut. 

Adapun tanda tajwid yang tersedia dalam mushaf kuno Nusantara dapat dilihat seperti contohnya dalam manuskrip Alqur’an Padang 11.

Tanda tajwid yang tertera dalam mushaf kuno biasanya menggunakan warna tinta yang berbeda dengan warna tinta untuk penulisan ayat Alqur’an itu sendiri. Seperti pada contoh manuskrip di atas, tanda tajwidnya menggunakan simbol huruf arab dengan tinta berwarna merah.

Simbol-simbol huruf yang digunakan diantaranya yaitu huruf nun (ن) untuk hukum bacaan tajwid izhar, huruf mim (م) untuk hukum bacaan tajwid iqlab, huruf ghain (غ) untuk hukum bacaan tajwid idgam bighunnah maupun idgam bilaghunnah, dan huruf kha (خ) untuk hukum bacaan tajwid ikhfa’.

Tanda Tajwid pada Mushaf Nusantara Masa Kini

Tidak jauh berbeda dengan mushaf kuno, cetakan mushaf Nusantara masa kini juga menggunakan simbol-simbol sebagai penanda terdapatnya bacaan tajwid pada ayat yang dimaksud. 

Namun simbol yang ada lebih beragam yakni berupa angka Arab maupun angka latin yang terletak di sisi atas ayat. Selain simbol-simbol tersebut ada juga yang menggunakan penanda warna.

Simbol penanda tajwid yang menggunakan sistem warna ternyata tidak sembarang dalam memilih warna. Warna yang digunakan harus sesuai dengan “Pedoman Tajwid Sistem Warna” yang telah disahkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alqur’an (LPMQ) Kementerian Agama RI. Yaitu enam warna; merah, magenta, biru, cyan, hijau, dan abu-abu.

Sedangkan model pewarnaannya ada tiga yaitu; model akademik yakni memberikan pewarnaan pada huruf dan harakat yang menimbulkan hukum bacaan tajwidnya, model fonetik yakni pewarnaannya pada huruf dan harakat yang mengandung hukum bacaan tajwid, dan model praktis yakni cara pewarnaan terdapat pada tanda baca kalimat yang mengandung bacaan tajwid.

Dari beberapa warna yang disetujui tersebut ternyata mewakili beberapa hukum bacaan tajwid, sebegai berikut:
  1. Warna merah digunakan dalam hukum bacaan tajwid Idgham bighunnah, idgham mutamathilain, idgham mutajanisain, dan idgham mutaqaribain.
  2. Warna magenta digunakan dalam hukum bacaan tajwid idgham bilaghunnah, idgham mimi, ghunnah, madd lazim.
  3. Warna cyan digunakan dalam hukum bacaan tajwid Iqlab. madd wajib muttasil.
  4. Warna hijau digunakan dalam hukum bacaan tajwid Ikhfa’, ikhfa’ syafawi, madd ja’iz munfasil dan madd silah tawilah.
  5. Warna biru digunakan dalam hukum bacaan tajwid Qalqalah.
  6. Warna abu-abu digunakan pada huruf yang tidak dilafalkan.
Tidak hanya beberapa simbol ragam tanda tajwid yang telah disebutkan di atas saja, namun masih banyak lagi ragam tanda tajwid yang ada pada mushaf Nusantara. 

Hal tersebut mampu memberikan kemudahan bagi seluruh kalangan untuk langsung mengetahui dan mempraktikkan hukum bacaan tajwid yang ada dalam ayat yang sedang dibaca.

Sumber Rujukan;

Syatri, Jonni. “Transformasi Panduan Tajwid Pada Mushaf Alqur’an.” SUHUF 13, no. 2 (December 30, 2020): 309–337.

LPMQ, Tim Penyusun. 2011. Pedoman Tajwid Sistem Warna. Lajnah Pentashihan Mushaf Alqur’an.

*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 

Editor: Adis Setiawan

Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال