Mengenal Ayat Alqur’an yang Terakhir Turun


Oleh: Aulia Amalia

Alqur’an adalah wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril secara berangsur-angsur. Alqur’an juga merupakan kitab suci penyempurna dari kitab-kitab terdahulu, kemukjizatan Alqur’an kekal hingga hari Kiamat. 

Sebagai seorang Muslim, alangkah baiknya kita mempelajari dan mencari tahu tentang sejarah Alqur’an. Salah satu yang akan saya bahas disini mengenai sejarah ayat Alqur’an yang terakhir turun.

Banyak orang mengira An-Nas sebagai surah terakhir dalam Alqur’an adalah yang terakhir diturunkan. Benarkah demikian? Setelah saya membaca berbagai kitab ‘Ulum Qur’an, saya rasa mengetahui sejarah diturunkannya ayat-ayat Alqur’an sangat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan Islam. 

Terdapat perselisihan pendapat tentang ayat yang pertama dan terakhir kali diturunkan. Seperti yang sudah kita ketahui;

“...اِقۡرَاۡ بِاسۡمِ رَبِّكَ” 

(QS. Al-Alaq: 1).

Adalah ayat yang pertama kali turun, hal ini didukung oleh sebagian besar riwayat sahih.

Adanya banyak perselisihan pendapat tentang ayat yang terakhir turun, menurut saya sangat menarik untuk diulas dan dipelajari. Yang pertama, riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari al-Bara’ bin ‘Azib, ayat yang terakhir turun adalah;

 “... يَسْتَفْتُونَكَ قُلِ اللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِي الْكَلَالَةِ” 

(QS. An-Nisa’: 176).

Disisi lain Imam Bukhari juga meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ayat yang terakhir turun adalah “ayatur riba’”, kemudian ditegaskan dengan riwayat Imam al-Baihaqi dari Umar bahwa yang disebut dengan “ayatur riba’” adalah ayat 

“... يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا” 

(QS. Al-Baqarah: 278). 

Pendapat ini didukung juga dengan riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Umar, Ibnu Mardawaih dari Abu Said Al-Khudri yang pernah mendengar Umar berkhutbah dihadapan banyak orang tentang “ayatur riba’” adalah yang terakhir turun.

Selanjutnya ada pendapat dari Imam an-Nasa’i dari ikrimah dari Ibnu Abbas, ayat yang terakhir turun adalah; 

“... وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ” 

(QS. Al-Baqarah: 281). 

Pendapat ini dikritik oleh Al-Farabi dalam tafsirnya, ayat dari QS. Al-Baqarah: 281 ini masih ada jarak waktu yang cukup panjang dengan wafatnya Rasulullah SAW yakni 81 hari.

Dalam kitab Al-Mustadrak, Ubai bin Ka’ab meriwayatkan bahwa ayat yang terakhir kali turun adalah 

“... فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ... لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ” 

(QS. At-Taubah: 128-129). 

Hal ini bermula pada saat pengkodifikasian Alqur’an di masa khalifah Abu Bakar mencapai ayat 127 surah Bara’ah, tim pengkodifikasi Alqur’an mengira bahwa itu adalah ayat yang terakhir turun, namun terbantahkan dengan kesaksian Ubai bin Ka’ab yang pernah mendengar Rasulullah SAW membaca dua ayat setelah ayat 127 surah Bara’ah, riwayat ini banyak yang mendukung.

Ada juga beberapa riwayat yang mengatakan 

“إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ” 

(An-Nasr: 1)

Adalah ayat yang terakhir turun, salah satunya riwayat Imam Muslim dari Ibnu Abbas, Imam As-Suyuthi dalam kitabnya Al-Ithqan Fi Ulum Qur’an setuju dengan riwayat ini. Di kitab al-Burhan fi ‘Ulumil Qur’an karya Imam Haramain mengatakan bahwa; 

“... قُل لَّآ أَجِدُ فِى مَآ أُوحِىَ إِلَىَّ مُحَرَّمًا ٓ” 

(Al-An’an: 145) 

Adalah ayat yang terakhir turun dan masih banyak lagi pendapat lainnya, namun saya kira beberapa pendapat yang sudah saya jabarkan disini sudah cukup.

Perlu kita tahu bahwa perbedaan riwayat tentang hal ini tidak ada yang disandarkan pada Nabi SAW (marfu’), tapi merupakan pendapat ijtihadi, sesuai dengan bacaan ayat Rasulullah SAW yang terakhir mereka dengar sebelum Rasulullah SAW wafat. Tentu dengan adanya perbedaan sering menciptakan keraguan didalam diri karna pada hakekat nya perbedaan selalu bertentangan.

Kita sering mendengar bahwa “perbedaan itu indah”, tapi pernahkah kita berpikir dimana letak keindahannya? Perbedaan pendapat dibahas di dalam hadis Nabi SAW yang berbunyi:

اِخْتِلَافُ أُمَّتِيْ رَحْمَة

Artinya: "Perbedaan (pendapat) umatku adalah rahmat."

Bukan berarti semua perbedaan adalah rahmat, sebagai seorang Muslim alangkah baiknya kita memilah dan memilih, agar tidak menelan pendapat yang berbeda secara mentah-mentah, namun juga menghargai setiap perbedaan yang ada.

Menurut Imam Abu Bakr Al-Baqilani dari sheikh Manna’ al-Qathan dan imam Badrudin al-Zarkasyi dalam kitab al-Burhan fi Ulum Qur’an menyatakan bahwa mengetahui ayat yang pertama dan terakhir kali turun bukan kewajiban agama. 

Dari sini kita pahami tidak ada tuntutan untuk mengetahui mana ayat yang pertama ataupun yang terakhir turun. Akan tetapi, mengetahui tentang sejarah turunnya ayat Alqur’an memberikan banyak sekali manfaat, salah satunya menambah ilmu pengetahuan dan semakin dekat dengan Alqur’an.

Perbedaan pendapat tentang ayat yang terakhir turun juga bisa dijadikan bukti keotentikan Alqur’an, menjadi kritik bagi orientalis yang meragukan Alqur’an murni kalam Allah SWT. 

Dari sini kita tahu bahwa semua kebenaran tentang sejarah diturunkannya Alqur’an tetap menjadi rahasia AllahSWT. Wallahu A’lam. Semoga Allah senantiasa merahmati dan melindungi kita semua. Amin.

*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Editor: Adis Setiawan


Redaksi

Redaksi Kuliah Al Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan Post 2

نموذج الاتصال